Skip to main content

Berikan Jatah Bermain anak kalian | Usia Bermain anak-anak



Berikan Jatah bermain untuk anak-anak. Anak merupakan (perpanjangan) amal sholih kita, betapa tidak? karena memang anak akan mengambil banyak (manfaat) dari kebaikan2 yang kita tularkan kepadanya. Di Usia-usia awal kehidupanya, anak-anak memiliki kemampuan untuk menancapkan sebuah pondasi (pengertian) tentang pesan-pesan kehidupan yang pernah kita berikan. 

Inilah yang menjadi (perpanjangan amal kita). 



شكا بعضهم ابنا له كان كثير اللعب إلى بعض الصالحين وأتى به معه إليه

فأخذ الصالح بيد الصبي 
وقال: انطلق... العب

فقال أبوه  :لماذا؟

 فقال: دعه ينفض ما معه من اللعب...! الآن 
ما زال أوانه
وإلا رجع يطلبه في غير أوانه

(الفوائد المختارة : 300 / تثبيت الفؤاد : 2\47)


Seorang ayah mengaduh kepada salah seorang ulama sholih mengenai anaknya yang terlalu banyak bermain. Dia bawa anaknya.

Orang sholih mengambil tangan anak dan bilang : 
"ayo sana bermainlah nak"

Ayah heran : "mengapa?"

Orang sholih : "biarkkan dia menghabiskan naluri "bermain"nya sekarang 
karena masih usianya bermain. 
Jika dilarang, nanti ia akan terus bermain meski sudah bukan usianya"



( Al Fawaaid Mukhtaroh: 300 )



من استعجل قبل أوانه، عوقب بحرمانه

Barangsiapa tergesa-gesa terhadap sesuatu
sebelum waktunya

MAKA....

ia dihukum dengan keharaman sesuatu tersebut."




معاجل المحظور قبل آنه * قد باء بالخسران مع حرمانه

mu'ajilul-mahzhuri qabla anihi
qad ba`a bil-khusrani ma' hirmanihi

Orang yang menyegerakan sesuatu yang masih terlarang sebelum waktunya, sungguh ia akan kembali dengan membawa kerugian dan keharaman (tidak akan memperolehnya)




ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺆﺫﻥ ﻟﻪ ﺑﻌﺪ اﻻﻧﺼﺮاﻑ ﻣﻦ اﻟﻜﺘﺎﺏ 
ﺃﻥ ﻳﻠﻌﺐ ﻟﻌﺒﺎ ﺟﻤﻴﻼ ﻳﺴﺘﺮﻳﺢ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺗﻌﺐ اﻟﻤﻜﺘﺐ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺘﻌﺐ ﻓﻲ اﻟﻠﻌﺐ 
ﻓﺈﻥ ﻣﻨﻊ اﻟﺼﺒﻲ ﻣﻦ اﻟﻠﻌﺐ ﻭﺇﺭﻫﺎﻗﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﺩاﺋﻤﺎ 
ﻳﻤﻴﺖ ﻗﻠﺒﻪ ﻭﻳﺒﻄﻞ ﺫﻛﺎءﻩ ﻭﻳﻨﻐﺺ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﻌﻴﺶ 
ﺣﺘﻰ ﻳﻄﻠﺐ اﻟﺤﻴﻠﺔ ﻓﻲ اﻟﺨﻼﺹ ﻣﻨﻪ ﺭﺃﺳﺎ
(الامام الغزالي، احياء علوم الدين: 3/91)


Imam Ghazali :
Sebaiknya izinkan anak bermain setelah mereka belajar. Berikan permainan yg bagus untuk menghilangkan tegangnya belajar di kelas, tetapi permainan yg tidak membuatnya lelah bermain juga.

Sungguh, melarang anak bermain, dan memaksa mereka untuk terus belajar, akan mematikan hatinya, merusak kecerdasannya, menyusahkan kehidupannya, sampai akhirnya ia akan terus berusaha mencari cara untuk lepas sama sekali dari belajar.

( Ihya 'Ulumuddin: 3/91)

Comments