Kajian Gus Baha di Ponpes Fathul 'Ulum Kwagean. Untuk mempermudah bacaan, teks ini, kami bantu terjemahan dari bahasa jawa ke bahasa Indonesia. Tetep, kami sertakan teks transkrip aslinya dari video, dalam bahasa jawa, terjemah kami berikan pada teks berwarna merah. Semoga bermanfaat ya.. temen2..
Pembukaan Kajian Gus Baha
.
Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokatuh
Bismillahihrrohmanirrohim
تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا
اللهم صل و سلم على
سيدنا محمد
وعلى آله وصحبه و بارك و سالم
اجمعين
اما بعد
Engkang kulo hormati KH. Abdul Hanan wa ahli baiti. Sedanten konco2 santri peminat ilmu tafsir dan ilmu hadits yang kulo hormati. Yang saya hormati, KH. Abdul Hanan dan keluarga. Semua teman2 santri dan peminat ilmu tafsir dan ilmu hadits
Versi Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Menghindari Kata Tafsir
.
Berbicara tentang ilmu tafsir, ada
beberapa ulama yang MENGHINDARI kata tafsir. Karena makna tafsir itu memaknai
atau menduga yang dikehendaki Alloh. Tentu itu sulit. Satu karena kita gak bisa
berkomunikasi dengan Alloh, karena tidak ada wahyu lagi.
Sehingga dari kehati-hatian ini pernah suatu saat Abu Bakar ditanya,
ما معنى أبا في قوله تعالى
و فاكهة و أبا
maa ma'na
abban fi qoulihi
ta’ala
wa faakihatan wa abban
Surat 'Abasa: 31
وروي عن إبراهيم التيمي أن أبا بكر
سئل عن قوله
"وفاكهة وأبا"
فقال: أي سماء تظلني وأي أرض تقلني
إذا قلت في كتاب الله ما لا أعلم
(Tafsir Al Baghowi, Surat 'Abasa ayat: 31)
Saya tidak lagi pantas, hidup di atas bumi, di
bawah naungan langit, jika saya harus berpendapat tentang quran
نقول في القرآن
naqulu fil
quran
jika saya harus berpendapat tentang apa yang tidak saya ketahui. Itu kehati2an yang dilakukan oleh Sayyidina
Abu Bakr Ash Shiddiq.
Tapi ini berbanding paradoks, berbanding ekstrim, Ketika bahwa Quran itu diturunkan
- sebagai hudan, sebagai petunjuk,
- kedua sebagai bayanan sebagai penjelas.
هـذا بیان للناس
وهدى
وموعظة للمتقین
(Surat Ali 'Imron: 138)
Dan ini yang saya yakini. Kalau sebagai penjelas, Qur-an itu harus jelas sekali dan bisa menjelaskan. Dan qur-an menyifati dirinya
والكتـب المبین
wal kitabil mubin,
Surat Az Zukhruf: 2
Surat Ad Dukhon: 2
demi kitab yang memberi penjelasan. Sehingga dari sudut ini orang kafir pun mungkin memahami Qur-an. Dan menurut saya orang kafir pun bisa paham Qur-an.
الر تلك ءایـٰت ٱلكتـب ٱلمبین
(Surat Yusuf: 1)
تلك ءایـٰت ٱلكتـب ٱلمبین
(Surat Al Syu'aaro: 2)
(Surat Al Qoshosh: 2)
Versi Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Ilmu Tafsir
.
Kalau kasus A*** itu mlintir quran, gak mahami quran, faham nggih. Sempat goro2nya itu. Tapi bahwa quran itu bisa difahami orang
kafir itu iya.
Logikanya begini kata Imam Asy Syafi’i dalam kitab Ar risalah.
الرسالة للشافعي
Ketika Quran turun, pendengarnya itu tidak ada yang muslim, belum ada santri
kwagean, gak ada santri lirboyo, gak ada santri sarang. Pendengarnya itu non
muslim. Ketika Quran turun itu pendengarnya muslim atau non muslim? Non muslim.
Andaikan Quran itu turun gak difahami orang kafir,
lalu obyek nya siapa?
Sasaranya siapa?
Versi Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Tantangan Memahami Quran bagi para SANTRI
.
Oleh sebab itu akan aneh, ketika kita yang mondok misalnya
- ngaji itqon,
- ngaji alfiyah,
- ngaji ulumul quran,
- atau apa saja..
anda gak faham quran. Padahal orang kafir saja, bisa faham.
Nah ini
tantangan bagi kita, sing kafir ae bisa faham quran, masak sing santri gak
faham quran. Makanya begini, diantara periode makiyah ada quran yang disebut
Qul yaa Aiyuhal kaafirun.
Katakan Muhammad,
yaa aiyu hal kaafirun,
karena
mukhotobnya (lawan dialeknya) adalah orang2 kafir. Mereka faham, Ketika
dijelaskan quran faham. Dan Sebagian mereka menjadi mukmin karena faham. Itu
termasuk isi makalah yang saya utarakan disini.
Versi Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
وكان سبب نزول هذه السورة قال أبي بن كعب وجابر بن عبد الله وأبو العالية والشعبي وعكرمة رضي الله تعالى عنهم أجمعين، اجتمع كفار مكة وهم عامر بن الطفيل وزيد بن قيس وغيرهم حضروا وقالوا يا محمد صف لنا ربك أمن ذهب أو من فضة أو حديد أو نحاس فإن آلهتنا من هذه الأشياء، فقال النبي عليه الصلاة والسلام أنا رسول الله ان الله لايشبهه شيئا ولا أقول له شيئا من تلقاء نفسي فأنزل الله تعالى هذه السورة وقال قل هو الله أحد، الله الصمد، لم يلد ولم يولد، ولم يكن له كفوا أحد.
Yaa Muhammad shif lanaa robbak,
am min dzahabin, am min nukhasin, am min hajarin. Karena orang kafir jahiliyah
itu punya trend, yang namanya Tuhan itu fisik.
Mereka punya
- laata - لات
- 'uzza - عزى
- hubal - هبل
Sehingga kalau tuhan2 kita ini dari Batu, Muhammad. Katanya anda
punya Tuhan yang berbeda, lalu Tuhan anda ini dari emas atau dari perak??
فأنزل الله تعالى هذه السورة وقال
قل هو الله أحد، الله الصمد، لم يلد ولم يولد، ولم يكن له كفوا أحد
Turunlah ayat,
qul huwallohu ahad, allohush shomad….
Lagi2 mukhotobnya adalah
orang kafir. Makanya ini akhirnya jadi ilmu madzhab, ilmu tentang firqoh2 dalam
islam. Bahwa kesalahan terbesar orang khowarij, sebagaimana
dikutip Imam Bukhori,
nanti sampeyan cari di juz 4,
Pokoknya di babbu qitaalil khowarij, karena imam
bukhori punya adat diulang2.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Khowarij
.
Kata Ibnu
Umar yang dikutib Imam Bukhori,
إنهم انطلقوا إلى آيات نزلت في الكفار فجعلوها على المؤمنين
innahum intholaquu ayat nazalat fil kuffaar,
fa
ja’aluha alal mukminin
Orang2 khowarij, atau sekarang orang2 radikalism, itu
meneliti quran, Ketika ada kriteria manusia2 tertentu itu dianggap kenanya
orang islam, korbanya orang islam. Padahal ayat ini turun untuk orang kafir
atau kritikan pada orang kafir.
Lho ini cilaka betul, karena logikanya seperti
dikatakan Imam Asy Syafi’i. Ketika Quran ini turun, itu gak ada orang islam,
yang ada orang kafir. Sehingga mukhotobnya adalah orang kafir.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Mudah Mengkafirkan
.
Tapi ayat2 ini
dipakai khowarij untuk mengcounter (menyerang) orang islam. Sehingga mereka mudah
mengkafirkan kita, karena pakai ayat yang dari awal Alloh mengkafirkan orang
kafir. Sekarang ayat itu dipakai mengkafirkan orang nopo? Muslim. Itu saking
gebleknya orang nopo? Khowarij. Makanya
kata kitab fathul bari yang menyarahi bukhori itu, yang mendasari orang
khowarij seperti itu adalah
جهلهم بشريعة
jahluhum bis syari’ah.
Memang mereka bener2 bodoh,
bener2 goblok.
Misalnya kita, misalnya kita kyai, atau kita ma’arif, atau kita
santri atau kita orang sholeh. Kemudian kita gak bisa mengatakan apa yang kita
katakan, terus kita okelah kena kritik,
تأمرون ٱلناس بٱلبر
وتنسون أنفسكم
وأنتم تتلون ٱلكتـب
أفلا تعقلون
Surat Al Baqoroh: 44
atakmuruunan naasa bil birri
wa
tansauna anfusakum
wa antum tatluunal kitab
Terus kita katanya bisa ngomong
gak bisa melakukan, terus dikritik dengan ayat itu. Itu mestinya gak tepat,
karena ayat itu asbabun nuzulnya adalah orang2 yahudi, karena tahu sifat rosul
itu yang ada di taurot. Mereka menyuruh keluarganya masuk islam, tapi mereka
sendiri gak mau islam, kemudian turunlah ayat
تأمرون ٱلناس بٱلبر
وتنسون أنفسكم
وأنتم تتلون ٱلكتـب
أفلا تعقلون
Surat Al Baqoroh: 44
ata-muruunan naasa bil birri wa
tansauna anfusakum wa antum tatlunal kitab,
afalaa ta’qilun.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Perilaku dan Nasihat
.
Sekarang
perbandinganya begini, misalnya ada orang islam, taruh saja Zaid. Zaid itu
maling, konsisten dia malingnya sampai tua gitu. Terus menurut anda, -zaid yang
muslim ini-, zaid itu muslim tapi maling.
Kemudian zaid bilang ke anaknya,
cung
kowe ojo dadi maling,
dadio santri sing sholeh. Sing maling bapak thok ae.
Nak.. kamu jangan jadi maling ya, jadilah orang yang sholeh saja. Biar bapak saja yang (pernah) jadi maling.
Ini
menurut analisis ushul fekih, ngomongnya zaid itu BENER apa salah?
Benar kan?
Nasihatnya juga benar, ngomongnya juga benar. Kamu gak bisa ngritik zaid, kamu
bisa ngomong gak bisa melakukan, gak bisa.
فان الامر بالمعروف واجب
و القول بالمعروف واجب
و القول بالحق واجب
Fa innal amro bil ma’ruf wajib,
wal
qoula bil ma’ruf yo wajib,
wal qoula bil haqqi wajib.
Itu hal yang berbeda,
فان الامر بالمعروف واجب
fa
innal amro bil ma’ruf, wajibun,
memerintahkan barang baik itu baik.
وان القول بالحق
Wa innal
qoula bil haqqi
ya wajib, mengatakan yang haq itu juga wajib, kamu harus
menasihati anak secara benar. Kamu juga harus ngomong hukum secara benar. Lalu
Ketika zaid ngomong hukum secara benar. Cung ojo maling, maling iku doso. Cung
ojo nerusno profesine bapak, maling. Maling iku gak bener.
Dia berarti sudah
melakukan dua kebenaran, ngomongnya benar, nasihatnya benar. Dia salah,
perilakunya tetep maling. Lalu jangan karena dia maling, lalu sak omongane salah
juga, nanti salahnya malah tiga. Nah ini pentingnya ngaji sama ulama sama ahli
ushul fekih.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Berpikir Logis
.
Jadi gak bisa dicampur adukkan. Zaid gagal dalam perilaku, tapi
jangan gagal di nasihat. Nanti kalua dia gak nasihati, anaknya terus maling,
alasanya niru bapaknya. Karena bapaknya kalua nasihati, nanti disemprit sama
santri2, pak sampeyan gak oleh nasihati anak e ora usah maling, sampeyan dewe
maling.
Itu cara ushul fekih,
ما لا يدرك كله لا يترك كله
maa laa yudroku kulluh,
laa yutroku kulluh.
Bila tidak mampu (meraih) seluruhnya, jangan tinggalkan seluruhnya.
Bahasa populernya
الميسور لا يسقط بالمعسورِ
al maisuuru layasquthu
bil ma’suuri
Sesuatu yang mudah, tidak bisa digugurkan oleh sesuatu yang sulit. Dalam arti penjabaranya bisa juga seperti ini Bagian yang sanggup dikerjakan tetap wajib dilaksanakan, sementara bagian yang tidak dimampu dikerjakan tidak wajib dilaksanakan alias gugur kewajiban melaksanakannya.
Cuplikan Video bisa kalian saksikan disini ya temen2..
Kebenaran tetep sebagai kebenaran, meskipun kita....
.
Misalnya
kita sebagai kyai hanya bisa taqrib, hanya bisa jurumiyah. Arepe mundak fathul
mu’in cek abote. Mbulet, maknane mbulet. Kamu gak boleh ngomong gini.
Cung…sebagai muridku kudu nurut aku, lak gurumu goblok, tuk taqrib, kowe tuk
taqrib wae. Gak oleh nglangkahi guru, gak sopan. Gak Boleh, Tetep kita ngomong,
cung kowe ojo koyok aku, kowe kudu alim fathul mu’in alim fathul Wahab.
Sampeyan gak bisa protes, pak guru sendiri gak bisa… gak bisa (begitu).
Kebenaran tetep sebagai kebenaran meskipun kita gak kuat / gak bisa melakukan.
Lagi2 ayat itu sebetulnya gak untuk kita, untuk orang yahudi. Oleh sebab itu,
istidlal dengan quran itu memang resikonya tinggi, kalau tidak bagi mutabakhir.
Karena y aitu tadi, ini harus ada pengetahuan yang luas tetnagn asbabun nuzul,
tentang kriteria. Nah kalua terpaksa. Saya katakan terpaksa, kalua terpaksa
kita I’tibar, itu boleh tapi itu terpaksa. Bahwa Alloh megkritik orang yang gak
bisa ngomong, tapi gak bisa melakukan. Tapi secara ushul fekih, teori ini
runyam sekali, fatal.
Sampeyan lihat itu dikitab bajuri atau di kitab2 fekih
yang lain, Ketika shohibul burdah, atau shohibul bur’ah. Niku salah nama tapi
wes kadung popular, dadi sebetulnya imam bushiri itu shohibul bur’ah bukan
shohibul burdah. Tapi yowis kadung terkenal burdah yo kita ikut2 an burdah. Imam Bushiri
itu ngeluh, saya ini orang yang banyak kesalahan, diantaranya salah saya, saya
gak bisa ngomong, tetapi saya gak bisa melakukan. Yaitu saya ngomong supaya
orang bisa tahajjud tapi saya gak tahajjud. Saya ngomong orang supaya sholat
sunnat, saya gak sholat sunnat. Itu syarahnya itu kan yang menyarahi itu imam
bajuri, syarah burdah. Itu mengkritik begini.
Kalau anda ngendikan itu
fi
ma’rodhi dzammil nafsi,
dalam konteks anda mengkritik diri sendiri, oke. Tapi
omongan anda salah, karena secara ushul fekih fatal. Fatalnya begini, misalnya
saya gak pernah tahajjud, ya mungkin itu nyata, mungkin itu nyata. Apakah gak
boleh kemudian saya mengatakan
at tahajjudu sunnatun.
Apakah saya diwajibkan
diam, karena sya gak tahajjud terus, saya seorang kyai yang haram mengatakan
at
tahajjud sunnatun.
Saya harus tetep mengatakan kalau tahajjud itu sunnah, saya walaupun punya santri tetep saya bilang, cung tahajjud, tahajjud iku sunnat. Karena mengatakan kebaikan itu bagian dari kebaikan itu sendiri. Makanya kata imam bajuri,
fa kaifaa yakunul amru, madzmuman,
bagaimana mungkin sesuatu yang jelas baik, karena memerintahkan kebaikan, madzmuman, menjadi sesuatu yang tercela hanya karena yang mengatakan tidak melakukan.
fa innal fi'laa amrun
wal hukmu amrun akhor
Jangan anda tidak minum teh, karena diabet. Terus anda kalau ada tamu gak disuguhi teh, karena saya sendiri gak minum teh. Lagi2 orang kafir salah mengartikan, yang ayat itu obyek kritiknya orang kafir, kemudian karena quran lama sekali dibaca orang islam. Sampai orang itu lupa, kalau quran itu turun diantaranya adalah membenahi akidahnya orang kafir, sehingga korbanya orang islam. Itu mirip seperti cerita kita. Santri2 itu kalau punya musuh, itu baca hizb nashor.
Dulu, pengarang hizb nashor itu musuhnya orang fasik. Sehingga dihizb, santri ora nduwe musuh wong fasik, nduwene kancane dewe, akhire kancane yang kena hizb. Ini penting saya utarakan, lama sekali quran itu dibaca orang islam dan komunitasnya muslim, sehingga seakan2 semua kritikan quran itu pada orang nopo? islam. Padahal jelas, quran ada qul yaa aiyuhal kafirun. Jelas mukhotobnya orang kafir, terus ada lakum dinukum waliyadin.
Ini penting kulo aturaken, makanya kalau melihat itu, quran jelas bisa difahami orang kafir. Bahkan banyak orang kafir yang jadi muslim karena faham apa? faham maknanya quran. Itu jelas sekali, itu masyhur sekali dialeknya nabi dengan walid bin mughiroh, dengan utbah, banyak sekali termasuk dengan abu jahl, dengan abu lahab. Bahkan orang kafir quraisy itu menyewa, musailamah al kadzab, kalau disini kebanyakan baca musailamah atau musailimah? trendnya disini? pakai fathah ya??
Itu gak tahu saya yang masalah yang mana. Karena dalam ilmu riwayat itu, sekali salah baca itu kasus betul, kayak Said bin musayyab atau said bin musayyib. Itu kalau beliau sugeng, itu kalau dipanggil said bin musayyab itu marah besar. Karena maknane said al musayyab itu yang ditawan. Makanya beliau bilang sayyabatni, iraq, wa annal musayyib. Orang iraq mengatakan saya ini ditawan, sebetulnya saya yang menawan mereka. Tapi Al Masyhur itu dibaca? Said bin musayyab, padahal dia tidak mau dipanggil said bin musayyab, said bin musayyib.
Nama
Karena Nama ini penting, pentingnya begini, ini kalau kata Rosululloh kalau sedang guyon, kata Nabi. Mbok kamu sekali2 mikir, kenapa saya ini diberi nama Alloh, Muhammad. Ini hadits shohih, di Bukhori ada, di kitabil adab. Banyak lah teks ini, Alloh itu seneng mbingungno wong kafir, kata Rosululloh. Karena Abu Jahal, kalau manggil saya jadi bingung. Itu kalau orang arab kan tahu maknanya, maknanya orang yang terpuji. Sehingga Abu lahab kalau ngomong jadi paradoks, hai orang yang terpuji, kamu bohong. Kan jadi aneh..... Yaa muhammad, kadzabta Ya Muhammad kamu berbohong, kalau diterjemahkan Hai orang yang terpuji, kamu bohong. Itu akhirnya sahabat tertawa tawa. Karena cek pintere Pengeran milih nama Kamu Yaa Rosululloh. Makanya ini mbingungkan musuh. Makanya kalau kamu gak anak kyai, anak kamu namakan agus, pasti satu pondok manggil gus semua. Itu mbok yo sing gak seneng tetep manggil gus. Kan kalau gus putra kyai kan butuh nduwe bapak kyai. Bapak e wes kadung ora kyai, itu ada triknya. Anaknya, dinamain agus.
Nah itu Rosululloh itu sudah dipilih sedemikian rupa oleh Alloh. Perilakunya benar, sak namanya juga benar. Sehingga ketika abu jahal dan abu lahab tau, nama muhammad ini problem, karena ini madekh, madekh itu memuji. Sehingga mereka kalau mencari muhammad itu bilang. Ainal Madzmum? mana orang yang tercela? terus orang2 quraisy gak faham, kamu nyari siapa? akhirnya dia bilang,
ana aqtubu muhammadan, saya cari muhammad. Akhirnya bilang muhammad lagi. Nah itu, nah.. quran juga main di ranah nama, sehingga Abu Jahal itu kan namanya Abul Hakam. Orang islam dari awal memanggil? abu jahal. Karena kalau kita memanggil abal hakam, kita akan mengalami paradoks. Abal Hakam, wahai bapak dari semua kebijakan, kan kacau. Makanya dari sini orang tidak boleh salah apa? salah nama.
Tayamum
Ini penting saya utarakan, karena menganalisis al quran itu satu,
bi lisanin arobiyin mubin. Kata Imam Asy Syafi i, diantara aturan pokok memahami quran, adalah
maaliyan bil arobiyan, dia sangat2 menguasai bahasa arab. Itu masyhur di dalam dialek imam asy syafii. Sampeyan kalau ngaji taqrib atau fathul mu'in.
Syarat sahnya tayammun lil musaffir itu apa? tholabul maa. Mencari apa? air. Sampai di taqrib dicontohkan, kalau ditempat atas, nyari kebawah, kalau di bawah nyari? ke atas. Imam Asy Syafi'i ditanya, kaifa taqulu bi syarthi tholab, bagaimana anda berpendapat bahwa tholabul maa itu wajib, untuk menjadi sahnya tayamum. Terus Imam Asy Syafi'i qola, falam tajidu maa an, kamu pergi, kemudian kamu gak menemukan air.
Lam yuqoolu li man laa yathlub, lam yajid, wa innama yuqolu lam ya'rif, katanya. Orang yang gak mencari, itu gak bisa dikatakan gak menemukan. Kalau belum mencari, namanya gak tahu. Padahal quran bilang, kamu pergi, kemudian kamu gak menemukan air. Gak menemukan itu berarti harus mencari dulu, baru dikatakan lam yajid. Kalau gak pernah mencari namanya gak? tahu. Hanya gitu tok, itu jadi ilmu bahwa tholabul maa itu wajib, karena Alloh mengatakan, falam tajidu maa an. Orang dikatakan gak menemukan berarti, setelah mencari, kemudian kesimpulanya gak menemukan. Kalau belum mencari namanya apa? gak tahu. Nah dari sini Imam Asy Syafi'i istidlal, wajib tholabul maa. Ini namanya maliyan bil arobiyan. Dia nguasai bahasa arab.
Digiring
Begitu juga ulama2 sufi. Itu Abu Yazid Al Bustomi itu mengetahui ada muridnya membaca wa siqolladzi orang2 takwa itu digiring menuju surga. Itu dia nangis, ini guru saya gak bener ini, ada cerita surga, tapi dia malah nangis. Karena ayatnya itu digiring. Terus kata Abu Yazid, mereka itu kemana saja? masak ke Surga butuh digiring? ke surga itu nikmat ngapain butuh digiring? Saya gak mau, muridnya kan tambah kaget. Memangnya mau neraka? kan gitu fikiranya. Ternyata beliau njawabnya sederhana, saya pas itu sudah dekat dengan Alloh, sehingga gak perlu digiring. Saya sudah panitia kiamat, tidak perlu digiring. Gak ini penting, penting jadi satu aturan ilmu ulumul quran.
Saya itu di rumah itu istiqomah ngajar, qowaidul asasiyah nya Sayyid Muhamad. Yang dulu ditulis abahnya, zubdatul itqon oleh Sayyid Alawi. Kemudian zubdadul Itqon itu tentu dari kitab itqon. Terus Sayyid Alawi dulu, ngarang kitab faithul khobir, syarahnya faithul khobir sama sayyid mukhsin, dulu dari padang, tapi hidupnya di Mekah. Saya dulu talaqqi sama mbah moen. Itu ternyata ada ayatnya, innal muttaqina fi jannatin wa nahar.....
Hisab
Sekarang anda saya tanya, menurut anda semua orang kena hisab gak? ndak sampeyan jawab anda. Menurut anda ketika di mahsyar, semua orang kena hisab atau gak? Pasti kita menjawab iya, tapi kata Sayyid Muhammad, itu kliru. Gak kebayang orang seperti Nabi kena hisab. Pasti yang kena hisab itu orang2 yang gak jelas. Misalnya Nabi, jelas baiknya harusnya langsung gak kena hisab. Karena gak mungkin, seorang saksi kok diaudit, gak mungkin. Loh saksi itu di Pengadilan itu kan gak tersangka gak terdakwa, sehingga gak boleh diintervensi oleh hakim. Nah Rosululloh ketika kiamat, ketika fil mahsyar, jelas. Fakaifa idza jikna min kulli ummatin...... Rosululloh itu sudah dekat Alloh, ada Alloh, ada Rosululloh, ada Jibril. Kemudian Nabi mengidentifikasi, ditanya sama Alloh, bener mad? ini umatmu? ya.. ini umatmu? ya.. Kalau yang gak jelas Nabi lama njawabnya, makanya kamu jangan jadi orang gak jelas. Itu kalau sekali gak jelas, Nabi lama sekali.
Artinya begini, yang kena hisab itu meskipun kata Sayyid Muhammad, meskipun dzohirul quran itu menetapkan asbata umumal hisab, tapi dzohirnya quran yang sama juga menafikan hisab. Itu kan gak mungkin, gak kebayang kita, malaikat berani menghisab afdholul kholqi. Sampeyan bisa membayangkan malaikat mengaudit Rosululloh Saw. Ahabal kholqi, ilalloh.
Ben ciloko mencit, wong wes jejer Alloh kok arepe diaudit, wong sudah inda.
fakaifa idza jikna min kulli ummatin...
Lalu munkar nakir juga sama, sampeyan bisa mbayangkan munkar nakir tanya nabi muhammad. Tesnya susah, karena kalau Rosululloh langsung ditanya.
Wa man nabiyuka? itu kan bisa kiamat. Faham nggih. Makanya kata sayyid Muhammad, ini kan temen tanya, piye tho? Carane Alim tafsir, saya jawab, caranya
- satu hafal quran.
- hafal shohih muslim
- tiga semua orang sudah mati, tinggal kamu yang alim
Kalau sampeyan tanya saya, apa buktinya gus, kalau orang2 tertentu gak kena hisab. Buktinya tadi,
innalladzina qolu robbunallohu tsumastaqomu, tatanazzalu alaihimul malaikah. ...
Munkar nakir adalah malaikat pembawa ketakutan. Sementara para wali ini malaikat kena malaikat harus bilang
allaa takhofu, wa laa tahzanu. Padahal nabi tentu sayyidul awwalin. Para wali saja kena aturan, bahwa malaikat harus allaa takhofu.. wa laa tahzanu, wa absyiru. Kamu bisa mbyangkan munkar nakir bawa godo. Mukul orang sak walang2. Kemudian kamu mbayangkan syaikh abdul qodir ngalami itu, abul hasan asy syadzali ngalami itu. Aba yazid al bustomi? kalau mereka itu semua, ngapain kita jadikan mursid? kan sama nasibnya dengan kita.
Nah dzohirul quran, asbatal hisaba. Tapi dzohirul quran di ayat yang lain, lam yustbit al hisaba. Makanya tadi, umumul quran juga ditakhshish dengan yang muqoyyid, Mutlak ditakhshis dengan yang muqoyyad. Yang mujmal di takhsis sama yang mufashol. Sama orang kafir yang jelas, sampeyan bisa mbayangkan malaikat ngaudit fir'aun. Cek kurang penggaweane, wes jelas elek e ko di audit. Misale abu lahab di audit, wo malaikate ciloko mencit.
Berarti dia tidak pernyataan Tuhan
Tabbats yadaa abi lahabi watab... Malaikat ngaudit abu lahab, nggih Gusti kulo cek e, lek wonten apik e. Loh, iku ora tahu ngaji quran opo piye? wong ayate tabbats yadaa kok jek dicek? Nah yang ini masuk kategori, ulaikalladzina sak teruse, mereka yang kafir
bi ayati robbihim wa liqoihi, fa habithot a'maaluhum, falaa nuqiimu lahum yaumal qiyamati wazna.
Jadi ada orang2 kafir yang jelas, falaa nuqimu lahum, yaumal qiyamati wazna. Yang jelas kafirnya gak kena hisab, yang jelas Nabinya juga gak kena hisab. Tapi ilmu itu ikut mainstream, yang orang bilang kena hisab ya kita ikut2, yasudah gitu saja. Tapi kulo asline yo ora pati percoyo. Umume wong mati ditalqin, kita yo melok2 an ditalqin, kulo kadang gak kebayang, piye lak wali2 ditalqin.
Makanya di dunia wali itu ada kisah Robi'ah Al Adawiyah itu termasuk keramat beliau itu. Kalau Imam Sibawaihi ditanya man robbuka, ngapunten niku man maushul nopo istifham? Nah itu malaikatnya gak pernah hataman alfiyah kan? repot. Kalau Robi'ah Al Adawiyah itu malah lebih keramat lagi, beliau nangis sekeras2nya, nangis terisak2. Beliau itu tersiksa, ya Alloh, engkau itu dzat yang paling saya kenali, dan harusnya semua makhluk itu kenal engkau, tapi ini hamba Engkau itu tanya, engkau itu siapa? Ini orang aneh. Karena Alloh itu adzhar, adzharul dzowahir. Kalau sama Imam Sibawaihi disebut A'roful ma'arif. Dadi wong ora ruh Alloh i wis geblek tenan, jare Imam Sibawaihi. Imam Sibawaihi atas nama dia faham nahwu, beliau mengatakan diantara 6 isim ma'rifat itu paling ma'rifat dhomir, tapi meskipun begitu yang paling makrifat dari isim makrifat itu Alloh. Artinya satu nama yang orang itu harus kenal semua. Wong kok ora tahu ngaji fekih, amen ngaji nahwu wae, gak tahu dia carane sesuci, carane iddah, pokok e ngaji nahwu wae. Dia tanya, bimaa fa'ala robbuka. Lalu Alloh memperlakukan kamu gimana? ghofarolii.. Alloh mengampuni saya, karena saya mengatakan Allohu A'roful ma'arif.
Dalil Umum dan Khusus
Ini penting kulo aturaken, jadi kalau sampeyan tanya, carannya alim gmn? Kalau masih banyak orang hidup, syaratnya kamu harus hafal quran, hafal hadits, hafal sekian ulumul sekian hadits, hafal ulumul quran. Itu kalau masih banyak orang yang hidup. Kalau sudah.... tidak banyak, iso qulhu wes alim sendiri kan? gak ada sainganya. Makanya kata sayyid muhammad, kita meyakini Umumal hisab yo berdasar dzohiril quran, kita menafikan bahwa hisab hanya yakhtasu li qoumin duna qoumin juga berdasar dzohiril quran. Kita percaya semua mayit yo ditanya munkar nakir, yo berdsasar dzohiril ahadits. Kita tidak mengumumkan teks ini juga berdasar dzohiril ahadits. Karena malaikat munkar nakir juga malaikat, berarti beliau punya aturan, kalau ketemu para wali ya alaa takhofuu wa laa tahzanu.
Makanya kata Al Ghozali? kenapa muktazilah jadi segoblok itu? karena dia tertipu oleh teks2 umum, dia gak tahu mukhoshisnya. Padahal setiap ayat umum, itu pasti ada mukhosisnya. Misalnya begini ya, fiqh saja, kalau kamu maknani gini. Fiqh saja, contoh yang mudah familiar itu fiqh. Misalnya kita ngaji quran, wal mutholaqqotu yatarobbasnaa bi anfusinaa tsalaatsata quru'.
Orang yang dicerai, itu iddahnya 3 kali suci. Apakah aturan seperti ini,
hal hadzihil 'iddah, 'aamatun li kulli mutholaqqotin?
am li mutholaqotin makhsushoh.
Apakah ini mutholaqqoh ini iddahnya mesti tsalatsata quru' atau orang tertentu. Ya ndak, pokoknya dia mutholaqqoh pasti iddahnya tsalatsata quru'. Anda goblok, anda salah besar. Kalau misalnya yang dicerai orang hamil, iddahnya apa? Tsalatsata quru' apa wad'il hamli? Kita butuh ayat lain, wa ulatul ahmali ajalahunna wadho'na hamlahu. Sama seperti kita ngaji, walladzina yathowwafnaa minkum.. arba'ata asyhurin, Asal wanita ditinggal mati suaminya, maka iddahnya empat bulan sepuluh hari. Apakah semua demikian? gak. Apabila orang hamil, iddahnya bi wad'il hamli.
Artinya kalau anda tertipu umumatil quran, berarti anda sama dengan? menghukumi orang ditholaq, semua 'iddahnya tsalatsata quru'. Sama misalnya, orang sekarang ndalil2... wa man yatawallahum minkum, fa innakum minhum. Kalau berkawan orang kafir, maka dia menjadi kafir. Itu kan fatal, semua Nabi ya (berkawan) orang kafir. Karena dakwahnya memang sama orang kafir. Coba, sampeyan itu andaikan hafal quran, sama teori itu, itu mungkin menyedihkan. Coba istilahnya Al Quran, wadzkur akhoka. wa ilaa 'aadin akhohum huda. Wa ilaa tsamuda akho... terus... Semua umatnya yang kafir disebut, akho.. akho itu artinya apa? saudara. Mereka ya berkawan sama orang kafir. Makanya butuh analisis fiqh untuk maknani, wa man yatawallahum minkum, fa innakum minhum. Setelah dianalisis fiqh, ternyata semua Nabi diistilahkan, wa ilaa akhohum huda, wa ilaa.. akhohum syu'aiba. Akho itu artinya apa? saudara. Kalau sampeyan tanya, lalu logikanya gimana? Kata kitab2 kan, fa in kaana dza syarrin, fa jaanibhu... (kalau ada teman buruk, jauhi). Kalau ada teman baik, temani. Kalau cara ushul fiqh gampang, kancanan maling iku doso. Wong kok kancani maling? tapi lak ndakwahi maling? apik kan? Aku ra ngancani kok? ndakwahi, ndandani, selesai. Ngancani maling elek, lak ndakwahi maling? Demenan mbek rondo elek, lek ndidik? apik. Kan seperti itu.
Nah ini penting kulo aturaken, NU itu sejarahnya banyak wali2 yang jadzab, yang coro dzohir itu kancanan wong fasiq2. Orang syari'at bingung, ini wali kok berteman orang fasiq? Kalau kamu bahasakan teman ya masalah, kalau dibahasakan ini binaan? selesai kan? Sama Nabi itu (berkawan) dengan orang kafir itu bukan berkawan, tapi memang Nabi itu jadi Nabi, karena objeknya itu orang? kafir. Ya berlama2 dengan mereka, mu'asyaroh dengan mereka, bahkan Nabi diharuskan bersikap baik sama meraka. Itu yang dimaksud dengan ... lintalahum, walau..... Tapi orang2 itu sudah gak pakai ilmu, orang2 radikalisme itu gak pakai ushul fiqh. Pokoknya kalau ada ayat, terjemahanya gini, yasudah jadi mahdzab, akhirnya kecelakaan seperti ini. Pokoknya kalau ada ayat.. faqtulul musyrikiina... haitsu wajadtumuuhum.... Sudah hafalnya ayat itu saja. Dia gak mau ngafalkan qootilulladzina yuqootilunahum. Ada ayat lagi wa akhrijuhum, min haitsu akhrojukum. Sehingga Ulama membagi kafir itu ada harbi yang kita musuhi, ada dzimmi, ada mu'ahad, ada musta'man. Itu Ulama, karena tahu karena gak semua orang kafir itu harbi, gak semuanya dzimmi, gak semuanya mu'ahad, gak semuanya musta'man. Kalau harbi, oke.. kita perang, kalau dzimmi ya kita bina. Kalau mu'ahad ya sesuai perjanjian kita, kompensasinya apa? MOU nya kayak apa? tapi hafalnya mereka ayat satu. Nah celakanya yang kita ngaji di pondok2, yang katanya ingin alim tafsir, ya hafalnya satu ayat juga. Loh itu kan satu ayat, versus satu ayat. Wah itu ngeri...
Makanya kalau sampeyan tanya saya, katanya di acara ini, sampeyan tanya, gimana caranya jadi Ahli Tafsir, ya saya jawab, kudu hafal Al Quran, gafal hadits, terus hafal ulumul quran, ya misalnya nadzoman ya faidhul khobir lah, kalau kitab natsar, ya minimal itu setengah lanyah itqon. Kalau gak lanyah2 amat ya agak lanyah. Karena kitab tafsir itu gampang. Teorinya mudah sekali. Misalnya ibrotu bi umumil lafdzi laa bi khususil lafdzi, laa bi khususis sabab. Itu sama dengan kayak, kayak kaidah fiqh. Karena kaidah fiqh itu... saya pernah dipisuhi kyai, dipisuhi kyai itu, pas bahtsul masail, dulu saya masing sering mau bahtsul masail. Sakniki pun pensiun. Dulu itu saya sama Gus Ghofur (Putrane Mbah Moen) itu sering wakili Pondok Anwar Bahtsul Masail Fiqh. Tapi gak tahu ceritanya Gus Ghofur jadi Doktor Tafsir, saya juga kok tahu2 menekuni tafsir. Lama2 orang itu lupa status saya yang faqih. Ini eman, karena ini status penting juga. Tapi status fiqh itu kadang memang menyesatkan. Karena begini, itu dulu pernah ada bahtsul masail itu begini, ini kisah nyata ini.
Ada desainer baju putri, kemudian desainer itu menciptakan celana pendek, atau celana seperempat. Dengan desain ini pasti kalau dipakai, itu auratnya kelihatan. Bagaimana hukumnya desainer ini? apakah termasuk min maa syaro'a ass sayyiata. Karena terjadi kasyfil? aurot, apa gak? Rata2 kalau kyai yang khusyu' yang sepuh2, woh desainere doso. Rata2 gara2 tren desain pakain gini, orang perempuan mbuka aurot. Tapi kyai alim yang muda muda, entah saking mbelingnya entah saking pinternya gak tahu. Bilang gini? Pak Kyai, yang didesain apa? ya celana itu. Lalu celana itu fungsinya nutupi apa mbuka aurot? ya nutupi, loh kan lumayan urun nutupi. Kalau haram niku, ya dicopot, kan malah parah. Sampek bilang gini kyainya, wah asemane.... Makanya ini guyon, guyon ilmiah. Repotnya ngadepi orang Muda, mbok getingi iku ilmiyah, mbok senengi fasiq. Ketika kyai yang khusyu' tadi tak tanya, ketika desainer katok seperempat, faham nggih. Kowe ojo mbayangno celana dalam, terlalu vulgar itu. Ndak rok saja, yang rok mini, yang rok selutut. Sampeyan jangan ngeres... rok yang selutut. Rok yang selutut itu desainernya kena hukum haram gak? sampeyan jawab saja. Oh haram jare kyai2 sepuh, karena dengan desain itu misalnya lututnya kelihatan.
Tapi pertanyaanya kyai muda saya masih ingat betul, lalu fungsi pakaian itu apa? fungsi itu kan tetep nutupi sebagian aurot? Kalau anda haramkan, barang haram itu harus dihilangkan. Sampek kyai itu setelah acara manggil saya. Gus, kulo ngakoni njenengan alim, tapi iki podo repote. Nah repote itu, kan itu nanti ada perumusan, perumusan di redaksi, keputusan yang dijual itu yang masail fiqiyahnya dibukukan terus diputuskan. Kalau redaksinya halal, nanti orang pakai rok semua. Saya ya mbalik bantah, kalau redaksinya haram, orang gak pakai rok malah berat. Akhirnya itu apa? kebijakanya lucu. Buwak wae gus, buwak wae pertanyaan itu sak jawabane. Jadi, kita debat gak jadi... ini cerita, cerita ilmiyah, makanya sampeyan gak wajib anut saya. Saya ini terlalu ilmiyah, jadi ini gak baik, untuk.. kehidupan kesholehan gak baik. Tapi ini ilmu, tetep menurut fiqh, laa yudroku kulluh, laa yutroku kulluh. Jangan kalau gak bisa menutupi aurot semua, lalu jangan sama? sekali. Lho nggih kan? kaidahnya kan seperti itu. Misalnya anda punya tetangga, gak mau pakai jilbab, gak mau pakaian muslimah. Mesisan gak pakai... maa laa yudroku kulluh, laa yutroku kulluh.
Makanya ini harus hati2, nah bayangkan orang neliti quran itu, yutroku kulluh. Mestinya kalau anda neliti radikalisme, ayat yang terkait radikalisme itu diteliti semua. Ayat yang ada di Surat Taubat, yang disebut Suratus Saif, yang itu orang haram baca bismillah. Itu ada ayat, wa in ahadun minal musyrikiina...... Muhammad, kalau ada orang kafir yang mau belajar quran sama kamu, ya harus kamu ajari (hatta yasma'a kalamalloh). Setelah mereka mau belajar ya ablighu ma-manah, kamu harus menjamin keamananya. Itu di Surat Taubat, termasuk akhir Surat Taubat, tidak mungkin terjadi mansuh. Tapi orang2 ekstrimis, selalu pakai faqtulul musyrikiina... hafalane itu terus. Yang orang liberal ya hafalane laa ikroha fiddin. Sing orang2 ra tegas, ratahu nahi mungkar, wa maa arsalnaaka illa rohmatan lil alamin. Ngono terus, yang kelompok tukang nahi mungkar ya ayate amen Nahi Mungkar. Saya heran, mereka ada masalah dengan hafalan kayaknya, kenapa sih? hafalane pedot2, gitu. Kita yang hafal semua bingung jadinya, akhirnya kita sing pinter anut sing goblok kan?
Saya pernah debat dengan orang sala.... setelah saya mengutarakan sekian hadits, ada to pak baha' hadits itu? aduh.. harusnya kamu itu ngaji saya, gak debat, debat itu yang selevel, kalau gak selevel itu gak boleh. Loh itu kan ngeri.. makanya ini penting ya, kalau sampeyan tanya. Ingin jadi alim tafsir, ya harus hafal AL QURAN, semua. Kalau gak mungkin, ya anda nunggu semua orang mati, baru anda jadi ahli tafsir, karena gak ada musuhnya. Tapi saya pastikan, orang kafir pun bisa memahami Al Quran. ya itu tadi, hatta yasma'a kalamalloh. Sayyidina Umar itu masuk islam gara2 dengan adiknya baca, Thohaa.. maa anzalnaa alaikal qurana li tasyqo.. illa tadzkirotal liman yakhsyaa. Tanzilan min man kholaqol ardho was samaawatil 'ulaa. Arrohmaanu 'alal arsyis tawaa. Itu dia haru, maa huwa bi kalamil basyar. Gak mungkin seperti ini itu karangan manusia itu gak mungkin. Akhirnya dia islam. Banyak orang islam karena dia diperdengarkan Al Quran. Karena memang, note nya sudah unik, makna kualitasnya juga sudah unik. Semuanya itu indah. Sampek sekarang pun orang kafir itu orang yang paling tahu al quran. Makanya Alloh menyifati orang kafir itu...
وَدَّ كَثِیرࣱ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ لَوۡ یَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِیمَـٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدࣰا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَیَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ
فَٱعۡفُوا۟ وَٱصۡفَحُوا۟ حَتَّىٰ یَأۡتِیَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرࣱ
hasadan min 'indi anfusihim, min ba'di maa tabayyana lahumul haq.
Sekarang sampeyan saya tanya, orang yang tabayyana lahumul haqqu itu orang yang faham, apa orang yang gak faham? Orang kafir itu mengingkari quran, padahal min ba'di maa tabayyana lahumul haqqu. Setelah kebenaran itu nyata....bagi mereka. Nyata bagi mereka itu artinya orang kafir faham atau gak faham? faham. Cuma mereka punya penyakit hasadan min 'indi anfusihim. Mereka kalau (misalnya) ada ayat yang memberatkan, i-ti bi ghoiri hadza... au badlin, Muhammad harusnya jangan tema itu yang diangkat, mbok cari quran yang lain, yang gak tema itu. Mereka sampai memilih tema itu karena faham atau karena gak faham? karena faham. Makanya di makalah saya, saya pastikan, ngaji tafsir itu gampang. Karena orang kafir pun bisa, kalau kasus ahok itu? bukan faham itu, itu melintir. Beda faham sama melintir itu beda. Itu diterjemah kemenag itu jangan ngankat kawan orang kafir, bukan ngangkat pemimpin. Kalau ngangkat temen saja tidak boleh, apalagi ngangkat pemimpin. Fatal mana? orang berteman sama ngangkat? pemimpin. Sampeyan berteman maling itu jek apek, lek menowo, ngandani. Terus ngangkat, hei maling, kowe pimpinanku. Parah mana? parah mana? artinya sama saja, ketika diterjemah jangan ngangkat teman, sebetulnya ngangkat pemimpin lebih fatal. Itu kan mafhum aulawiyah itu, itu kan normal saja. Itu kan di quran biasa, misalnya...
إِنَّ ٱلَّذِینَ یَأۡكُلُونَ أَمۡوَ ٰلَ ٱلۡیَتَـٰمَىٰ ظُلۡمًا إِنَّمَا یَأۡكُلُونَ فِی بُطُونِهِمۡ نَارࣰاۖ وَسَیَصۡلَوۡنَ سَعِیرࣰا
Surat An Nisa 10
Orang yang makan hartanya anak yatim secara dzolim.
Terus kamu bilang, gus saya gak makan, sepeda motornya tak ghasab, tak jual. Yang diharamkan kan makan? wah... ya saraf kalau gitu. Maknanya gini, memakan hartanya anak yatim artinya ifsad, ifsad artinya merusak, bal afsad, bahkan lebih.. lebih apa? rusak. Jadi yakkuluuna disitu ba'dhu amtsilah (sebagian contoh) min wujuhil ifsad, atau min wujuhil ighlab. Jangan kok, ayatnya makan, oh yang haram makan, kalau nyuri gak papa. Pora yo syaraf. Itu kan sama kayak gini, ada santri dikasih tahu Kyai nya, cung.. kowe kambek bojomu ojo geman nabok i. Terus istrinya lapor, pak Kyai, sekarang tidak nabok i, tapi nyaduk i. Karena nabok i itu pakai tangan, pertama dilaporkan kyainya. Pak Kyai, suami saya itu sering memukuli saya, pakai tangan. Cung ojo geman nabok i bojomu. Nggih pak Kyai siap.. bar ngono tetep benjut, kulo sak niki disaduki. Mergo fikirane, sing haram nabok, lek nyaduk halal. Itu kan ngajak goblok bareng. Nah masalahnya di ushul fiqh kasusnya seperti itu. Makanya saya ini kadang ya maliki, ya maliki sekali. Kadang ya saya itu maliki sekali.
Misalnya begini, Ini yang kisah nyata, ada seorang 'arobi, datang ke Rosululloh. Tadi kan temen2 minta juga ilmu hadits ya.. ini satu paket saja. Ya itu tadi, kalau sampeyan kasil 'alim, atau ndak itu sudah tidak urusan saya. Nunggu orang mati banyak tadi. Kalau gak nunggu orang mati syaratnya tadi, hafal tadi.
Ya Rosululloh, aghlaq....
Walhasil Nabi tidak menyuruh qodho
Oke kita sepakat hadits itu shohih, dan diulang2 oleh ashahbus sunnah. Oke saya analisis maknanya. Kalau anda sekarang, rokok atau ngopi, tanpa udzur syar'i, anda wajib qodho atau kaffaroh.
Njimak bojo gak zina, berarti dengan makan sama. Sama2 amrun mubah. Makanya kata imam malik, had fi hurmatir romadhon bi ghoiri 'udzurin syar'iyin. Makanya kata Imam Malik, siapa pun yang makan ifthor apa pun fi nahari romadhon, bi ghoiri udzurin syar'iyin. Makanya katanya imam malik, bi ghoiri udzurin syari'iyin. Karena sama2 ighlaq ifsad, hurmata romadhon. Loh ini ilmiah, kamu gak harus cocok, tapi otak kamu harus percaya. Loh iya kan, beda kan. Saya secara nafsu gak cocok, cek berate. tapi ilmiyah saya setuju. Tapi kalau Kyai ngandani kan pakai babul amtsilah, kan gak mungkin semua contoh disebut. Cung, kowe nak mlaku2 ojo geman ndelok wong wedok, ndelok wong wedok marai (disenengi) setan. Mboten ndelok mbah, nyekel. Loh malah parah to.. Nah kembali lagi ke masalahnya Imam Asy Syafi'i. Bilisaanin 'arobiyin mubin. Ketika seorang kyai bilang, cung ojo geman ndelok cah wedok, adalah mengungkapkan al muharromat. Bukan mentaksis yang haram itu hanya melihat. Saya ulang lagi ya, ketika seorang kyai bilang, cung, ojo geman ndelok wong wedok sing haram. Itu semangatnya adalah keharaman, bukan mentakhsis yang dilarang hanya ndelok.
Itu di Quran normal semua, di semua lughot juga biasa. Itu kan sama seperti misalnya, seorang mbah ngasih uang cucunya. Cung tak kek i duwek satus ewu, "ki cung ngge tuku es". Lak gak tak ngge tuku es, gak oleh, ngongkone tuku es. Lha kepengen putumu mati kanyepen, ngge tuku es. Ya mulai dulu itu istilahnya kalau mbah memberi cucu itu, cung nggo tuku es, coro wong kuno. Maksude iku wes pokok e umume cah cilik umume es, disebut tuku es. Yasudah seperti itu. Sama seperti Quran ngendikan, ini memang saya latih yang feqih dulu, yang pokok2. Di antara yang gak boleh dinikahi adalah
وَأَن تَجۡمَعُوا۟ بَیۡنَ ٱلۡأُخۡتَیۡنِ
Surat An Nisa 23
Kamu tidak boleh menikahi Sri dan Zainab, kakak beradik. Sudah.. sepakat nggih. fi nikahin waahid, tidak boleh al jam'u bainal ukhtaini. Jadi Mbaknya kamu kawin, adiknya kamu kawin, fi nikahin? wahid. Tapi lak ngeduni boleh, tapi kan? dengan waktu yang berbeda. Quran hanya menyebut itu, kemudian Rosululloh jaman sugeng itu nambahi, walaa bainal mar-ati wa 'ammatihaa wa laa bainal mar-ati wa kholatihaa. Juga tidak boleh menikahi ponak an plus buleknya. Baik bulek dari bapak yaitu 'ammah, maupun bulek dari ibuk, disebut apa? kholah. Kemudian 'ulama fiqh merasa ada yang kurang, ditambahi lagi. Dua perempuan, yang seandainya lelaki itu haram nikah, berarti haram jam'u fi nikahin? wahid. Misalnya, cucu rabi mbahnya? boleh gak? gak (maksudnya se mahrom). Berarti kalau sampeyan ngumpulkan cucu dan mbahnya fi nikahin wahid juga gak? boleh. Tapi orang yang waras itu tidak menyalahkan Quran ketika gak lengkap.
وَأَن تَجۡمَعُوا۟ بَیۡنَ ٱلۡأُخۡتَیۡنِ
Surat An Nisa 23
ini gak lengkap, yang haram kan gak jam'u bainal ukhtain? Termasuk ngumpulkan cucu dengan Mbahnya, karena quran gak mau dengan logika gak waras itu gak mau. Taruh saja orang itu kan? mbahnya umur 70 tahun, cucunya umur 17 tahun. Kebayang gak? kamu nikahin mbahnya yang umur? 70 tahun. Sehingga andaikan boleh, kamu mesti milih? gak nikah. Makanya Quran hanya bahas wa antajma'u? bainal ukhtain. Karena yang masih mungkin menggugah selera itu dua? tapi kalau cucu sama Mbahnya, kalau ada yang masih selera itu kan? yo saraf. Tapi fiqih sebagai kaidah, tetep menerangkan termasuk yang dilarang jam'u adalah bainal mar-ati wa jaddatiha. Faham sing kulo maksud? artinya ketika menyebut itu tidak jaminan merangkum semua hukum. Tapi ba'dhil amtsilah (disebutkan contohnya).
KODE
العَاقِلُ يَكْفِيْ بِالإِشَارَةِ وَالجَاهِلُ لَا يَكْفِيْ بِأَلْفِ عِبَارَات
فان العاقل يكفي بعشارة البعض
Fa innal 'aaqila yaktafi bi 'isyarotil ba'di.
Orang kalau punya akal, diisyarohi sebagian sudah? cukup. Ini penting kulo aturaken, jadi ini penting. Lah bayangkan sekarang banyak gerakan2 ahli quran, katanya lho ini. Tapi tidak memahami ilmu ushul fiqh. Ning qur-ane ora ono yo wis. Ning quran, raono crito harame asu, lak ngono asu yo? halal. Ora ono ning qurane... sing ora ono iku utekem, ora qurane, kok aneh2 kowe. Itu kan sama, terus sampeyan misalnya tadi, jam songo terus tanpa 'udzurin syar'iyyin terus mangan mie, rokok an. Itu kan? melecehkan romadhon bi ghoiri 'udzurin? syar'iyin. Karena melecehkan Romadhon, kena sanksi separah itu. Jangan kamu bilang, tapi nabi hanya bilang masalah jimak fi nahari romadhon. Njimak istri itu hukumnya gak zina, hukumnya itu mubah, sama dengan makan. Ini coro madzhab maliki, tapi kita alhamdulillah madzhab syafi'i. Nah.. itu masalahe, berhubung itu menguntungkan? sami'naa wa atho'naa. Tapi saya sendiri dalam konteks ini, saya itu ya sangat2 syafi'iyah. Dalam banyak hal sangat2 syafi'iyah. Tapi ya dalam banyak hal, kadang2 saya ya maliki. Nah kenapa kok gitu gus? nah hikmahnya baca banyak. Karena yang syafi'i tok, bacanya ya hanya? syafi'i. Itu bukan fanatik, itu keterbatasan, itu beda. Itu namanya gak fanatik, itu namanya keterbatasan. Itu beda sekali, jadi kita harus ngaji yang banyak.
Ngaji Kitab Ar Risalah
Saya itu termasuk utang nggih, sama imam asy syafi'i itu banyak. Mbaca kitab Ar Risalah itu. Itu kadang yang satu ulama baca sampai 500 kali. Itu Imam Asy Syafi'i itu dalam kitab ar Risalah itu begini, ini termasuk 'ulumil quran yang paling penting. Muqoddimahnya begini, wan naasu sinfaani, min awwalil amri. Ketika Rosululloh datang membawa quran itu, manusia hanya ada dua. Al Kuffar sing dari jenis Ahli Kitab, dan Kuffar sing tidak jenis dari ahli kitab. Bahkan tidak ada orang islam zaman itu. Pertama Nabi jadi Nabi itu adakah pendengar yang muslim? kan gak ada? semuanya ahli? kitab. Makanya susah kalau quran kamu analisis korbanya umat islam itu lucu. Dulu itu mukhothobnya orang kafir, wong jelas Qul Yaa aiyuhal? kaafirun.
Yaa aiyuuhannaasu'budu robbakum... ya jelas orang kafir, karena orang islam tidak mungkin di khithobi u'budu robbakum. Makanya Imam Suyuthi kalau nafsiri itu ngeper.. u'budu robbakum ai wahhiduhu. Tapi kalau mukhothobnya orang islam? ai dawwimu 'alal ibadah/ dawwimu 'alat tho'at. Karena dia tahu, kalau mukhothobnya orang kafir, u'budu ya masih wahhidu. Kalau sudah islam kok di khithobi u'budu ai mudawwamah 'alal? ibadah. Itu saking 'alimnya Imam Suyuthi. Ini saya teruskan, kalau mukhothobnya itu orang kafir ahli kitab, itu kemungkinanya ya dua, cara mereaksi quran. Yaitu
لَمۡ یَكُنِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ مُنفَكِّینَ حَتَّىٰ تَأۡتِیَهُمُ ٱلۡبَیِّنَةُ
lam yakunilladzina kafaru min ahlil kitabi wal musyrikiina munfakkina hatta taktiya humul bayyinah. Jadi lam yakunilladzina kafaru. Kafaru itu jelas, kafaru itu umum. Kemudian di tafshil, kafaru itu ada yang min ahlil kitabi. Berarti kafaru yang jenis yahudi nasrani. Ada kafaru yang min ahlil kitabi wal musyrikin. Kafaru yang jenis? musyrikin yaitu kafir mekkah. Karena coro kaidah nahwu al athfu yaqtadhi taghoyyur. Kalau ada athof, pasti konteksnya beda. Ja-a zaidun wa amrun wa bakrun , jadi zaid ya gak amar, amar ya gak bakar. Pasti orang ini berbeda. Gak boleh orang yang sama kamu pakai athof. Ini sudah klir. Kemudian cara pandang mereka ya beda, ketika Rosululloh mengajak tauhid, itu ahli kitab gak masalah, memang harusnya Tuhan itu satu. Gak masalah bagi ahli kitab, problem bagi ahli kitab adalah Muhammad itu Nabi, itu kita yg gak suka. Kalau Tuhan satu, oke, tapi kalau Muhammad nabi, gak oke. Kita bisa jadi Nabi, kata mereka. Karena mereka merasa nasabnya sampai Nabi Ibrohim. Sementara zaman itu mereka sanksi, Muhammad iku nasabe ko ndi? gak jelas.. ini penting kulo aturaken.
Sehingga dalam konteks ini, Alloh menjawab Ahli kitab dulu. Yaitu disebut, Muhammad itu nasabnya jelas. Nggih niku, fihi ayatun bayyinatun maqomu Ibrohim. Ibrohim itu jelas pernah ke mekkah, buktinya? adalah jejak kaki Ibrohim, di makam nopo? makam teng mriki artine mboten kuburan, mboten. Jejak kaki Ibrohim ketika mbangun ka'bah. Kalau Ibrohim pernah di Mekkah, artinya beliau pernah nikah di Mekkah. Paling gak punya dzurriyah di Mekkah, nggih niku Isma'il dibawa ke Mekkah. Jelas ayate...
وَإِذۡ یَرۡفَعُ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَیۡتِ وَإِسۡمَـٰعِیلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡعَلِیمُ
Surat Al Baqoroh 127
Sebab itu saking 'alimnya barzanji, itu beliau tahu betul, masalah Rosululloh Muhammad adalah disanksikan nasabnya. Sebab itu, kitab barzanji pertama cerita, setelah dia memuji, alhamdulillah, dan macem2...
وبعد فأقول هو سيدنا محمد بن عبد الله بن عبد الطلب
Sakteruse..... karena dia tahu yang masalah bagi mereka yang kafir itu masalah nasabnya Nabi Muhammad. Terus beliau ngendikan ditutup dengan,
و عدنان بلا ريب عند ذوي العلوم النسبية إلى الذبيح إسماعيل نسبته و منتماه و منتهاه
Jelas, sayyid adnan itu pasti cucu2nya Nabi Isma'il. Karena Nabi Muhammad itu yang disoal Yahudi adalah kamu itu siapa? kok tahu2 Nabi, wong kamu orang arab. Orang arab itu gak pernah ada Nabi, yang Nabi itu normalnya orang Israel. Yaitu turunan Yahudi, yaitu Yahuda bin Ya'qub, bin Ishaq, bin Ibrohim. Akhire Alloh membuktikan,
فِیهِ ءَایَـٰتُۢ بَیِّنَـٰتࣱ مَّقَامُ إِبۡرَ ٰهِیمَۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنࣰاۗ
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَیۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَیۡهِ سَبِیلࣰاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Surat Ali Imron 97
Bukti kalau Ibrohim pernah di mekkah adalah jejak kakinya di? mekkah yaitu di dekat Ka'bah. Ini jawaban Alloh yang tentang Ahli Kitab. Karena sudah njlimet, ada ilmul ansab, ada ilmu nasab, ada polemik kitab Samawi. Kalau kafir mekkah ini goblok2, ketika Rosululloh pakai teori Tauhid, orang kafir mekkah saking gobloke bilang gini. Muhammad, kita ini urusanya banyak, utang kita banyak, kasus kita banyak. Kok Tuhanya satu itu gak cukup. Yaitu mereka mengatakan,
أَجَعَلَ ٱلۡـَٔالِهَةَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدًاۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَیۡءٌ عُجَابࣱ
Surat Shod 5
Bagaimana Tuhan kita satu? urusan kita banyak masalah kita banyak. Tuhan gak boleh satu, harus banyak.... Sejumlah urusan kita, ada Tuhan BPKB, Tuhan kredit, Tuhan Cash, Tuhan macem2.... sesuai sebanyak urusan kita. Mereka tanya...?
أَجَعَلَ ٱلۡـَٔالِهَةَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰحِدًا
Masak Tuhan satu?
إِنَّ هَـٰذَا لَشَیۡءٌ عُجَابࣱ
ini aneh...
Tapi Rosululloh dengan sabarnya... Kalau yang seperti ini, Alloh menjelaskanya beda yang pertama. Karena tadi, orang kafir itu bisa min ahlil kitab, bisa wal musyrikin.
لَمۡ یَكُنِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ مُنفَكِّینَ حَتَّىٰ تَأۡتِیَهُمُ ٱلۡبَیِّنَةُ
Surat Al Bayyinah ayat 1
Ada yang Ahli Kitab, ada yang Musyrikin. Semua ini tidak pernah mufakkiina hatta ta-tiya humul bayyinah. Mereka tidak pernah tercerabut dari fikiran mereka, dari Mainstream mereka, sampai ada bayyinah. Bayyinah itu kejelasan kebenaran, atau benar yang begitu jelas. Itu siapa?? Rosulun Minalloh yatlu shuhufan muthohharoh. Akhirnya Nabi sabar, saking sabarnya Nabi itu ngomong gini, ya di khalayak umum, mukhothobnya kafir semua. Hai saudara2 kami suku Quraisy, kita ini sebangsa. Orang kafir tanya, Muhammad ajaran kamu itu benar, karena kamu itu orang yang kami percaya. Tapi kali ini anda aneh, karena ngajak satu Tuhan. Itu tidak mungkin, urusan kita banyak, satu tuhan itu gak mungkin. Tuhan harus banyak, kita punya tiga aja kurang banyak. Kan punya Latta 'Uzza Hubbal. Rosululloh dengan sabarnya ngendikan begini, hai kaumku, kalau kamu jadi pembantu, jadi buruh, seneng mana punya majikan banyak sama majikan satu? Kalau majikanya banyak, itu perintahnya beda beda. Seleranya??? (beda-beda).
Semua harus kamu lakoni, karena kamu harus nurut. Woh ya repot mad.. kalau majikan banyak, woh ngrepoti mesti. Rosululloh itu tinggal nimpali, Tuhan kamu itu majikan kamu, kalau Tuhanya banyak perintahnya ya banyak. Seleranya beda2... kamu bingung gak? wah yo bingung mad. Yasudahlah mad, satu saja. Akhirnya mereka masuk islam. Nah itu disebut Nabi itu punya fathonah, punya kecerdasan artikulatif. Kalau menjelaskan, itu masuk akal. Nah itu sing disebut
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلࣰا رَّجُلࣰا فِیهِ شُرَكَاۤءُ مُتَشَـٰكِسُونَ وَرَجُلࣰا سَلَمࣰا لِّرَجُلٍ هَلۡ یَسۡتَوِیَانِ مَثَلًاۚ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ
Surat Az Zumar 29
Ini penting, Alloh membuat satu perumpamaan, bagaimana ada satu pembantu yang punya majikan banyak. Yang berbeda beda seleranya, berbeda beda perintahnya. Dengan kalau hanya dengan satu majikan. Apakah sama? mereka jawab gak sama. Enak punya satu majikan, begitulah tuhan kamu harusnya satu. Jadi artinya gini, kalau kamu ngaji ulumul quran, kamu harus tahu, ini khithob ke kafir, kafir yang mana? Ahli kitab? atau kafir yang? Musyrikin. Lha sekarang gak tahu lagi, pokok e kafir. Makane kulo lak debat ambek mereka itu dijak goblok. Makane sampeyan gak usah ketularan goblok e sing mpun nggih mpun. Goblok ora usah ditambahi, mpun katah. Nah niki ....
Kan Quranya jelas...
لَمۡ یَكُنِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ مُنفَكِّینَ حَتَّىٰ تَأۡتِیَهُمُ ٱلۡبَیِّنَةُ
Lam yakunilladzinakafaru itu masih ada min lil bayyaniyah, atau min li bayanil jinsi. Kafaru iku sopo? Siji min ahlil kitab, dua kafaru sing wal musyrikin. Dua2nya tidak pernah munfakkina hatta ta-tiyahum al bayyinah. Mereka tidak tercerabut dari fikiranya, sehingga ada bayyinah. Bayyinah itu siapa? Rosulun minallohi yatluu suhufan muthohharoh. Nah ketika Nabi menjelaskan asal usul nasabnya, bahwa sayyid adnaan itu ila isma'il, isma'il jelas putra Nabi Ibrahim. Mereka terus do baru iman, karena ada
فِیهِ ءَایَـٰتُۢ بَیِّنَـٰتࣱ مَّقَامُ إِبۡرَ ٰهِیمَۖ
Kisah Abu Nawas
Jadi saya kira demikian, nanti .... Dados saya pikir gitu nggih. Kalau misal ada tanya jawab, tanya jawab carane ngalim saja. Itu lebih realistis. Karena kalau sampeyan isykal misalnya saya isykal dengan ini ini.. kan malah membingungkan. Kalau kamu terkenal pinter, isykal ketok goblok e. Nak wes pinter kok isykal? jadi... saya niru ilmunya Abu Nawas, Abu Nawas itu gak bisa pidato. Suatu saat dipaksa pidato sama Kholifah,
Hai para hadirin, kamu pinter apa goblok? Lha mereka jawab. Pinter. Moh aku ngandani wong pinter. Wong wis pinter kok ijek dikandani? Akhirnya hadhirin itu karena seneng sama Abu Nawas, yasudah Abu Nawas, kalau gitu kita goblok. Aku moh omongan ambek wong goblok. Akhire terus wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh. Abu Nawas itu gak bisa pidato, tapi dia tahu saja caranya menyelesaikan masalah. Itu Abu Nawas, ya orangnya kacau, tapi cerdas. Makanya jadi guyonan.
Sesunggunya abu nawas itu figur yang nyata, tapi tidak senaif yang diceritakan orang2 di anekdot itu. Beliau itu orang sholeh, ketika era harun ar rosyid. Tapi ya tadi, karena banyak cerita macem. Makanya ini cerita anekdot. Jadi riwayatnya gak jelas, tapi lucunya jelas. Dia itu mangkel punya tetangga, professor ahli astronomi. Ndekne iku mek iso omong tok, abu nawas itu muk pinter iso molak malik omongan. ITu kan masyhur dia cerita... hari senin lihat Abu Nawas di Alun2 mau terbang. Orang lihat semua, yasudah di podium itu hanya gitu2 saja. Loh kok tidak terbang2..? Loh mau itu ya tidak, wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh. Yang bilang abu nawas terbang siapa? Abu Nawas mau terbang. Yang namanya mau itu ya? tidak.
Pernah dia itu lomba sama Harus Ar Rosyid, siapa paling banyak pengunjung Rumahnya? di Alun2. Harun Ar Rosyid bikin khimah, dia bikin khimah. Tentu cerita ini bohong, yakini ini bohong. Makanya ini anekdot, hanya guyonan. Harun Ar Rosyid karena dia itu raja, ada apel, ada makanan macem2. Ya tentu pengunjungnya banyak. Batas akhir itu penilaian jam 12 malam. Abu Nawas tenang, satu pun gak ada pengunjung, gak ada makanan. Pas jam 12 rumahnya dibakar, orang ke dia semua. Id menang...... karena jumlahnya? bahkan harun ar rasyid itu datang ke kemahnya dia. Karena lombanya kan? pengumpulan masa terbanyak, jam 12. Harun Ar Rosyid kan fikiranya, Santri suguhi jajan mesti teko. Fikiranya begitu, sedangkan abu nawas fikiranya berbeda. Hah.. jenenge ono kebakaran pasti datang. Wis dietung biaya khimah sama hadiyahnya banyak? hadiyahnya.
Yang ahli falak ini punya ilmu yang rasional. 1.06
Comments
Post a Comment