Skip to main content

Jangan Lupa Bahagia | Merasa Cukup | Gus Baha

 


Berikut ini beberapa catatan ringkas, dari cuplikan video2 pendek gus baha yang kami coba tuliskan teks nya di sini, semoga bermanfaat untuk kita semua, amin.

Kebutuhan Pokok
Akhirnya saya kemarin saya punya tamu dari orang2 yang pakar ekonomi, (ada pertanyaan) Apa betul Indonesia nanti ekonominya turun? iya gus, gini gini gini.... terus saya beri penjelasan. Mereka mengatakan ekonomi turun itu karena butuh yang tidak pokok. Andaikan orang hanya butuh yang pokok, yaitu makan dan minum yang pokok maka kita gak pernah miskin. Jadi miskin itu disebabkan karena kebutuhan kita banyak. Maka merasa miskin kalau gak tersampaikan. Makanya istighna itu bisy syai- tapi anisy syai-. Kalau dalam ilmu tasawwuf, latihlah istighna anisy syai- bukan bisy syai-. Kalau kamu merasa cukup dengan terpenuhinya kebutuan itu, maka kamu akan nyari2 barang itu. Tapi kalau kamu istighna anisy syai- emang kamu dari awal tidak butuh. Saya beri contoh begini, kalau kamu bisa makan sepiring hanya butuh 10 rb, dengan punya gedung tapi gak bisa makan. Kan gak mungkin gus, orang punya gedung tapi gak kuat beli makan? Kalau Alloh menghendaki bisa saja, misalnya stroke?? kamu terlalu didekte oleh ilmu ekonomi. 


Obyek
Kita sebagai manusia, tentu gak siap lah. Namanya mati itu kayak ngeri gitu. Tapi betapa gampangnya Islam memandu kita, melihat mati itu biasa. Karena ketika kita hidup, itu dilatih sama Alloh, bahwa kita ini obyek, gak ingin punya mata, tahu2 punya mata. Gak ingin punya telinga, ya tahu2 punya telinga. Gak ingin pesek, ya tahu2 pesek. Gak ingin jelek, ya tahu2 jelek. Ternyata semua kita ini, statusnya itu obyek, Obyek dari kekuasaan Alloh Swt. 

Atsarun min atsari qudrotillah

Nah kalau sama2 gitu, ketika kita mati itu bedanya apa? Kita ini menjadi janggal dengan kematian, karena kita ini berfikir sebagai subyek, Nah dengan cara berfikir laa haulaa wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya, kecuali milik Alloh), kita akan terbiasa dengan, zaman kita hidup ya diurus Alloh, maka setelah kita mati juga diurus Alloh. Zaman kita hidup ya obyek dari kekuasaan Alloh, setelah kita mati ya obyek dari kekuasaan Alloh. 

 

 

Comments