Skip to main content

Blackout di KRI Nanggala 402 | Cerita Danseskoal Laksamana Muda Isnurwanto

 

Berikut ini adalah tulisan yang bersumber dari Video, yang beredar di Youtube. Kami mengabadikanya dengan membuat tulisan tangan. Sehingga selain bisa dinikmati lewat audio visual, juga bisa dinikmati juga dalam bentuk visual (tulisan). Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala 402 meninggalkan duka atas meninggalnya 53 penjaga samudera indonesia, yang telah mengabdikan hidupnya untuk menjaga keutuhan NKRI. Berikut kami sajikan, dari beberapa pendapat yang bener2 ahli dan praktisi dari kapal selam dari Angkatan Laut Indonesia. 

Disclaimer, tulisan ini tidak begitu lengkap, karena hanya sebatas yang kami dengar lewat video yang sudah beredar di Youtube. Kalau misal ada salah ketik, kami mohon maaf. Semoga bermanfaat untuk kalian semua. 



Wakasal Laksamana Madya Ahmad Heri Purwono
Pada kesempatan ini kita dengar bersama, dengan semakin maraknya pemberitaan tentang (kapal selam) dari rekan2 yang menyampaikan pendapat pribadinya. Berdasarkan ilmu pengetahuanya, sehingga menimbulkan banyak kerancuan, ataupun kami khawatir, terjadi kesimpang siuran di Masyarakat. Dan kami khawatir, hal ini akan mengarah pada kepentingan2 politik, ataupun kepentingan2 golongan, untuk itu pada siang ini, kami sengaja menampilkan para pejabat angkatan laut yang telah mengawak i kapal selam. 

Yang ingin saya tekankan bahwa, kegiatan kemarin itu, rangkaian penembakan torpedo adalah rangkaian kegiatan dari Angkatan laut, yang sudah terencana dalam sistem Pembinaan dan Operasi Angkatan Laut.
  

Pengalaman Danseskoal Laksda Insurwanto bersama Kapal Selam
Saya pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout. Saya coba menjelaskan, apakah sih? blackout itu? Ada beberapa macam penyebab, tapi yang pernah saya alami adalah itu jam 12 malam. Jam istirahat, saya dilantai tiga, maksudnya dilantai tiga itu, Karena tempat tidurnya itu tiga layer, saya berada di lantai tiga. Saya langsung lompat, saat itu posisinya adalah andai kata (ini depan) haluan dan ini (buritan). Maka saat blackout itu berarti tidak ada tegangan. Sama sekali tidak ada tegangan, semua mati. Dan hanya lampu emergency yang menyala di dalamnya. Posisinya adalah yang belakang (kapal) ini langsung turun. Jadi kurang lebih 45derajat, bisa lebih. (Bersamaan dengan itu) Kapal langsung turun ke bawah. Tidak sampai dengan 10 detik, itu sampai dengan 90meter. Sehingga bisa membayangkan, bapak2 ibu semua bisa membayangkan. Bagaimana posisi blackout saat itu. Padahal kita periskop death. 

Kemudian saat itu, maaf pada saat itu masih ada bahasa2 jerman. Sehingga komandan, memerintahkan semuanya berangkat ke depan. Karena 45 derajat (posisinya), maka kita merangkak. Dilorong itu kita merangkak. Ini mohon maaf saya masih merinding, karena saya pernah mengalaminya. Merangkak pegang pintu2 itu (yang bisa dipegang), sampai ke depan. Yang dilaksanakan oleh KKM (Kepala Kamar Mesin), adalah menghembuskan tangki pemberat pokok, dan tangki tegangan (tanki tahan tekan), sehingga kapalnya bergerak naik. Apa masalahnya? ada satu fuse (sekering) yang putus, padahal kita gak tahu fuse itu dimana. Tapi karena kecanggihan KKM kami pada saat itu, Sekarang Laksda Purnawiran Masruri, SH. Langsung bisa ketahuan, langsung bisa diperbaiki. Jadi seperti itu, kalau black out langsung masuk ke dalam.

Nah sekarang ini, kalau kita kena internal wave? maka itu adalah keadaan alam. Keadaan alam kalau sudah wuzz seperti ini, apa yang dapat kita laksanakan? (beliau mencontohkan, bagian depan turun 45 derajat.). Gak ada yang mampu melaksanakan keselamatan apa pun, gak bisa. Ingat.. dayanya adalah 2juta sampai 4juta kubik. Mampukah untuk melawan itu? Ingat posisi saat itu semua masih terjaga semua. Jam 3.30 semua masih dipos masing2. Karena kapalnya masih posisi menyelam untuk penembakan. Belum nembak kapalnya, jadi masih diposisinya masing2. Masih di pos torpedo, masih di PIT (Pos Internal Tempurnya), masih di pos kemudinya, di ruang mesin. Kalau sudah bergerak begini?(beliau mencontohkan bagian depan kapal selam turun ke bawah 45derajat). Bagaimana posisi anak2 ini? ngglundung semua pak. Untuk saat itu untuk menghembus tangki tahan tekan, sampai berapa kuat untuk menahan internal solitaire wave ini. Ingat, kalau 800 meter, itu berarti tidak sampai satu menit, kalau posisinya turun ke bawah. Kedalamanya untuk internal wave 180an meter. Kalau sudah masuk semuanya, gak ada tegangan tinggi, maka dia akan terus turun ke bawah. Kita gak mudah untuk melaksanakan itu, gak mudah. Mungkin yang gak merasakan dan turut merasakan bagaimana jatuhnya kapal. Bahkan kami latihan untuk kapal 209, di Korea, kami latihan sampai buritan diturunkan ke bawah, pun juga bagian depan diturunkan ke bawah. Kami tahu bagaimana untuk melatihkan itu, 


Asrena Kasal, Laksamana Muda Muhammad Ali
Pada saat kapal selam menyelam, mungkin yang berpengaruh adalah faktor arus bawah laut. Nah untuk faktor arus bawah laut ini, di beberapa tempat berbeda, tergantung kondisinya. Tapi biasanya, seorang awak kapal selam, sebelum beroperasi dia melihat, buku panduan, yang menyampaikan kondisi daerah tersebut seperti apa. Faktor Oceanografi maupun Hidrografi, faktor permukaan maupun bawah laut. 

Faktor alam ini juga ada yang dinamakan, internal solitary wave, ini juga berdasarkan beberapa pakar ahli oceanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat, yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal selam itu lebih cepat daripada umumnya/daripada biasanya. Nah ini yang harus diwaspadai. Biasanya kita mewaspadai itu, pakai pendorongan yang lebih daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih. Kita harus siap sewaktu2 menghembuskan tangki tahan tekan (tangki darurat) yang seperti tadi diceritakan oleh Danseskoal. Kita pengalaman KRI Nanggala juga pernah, KRI cakra juga pernah, kapal ini menjadi lebih berat dari seharusnya, jatuh, tapi ini kita bisa atasi dengan pendorongan, ataupun dengan menghembuskan tangki tahan tekan, dengan emergency blow istilahnya untuk keadaan darurat. Bisa juga kita menghembuskan, menghembuskan semua TPP, tangki pemberat pokok atau balance tank, yang ada di kapal, ini untuk membuat kapal ini menjadi ringan. Cara penangananya seperti itu. Dan ini dilatihkan, dilatihkan setiap saat kita berlayar, pasti dilatihkan peran2 kedaruratan. Bagaimana seorang perwira jaga itu bisa mengatasi kedaruratan, seperti
  • kapal jatuh
  • kemudi macet
  • kemudi darurat
  • ataupun terjadi kebakaran, 
  • ataupun terjadi kebocoran
Itu kita latihkan, rutin, itu selalu kita latihkan. Itu pengalaman2 kami, dan alhamdulillah selama ini tidak pernah sampai fatal. Kita selalu bisa mengatasi kedaruratan2 itu. Mungkin nanti akan ditambahkan oleh danseskoal. 

Kemudian evakuasi2 sudah dilaksanakan, Metode pengangkatan ini bermacam macam, bergantung dari kedalaman kapal. Ini juga sangat mempengaruhi faktor tingkat kesulitan dari pengangkatan kapal tersebut. Pengalaman dari negara lain seperti Rusia, mengangkat kurs, mungkin bisa dilihat di media sosial, itu juga minta bantuan dari luar. Selain asetnya sendiri, tapi juga dibantu dari luar. Itu negara sekelas Rusia yang sudah membuat kapal selam, mengoperasikan kapal selam. 

Mengangkatnya ada yang kemudian mengait kapal selam, ada yang kemudian menggunakan balon udara. Ada yang menggunakan selang, selang ini dihubungkan dengan Tangki Pemberat Pokok, kemudian baru dihembuskan udara kedalamnya, sehingga air itu terbuang. Tapi itu tergantung dari kapal di bawah laut, kalau sudah hancur, agak sulit untuk mengangkat. Mungkin mengangkatnya seperti kurs itu, dirusak sekalian, kemudian mengangkat sebagian besar. Nah rencana kita, ini masih kita diskusikan bagaimana caranya mengangkat, ini tidak dangkal, termasuk yang dalam. Lebih dalam yang terjadi pada kapal selam argentina. 


Comments