Skip to main content

Pengantar Ijtihad - Maqosid Asy Syar'iyah | Gus Baha

 

Assalamu'alaikum warohtullohi wa barokatuh

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Bismillahirrohmanirrohim
Nahmaduka ya ghofur, ya syakur
Allohumma sholli wa sallim ala sayyidina wa maulanaa Muhammadin
wa ala alihi wa shohbihi ajma'in

Amma Ba'du


بسم الله الرحمن الرحيم
نحمدك  يا غفور يا شكور
اللهم صل و سلم على سيدنا و مولنا 
محمد و على اله و صحبه 
اجمعين


اما بعد


Yang sangat saya hormati Professor Doktor Said Agil Al Munawar, selaku guru besar, dulu beliau adalah teman, temanya saya ketika ngajar S3 di Jogja. Walikota salatiga, juga wakilnya yang saya hormati, juga bapak ketua MUI bapak Ali Soidi, juga moderator bapak irfan hilmi yang saya hormati. Alhamdulillah, saya sesyukur2nya, karena saya menemukan ke sekian setelah guru saya KH. Maimoen Zubair, (juga) setelah Bapak saya KH Nursalim. 

Orang yang berstatus 

اية من ايات الله في الحفظ

ayatan min ayaatillahi fil hifdzi

Jadi termasuk kagum sekali dengan hafalanya pak said tadi. Tentang tahun kelahiran, nah itu syaratnya seorang professor. Jadi juga harus dikagumi, tapi memang seharusnya demikian

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 


Tapi saya yakin, tadi ketua MUI nya bisik2 kepada saya, kayaknya gak paham. Itu mungkin tawadhu, tawadhu itu sebetulnya faham tapi pura2 gak faham. Atau benar2 gak faham berarti jujur. Jadi baik semua. Kalau dia nyatanya gak faham berarti jujur, kalau faham berarti tawadhu, itulah islam. 


Islam itu agama yang 
.

kata Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallama

رسول الله صلى الله عليه وسلم


عجبا لامرِ المؤمنِ 

إن أمْره كله خير 

وليس ذاك لأَحد إلّا للمؤمن


إن أصابته سراء شكر، فكان خيرا له 

وإن أصابته ضراء، صبر فكان خيرا له


'ajaban li amril mukmin. inna amrohu kullahu khoirun

عجبا لامرِ المؤمنِ  إن أمْره كله خير 

Orang mukmin itu selalu menakjubkan, semua urusanya bagus. Ketika dapat nikmat, syukur ya bagus. Ketika dapat musibah sabar ya bagus. Jadi mungkin perasaanya para wali para ulama ketika melihat pandemi ini ya biasa. Mungkin ibadahnya baru ibadah sabar, diuji Alloh. Karena diantara sunatulloh adalah 

ولنبلونكم بشیء من ٱلخوف وٱلجوع 

ونقص من ٱلأمو ٰ⁠ل وٱلأنفس وٱلثمر ت 

وبشر ٱلصـبرین

Surat Al Baqoroh: 155

walanabluwannakum bi syai-in minal khoufi wal ju'i


Ujian rasa takut
.

  • Kita takut mati, 
  • takut miskin, 
  • semoga lama2 takut kaya. 

Karena orang setelah jadi wali, takutnya malah kaya. Karena nanti kalau kaya, uangnya banyak, hisabnya banyak, polahe yo akeh. Jadi takut itu tidak harus dari kaya menjadi miskin, kita2 yang jadi wali juga takut kaya, karena takut banyak hisab. Juga sebagian kita takut banyak istri, karena takut banyak yang marahin, macem2 lah, ya yang namanya takut itu macem2 (modelnya). 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 


Saya itu termasuk pengagum Prof. Said Agil, karena beberapa kali saya mengikuti pengajian beliau, baik ketika baca quran secara tartil, dan uraian ushul fiqh tadi. Tapi saya pastikan orang salatiga ini butuh taisir ya, butuh mempermudah dari penjelasan itu. Insyaalloh ini mulai pak ketua MUI saya bantu, nanti kalau gak khatam, kapan2 ngaji lagi, nanti mulai waroqot, rubu'ul ushul, sampai apa? yang gampang2 saja. Nanti tak ajari kitab yang gampang dan dia kuat beli, waroqot, rubu'ul ushul dan sebagainya. 

Apa yang dikatakan pak said tadi benar sekali bahwa, ilmu ushul fiqih itu pokok, tapi penjelasanya itu sebenarnya mudah. Kalau dalam sebuah kitab yang saya baca, istilahnya ada kata

فما فاتهم الا مجرد الاصطلاح

famaa fatahum illa mujarrodul isthilah.  

Sebetulnya aplikasi ushul fiqh itu sudah dilakukan oleh para shohabat, cuma mereka tidak perlu bikin istilah apa itu istihsan, apa itu maqosid, apa itu apa saja. Tapi mulai dulu, ada yang mengatakan itu hadits, ada yang mengatakan itu mauquf ala abdullah bin mas'ud. Mulai dulu perasaanya orang banyak adalah 


ما رآهم المسلمون حسنا فهو عند الله حسن
maa ro-ahum muslimuuna hasanan fahuwa 'indallohi hasanun

 ما رأى المسلمون حسنا فهو عند الله حسن ، وما رآه المسلمون سيئا فهو عند الله سيء

Sesuatu yang menurut konsensus orang banyak itu baik, maka itu hakikatnya menurut Alloh juga baik, kenapa demikian? karena kata pak sa'id tadi, ada diam yang penting, gak semua sesuatu syariat berkomentar. Tetapi ada 

و سكَت عَن أشياءَ 

رحمةً بكم غيرَ نسيانٍ 

فلا تَبحثوا عَنها

wa syakata 'an asy -yaa


ada didiamkan oleh syariat, tapi diam itu sendiri menjadi sumber hukum, karena memang dari awal min ghoiri nisyanin (bukan karena Alloh lupa), tapi rohmatan lakum, itu sebagai rohmat. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 



Fa Tafri'
.

Dan Alhamdulillah kesimpulan dari itu, kalau dalam bahasa nahwu disebut, 

و سكَت عَن أشياءَ 

رحمةً بكم غيرَ نسيانٍ 

فلا تَبحثوا عَنها


Fa Tafri'iyah

Fa Tafri’iyah (فاء التفريعية) maksudnya adalah jumlah sebelum fa menjadi ilat (sebab) bagi (pernyataan) setelah fa (ف). Bisa dimaknai dengan kata MAKA. 

Sebagian Ulama Nahwu tidak membedakan antara fa fasihah dan fa tafri’yah, diantaranya adalah Zamakhsyariy dalam kasyaf 1/71.

فلا تَبحثوا عَنها

fak tafre', falaa tabhatsuu anha,
ada yang kalimat falaa tasaluu anha, 

Berhubung itu didiamkan ya kamu jangan membahas. Jadi kalau kita gak mbahas, bukan karena kita BODOH ndak (ndak demikian). Tapi karena memang gak boleh mbahas. Jadi yang pinter ya barokah memberi penjelasan, yang meneng (DIAM) ya barokah. (karena) banyak hal memang gak boleh dibicarakan. Jadi saya gak tahu, afdhol saya atau afdhol yang diam ini karena memang sebagian masalah itu memang gak boleh dibicarakan. Tapi saya pastikan ilmu ushul fiqh itu hanya implementasi, atau ekspresi atau apalah tatbiqi, dari perasaan adz dzauqus salim, dari perasaan yang salim. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 



Ilmu Balaghoh
.

Saya mengkaji banyak ilmu balaghoh, karena memang tadi, syaratnya mufassir itu mengkaji balaghoh. Pernah ada seorang khotib, ketika itu menyitir ayat, 


فورب السماء والأرض إنه لحق مثل ما أنكم تنطقون

 Surat Adz Dzariyat: 23




Sumpah
Demi Tuhanya langit dan bumi bahwa apa yang dikatakan quran itu, nyata2nya pasti benar.  Si baduwi ini, gak ngerti ushul fiqh, apalagi istilah2nya, gak ngerti. Itu langsung tanya sama khotib, pak khotib

Khothib isim fa'il dari khothoba yakhthubu



man dzalladzi aghdhobal 
JALIIL, hatta alja-uuhu ilal yamiin

من ذا الذي اغضب الحليل 

حتى الجئوه الى اليمين


من  الذي أغضب الجليل حتى حلف ؟
 ألميصدقوه حتى ألجئوه إلى اليمين

kutipan ini bisa kalian lihat juga, di tafsir Al Qur-an Jami'ul Ahkam
karya Imam Al Qurthubi

Siapa yang bikin Alloh murka, sehingga Alloh dipaksa untuk sumpah? Perasaan keseharian kita, ketika kita ditagih orang, sesuk tak bayar. Orang itu masih gak percaya, Tenaneee... orang itu pasti sumpah wallohi, Demi Alloh besuk pasti saya bayar. Dimana2 yang namanya sumpah itu pasti ada jengkelnya. Sehingga dalam balaghoh terus dibikin urutan, jika lawan bicara kita sudah percaya, maka kalam gak perlu dikasih taukid, gak perlu diberi kata sesungguhnya, tapi kalau sudah ada indikasi dia gak percaya maka perlu dikasih taukid, bila perlu dikasih sumpah. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 


Jadi dimana2 sumpah itu ada nada jengkelnya, ada nada marahnya. Kita sampai bersumpah itu karena melihat lawan bicara kita gak percaya atau kurang percaya. Disini orang badui menangkap, meskipun dia gak tahu kaidah itu. Gak tahu kaidah yang di ilmu balaghoh, ada satu kata itu untuk apa dia gak tahu, tapi dia kerasa, kok Alloh sampai sumpah itu pasti Alloh tersinggung. Dan ternyata betul, hampir semua ayat yang Alloh sumpah itu pasti terusanya terus nadanya, nada marah, nada menegur secara keras. 


Makanya ketika ada ayat sumpah, si bedui tadi tanya pada pak khotib, 

من الذي أغضب الجليل حتى حلف ؟
 ألميصدقوه حتى ألجئوه إلى اليمين

Pak khotib siapa yang bikin Alloh marah, sehingga Alloh harus terpaksa sumpah. Baik itu nahwu shorof, maupun apa saja itu itu sebetulnya implementasi dari adhous salim, dari rasa yang benar. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan di sini, temen2. 


Makna Pemberian
.

Saya punya sekian contoh, ada wali yang jadi wali itu ya gak ngerti istilah benar, karena wali gak boleh terlalu pinter, nanti jadi akademisi. Tidak terlalu pinter istilahnya, dia pinter betul tapi gak tahu istilahnya. 

Nah si wali tadi itu mengadu ke Alloh, 

Yaa Alloh, Engkau ini dzat yang eksistensi Engkau gak butuh kami. 

Alloh adalah Al Qoyyum, Dzat yang gak butuh kita. 

Alloh itu Al Ghoniyyun 'anil 'aalamiin yang eksistensinya gak butuh kita. 

Andaikan Alloh gak bikin Langit dan Bumi, tetep Dia adalah TUHAN. Andaikan pun Alloh gak bikin kita (manusia), tetep Dia adalah TUHAN. TAPI dibalik ketidak-butuhan Engkau kepada kami, Engkau tetep memberi rizki kami. Itu aneh sekali, memberi rizki dalam keadaan tidak butuh. Coba kalau kamu ketemu orang di Jakarta yang sama sekali gak butuh kamu. Gak kenal kamu, juga gak butuh kamu, ke depan pun gak butuh kamu. Tetapi kamud dikasih uang, itu Luar biasa sekali. 

Kalau kita dikasih si BOS, mungkin (si Bos) butuh pekerjaan kita. Kalau kita dikasih siapa saja, mungkin paling gak orang itu butuh SURGA. Tapi ini Alloh gak butuh apa2, tapi Dia tetap ngasih kita. Sehingga si Wali tadi KAGUM. Yaa Alloh, Engkau ini Dzat yang luar biasa. Itu namanya Adz Dzauqus Saliim (perasaan yang benar). 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan di sini, temen2. 


Alloh ngistilahkan siapa yang mau menolong Alloh, padahal Alloh Dzat yang gak butuh? pertolongan. Disini pentingnya 

  • ngaji ushul fiqh, 
  • ngaji ulumul lughot, 
  • ngaji isti'malul arob, 

tanpa itu kita akan salah. Makanya saya setuju dengan peringatan pak Said, akan bahaya sekali kalau kita menafsirkan quran, padahal kita tidak maliyan bil arobiyan, tidak kaya tidak mutabakhid fil arobiyan. Mesti kita sampai putus asa, kalau kita alim betul pasti sampai inna lillahi wa inna ilaihi roji'un tadi. 

Tapi kita semua boleh berperasaan alim, bukan karena apa2, karena sebagian ulama mengatakan adz dzohir, kebenaran agama ini itu adzharu min syamsyi dzohiro, lebih jelas dari matahari di siang hari. Sehingga siapapun dia dengan segala keterbatasan, itu akan mudah sekali memahami agama ini. Ini barokahnya Alloh bersifat Adz Dzohir. Sehingga dengan sifat adz dzohir, orang bodoh pun bisa memahami Alloh, karena Alloh punya sifat Adz Dzohir, meskipun tidak akan ya'rifuna haqiqotahu, karena Alloh juga bersifat al bathin, sehingga Alloh tidak tersentuh sampai ke hakikat. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan di sini, temen2. 


Tapi yang perlu dicatat, agama ini adz dzohir, makanya agama ini disifati li yudzhirohu alad dini kullih

 لا نحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك

Sehingga ketika kita diperintahkan Alloh sujud, kita berlogika itu gampang. Kenapa harus sopan sama Alloh? wong sama majikan kita, yang ngasih makan beberapa hari saja harus sopan, apalagi sama Alloh. Andaikan kita diberi kontrakan gratis, diberi makan gratis satu bulan saja, terimakasih kita gak selesai2, apalagi dikasih oleh Alloh selama2 nya. Maka pujian yang benar adalah

Kita muji Engkau ya Alloh, tidak ada habisnya, tidak bisa terhitung pujian kita kepada Alloh, karena apa? Alloh memberi kita tanpa batas. Nah aturan2 anjuran agama agar kita muji Alloh tanpa batas ini aturan yang andaikan itu tidak diatasnamakan agama, kita pun akan mengatakan itu aturan yang benar. Maka li syiddati dzuhuri hadzad din, sampai ada pepatah, 

من حكماء العرب- في دعوته لقومه إلى الإسلام

إن الذي يدعو إليه محمد لو لم يكن دينًا لكان في خلق الناس حسنًا

أبو الفضل الميداني، مجمع الأمثال، القاهرة: مطبعة السنة المحمدية

1955م 2/368


لو لم يكن ما جاء به محمد دينا

لكان في عقل الناس حسنا

lau lam yakun maa jaa-a bihi Muhammadun dinan

lakaana fi aqlin naasi hasanan

Kalau saja yang agama ini tidak diatas namakan agama, aturan yang dibawakan Rosulillah Saw, pasti lakaana fi aqlinnaasi hasanan, pasti menurut akal manusia ini juga bagus. 

Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 



Tentang Masa 'Iddah
.

Seperti contoh di fekih, misalnya iddah, gak kebayang andaikan dalam cerai itu gak ada iddah, misalnya malam masih hubungan intim, pagi bentrok, terus malam cerai. Loh itu kalau langsung dinikahi orang lain, kita nanti bingung, ini anaknya siapa? ini produk lama atau produk baru. Apalagi anak kecil itu wajahnya gak jelas, mirip siapa? kalau di DNA kan ribet. Tapi barokahnya ada iddah, ada kepastian baroatur rohmihaa, sampai perempuan bener2 terbebas rahimnya dari sperma zauj awal baru boleh nikah. Jadi iddah ini penting, kita sebagai ahli fekih, setidaknya akan mengatakan li baroatir rohmi. Tapi kita ini tidak ahli fekih saja, tapi juga punya ubudiyah, punya kehambaan, kepada Alloh. 

Sehingga di dalam kitab2 fekih masih disisakan karena dikarang oleh orang2 yang yakhsyanalloha, orang yang sangat takut Alloh, disisakan aulit ta'abbud. Oke iddah ada batasanya, yaitu misalnya

4 bulan 10 hari
3 kali masa quru


Cuplikan Video, bisa kalian saksikan disini, temen2. 

Tapi mesti ditambahi aulit ta'abbud, karena kalau ndak akan liar, kalau fekihnya li baroatir rohmi, ya pasti kita lihat, ada orang diceraikan suaminya, padahal sudah lama gak kumpul, karena suaminya di Amerika misalnya. Atau diteliti pakai USG atau pakai apa, terbukti gak ada mani gak ada sperma. Kalau alasanya li baroatir rohmi ini terbukti rahimnya kosong, berarti boleh kawin. Gak boleh seperti itu. Sehingga fekih selalu mengatakan iddah syuro'at li baroatir rohmiha wa lit ta'abbud. Nah kenapa penting lit ta'abbud, bagaimanapun kita ini hamba Alloh. Maka setiap kali ngaji itu saya selalu bilang, inti dari ibadah itu adalah nderekno kersane Alloh Swt. sambil kita kalau terpaksa itu pura2 alim. Pura2 tahu lah alasanya. Tapi ini hanya tahu tidak sebagai madarul 'illah, atau madarul hukmi, atau masalikul 'illah. Karena sekali ini menjadi madarul 'illah, terbukti baroatur rohmi nya gak perlu iddah? itu gak ada ulama mengatakan demikian. 

Harus ada lit ta'abbud, tanpa lit ta'abbud kita gak tahu loyalitas kita terhadap ketentuan Alloh Swt. Misalnya begini, saya minta tolong pak ketua MUI, pak ketua MUI saya berikan beras untuk makan hari ini, kalau ndak saya bisa mati. Itu 'illatul hukmi yang ekstrim, sehingga pak ketua MUI bisa dengan mudah memberikan beras, karena ini sembako, makanan pokok. Kalau ndak saya bisa mati. Suatu saat, tak suruh yang gak penting, gak penting2 banget, bahkan agak keliru. Pak ketua MUI saya tolong diberikan rokok. Terus dia ahli medis, ahli kesehatan, woh ini perintah gak bener, maka gak saya laksanakan. Misalnya saya suruh mindah gelas, yang gak penting. Coba gelas saya suruh dari kanan, pindah ke agak kiri. Pentingnya apa? urgensinya apa? terus gak nurut. 


Nah meskipun yang saya gak nurut dalam hal sepele, tapi saya akan memvonis orang itu gak loyal. Nah disini pentingnya au lit ta'abbud. Meskipun sudah jelas baroatur rohmi, kita tetep nderekno Alloh ada iddah, wes pokok e nderekno kersane Alloh Swt. 

Kalau perempuan mutholaqoh, atau mutaffwan anhaa zaujihaa harus ngalami iddah. Sehingga ini pentingnya, apa yang dikatakan pak said tadi, diantara syarat al ushuli adalah min man yattaqillah, min man yakhsyalloha asyadda. Wes pokoknya yang asysyadda taqwa, yang asy syadda. Gak boleh orang cerdas saja di ushul fekih, harus orang taqwa. Karena dengan taqwa ini ada rasa ubudiyah. Kayak tadi kalau saya punya santri yang nurut, mbok tak kongkon nyuwun sewu beli kayak rokok pun beli. Meskipun saya gak mensyari'atkan rokok, karena butuhe nurut. 


Maka saya berkali kali cerita, dulu guru2 kita sampai Imam Asy Syafi'i itu, dulu diajarin Imam Malik, diajarin guru2nya, kalau kamu punya budak, kalau kamu punya 'abd kalau dulu.

اقلع هذه الصحراء فان تحتها ذهبا

iqla hadzihish Shokhro, fa inna tahtahaa dzahaban. 

Suatu saat iqla hadzihish shokhro, jadi yang agak rasional diberi tahu 

iqla hadzihish shokhro

li maa dza ya sayyidi? fa inna tahtahaa dzahaban

di bawahnya ada emas. 


Dia berkeyakinan membongkar batu besar itu, karena di bawahnya ada emas. Pertanyaanya, loyalitasnya dia melakukan perintah itu, karena logika ada emas atau karena perintah? Kalau karena ada emas, bahaya betul, suatu saat diperintahkan iqla hadzihish shokro, memangnya ada apa? ya ndak ada apa2nya. Lah ngapain dibongkar? padahal majikanya sedang nguji loyalitas, bukan sedang mencari emas. Nah disini selalu kita butuh, dibalik alasan 'illatul hukmi, selalu ada ubudiyah, dan itu yang dikatakan pak said tadi, diantara sekian syarat mujtahid adalah harus taqwa. Nah barokahnya taqwa ini bisa improvisasi terus, selain cerdas ya, taqwa tok gak cerdas ya ruwet. 


Makanya dulu, semua nabi mesti bersyarat, selain shiddiq, amanah, juga harus fathonah. Kalau fathonah tidak shiddiq, woh ngakali orang terus, tapi kalau amanah tok, tidak fathonah diakali wong terus, ini kan ribet, makanya saya seneng uraian pak Said tadi, tapi saya mohon doa beliau, karena beliau adalah al iqrotut tohiroh, dan beliau orang alim, saya hanya mewakili sebagai orang quran. Saya dapat barokahnya quran memang, 


wa laqod yassarnal qurana lidz dzikri fahal min mudakkir. 


Jadi saya ingin agama ini mudah, ya mudah aplikasinya, mudah prakteknya, mudah pemahamanya. Sehingga meskipun mereka gak ngerti ilmu ushul fiqih, yang itu gelar Doktoral tadi, dan penghormatan bagi orang salatiga, karena diterangkan ilmu yang njlimet gitu, itu kalau gak untuk gelar doktor gak mungkin. Jadi bagus itu, jadi artinya ada penghormatan bagi kita yang mendengar. Karena tadi, itu ilmu papan atas, saya aja sudah kiayi agak bingung, apalagi yang gak kyai? cuma do gaya tok, pura2 paham. 


Tapi saya pastikan, semua ilmu itu mudah, karena tadi Alloh sudah janji 

فإن العقول مضطرة إلى قبيل الحق

fa innal uqul, mudhthorothun ila qobulil haq. 

Kata Imam Asy Syafi'i, akal itu akan dipaksa untuk menerima kebenaran. Sehingga mengawal kebenaran itu gak perlu serius2 banget, 


yassiru walaa tu'asysyiru, 

karena 

fa innal aqla mudhthorotun ila qobulil haq, 

karena akal ini pasti dipaksa menerima kebenaran. Jadi misalnya agama ini berkonsep, supaya ada iddah, orang pasti tahu, kenapa butuh iddah? karena nanti kalau ada bayi, itu bayinya siapa? produknya siapa? tanpa iddah ditakutkan ada ikhtilatul ansab, anak ini anaknya siapa? gak jelas. 


Loh itu kalau seandainya gak diatas namakan agama, orang akan tahu, loh ini aturanya memang harus demikian. Sebab itu agama ini, sebagianya disebut Alloh, fithrotallohillati fathoronnasa 'alaihaa. Agama ini agama apa? agama ini menurut logika manusia pasti benar, orang normal itu maksud saya orang normal. Haramnya khomer juga demikian, kenapa khomer haram? ya karena khomarol aqla, karena mencederai akal, padahal menjaga akal termasuk wajib. Nah yang dikatakan khomer apa? nah dulu asyrul inab, dulu itu ya inab yang diperas. Lama2 kenapa haram? lha ini 'illatul hukmi, ya karena yukhomirul aqla, karena merusak akal. Artinya fa kullo maa khoro muaral aqla yang merusak akal ya namanya khomr, atau sama2 muskir, atau sama2 haram. Nah disitu ada masalikul 'illat. 



Qiyas
Nah kemudian ulama berdebat, apa qiyas itu penting? ada yang mengatakan penting gak penting, yang jelas nanti hasilnya sama. Ada yang ulama ngendikan, gak perlu dikatakan qiyas, cukup dikatakan min ithlaqil ba'di wa irodatil kul. Jadi kalau Alloh mengatakan falaa takun lahumaa uffin, bilang hus saja haram, apalagi yang di atas huss. Atau al murrod bin nahyi 'an qouli uffin, adalah at tadhojjur atau al idza'. Yang dikehendaki Alloh tentang haramnya mengatakan huss pada orang tua adalah al idza'. Maka apalagi nabok i, apalagi nyaduk i, apalagi membiarkan orang tua miskin utang2 tonggo. Yo itu agak haram juga itu. Nah itu kan, lagi2 dzau, mungkin orang dulu gak ngistilahkan min ithlaqil ba'di wa irodati kul. Atau mengatakan itu masalikul 'illah, atau masalikul hukmi adalah al idza' sehingga menyakiti orang tua apa saja adalah haram. Itu kan sudah dibahasakan oleh ulama, karena mau gak mau ulama butuh istilah untuk mempakemkan suatu teori ada istilah, ada terminologi. Tapi tanpa itu pun agama ini bisa difahami, nah itu yang disebut wa laqod yassarnal qurana lidz dzikri fahal min muddakkir. Sehingga dulu, saya ini termasuk pengagum cerita2 orang badui, orang2 badui itu yang jauh dari pemahaman. Tapi sering kali kalau mereka itu bikin natijah, bikin kesimpulan itu sering benar. 

Misalnya nabi ngendikan yadhhaku robbuna, Alloh itu pernah senyum, melihat ini, ini. Melihat orang sering jama'ah, Si arobi tadi, mungkin gak pati hafal, Alloh senyum pada siapa saja, itu gak pati hafal dia. Cuma dia langsung bertanya, a wa yadhhaku robbu ya rosulalloh. Apa Tuhan itu pernah senyum? iya.. Jawabnya arobi tadi lucu, lan na'dima min robbin yadhhaku khoiron. Wah kalau Tuhan pernah senyum, biasanya orang senyum itu gak mau menyiksa katanya. Akan baik2 saja. Dan itu dibenarkan oleh Rosululloh. Beberapa kali orang badui punya kesimpulan, Nabi ngendikan man syarrohu aiyandzuro ila ahlil jannah, fa yandzuru ila hadza, kalau kamu ingin melihat penduduk sorga yang masih hidup ya lihat ini. Karena apa? ya agama ini mudah, lagi2 agama ini mudah. Sehingga orang yang gak cerdas2 banget, itu bisa paham, meskipun gak bisa ngistilahkan, akhirnya apa yang terjadi? famaa yatakallamu ahadun, fil islam, illa dakholahu. Orang diskusi islam, akhirnya masuk, karena diuji secara ilmiah, pasti kecenderunganya orang akan masuk islam. Misalnya diskusi darun nadwah, Tuhan kita sama Muhammad keren mana? Tuhan kita apa? ya berhala itu, yang kita mandikan, kita urusi, kalau rusak ya kita dandani. Lha tuhanya muhammad siapa? yang menciptakan langit bumi. Itu kan jauh, kerenya... akhirnya semuanya ya masuk islam. Makane dawuhe abu bakar, ketika mengenang itu, ketika itu gak faham, tapi akhirnya menjadi faham. Nah karena mereka sudah masuk islam ya sudah, otomatis perjanjian yang merugikan islam ya di batalkan mereka sendiri. Nah disini hebatnya islam, 

bal naqthifi bil haqqi fa yadhmaghuhu fa idzaa huwa zahiq. Islam itu datang dengan haq, ciri utama haq itu apa? kalau berhadap hadapan dengan bathil, pasti kemenangan ada di kita. Fa yadhmaghuhu fa idza huwa zahiq, yang haq ini pasti mengalahkan yang bathil, fa idza huwa zahiq, dan yang bathil itu pasti kalah. Makanya disebut, ja a haqqu wa zahuqol bathil, innal bathila kaana zahuqo. Sebagian ayat lebih ekstrim lagi, maa yubdiul bathil, wa laa yu'id. Maksudnya yang namanya berhala, atau yang namanya manusia itu, gak akan menjadi tuhan, dari dulunya ya gak akan tuhan, ke depannya juga gak akan sebagai tuhan. Karena hakikat bathil adalah maa laa wujuda li dzati, memang hakikatnya gak pernah ada. Nah itu juga akhirnya ilmu seperti ini ada yang menekuni ada yang jadi filsafat, ada yang jadi filosof, kayak Imam Ar Rozi dan sebagainya dan sebagainya. Jadi saya mohon semohon mohonya, kepada semua pendengar bahwa saya bener2 kagum dengan professor said, dan memang harus seperti itu, pakai istilah2 terminologi ushul fiqh. (Sehingga) orang itu mau belajar. Dan nanti kitab2 yang gak punya itu, Pak MUI ini nanti tanya saya nanti, tak terangkan yangmudah saja ya pakai bahasa salatiga saja ya, lebih gampang. Dan kalian semua gak usah kaget gak usah apa, semua yang ditulis ulama dengan bahasa masing2 itu sebetulnya sesuai dengan fitrah kita. Sesuai dzauq salim kita. 

Sehingga sudah saya jelaskan berkali kali, dulu banyak orang badui itu mukhothobah dengan nabi, itu muhawaroh, akhirnya faham. Karena agama ini sesuai dengan al fitrhol as salimah, fithrotallohillati fathoronnasa alaihaa. Jadi seperti ketika nabi melihat perempuan yang sedang, menanak nasi lah, kalau bahasa sini mungkin, ketika apinya mau padam, cara sini apinya ditiupin, supuya cepet naik apinya, supaya cepat membara. Itu bayinya dijauhkan, terus agak reda, bayinya didekap lagi. Terus kata nabi, aroaitum anna hadzihi thorihatun waladaha ilan naar, apa kamu berpendapat, seorang ibu ini membuang anaknya ke neraka? ya tidak akan ya Rosululloh, tidak akan. Nah terus ngendikane kanjeng Nabi, Allohu arhamu min ibadihi, min waladih. Alloh lebih rohmah daripada hambanya, daripada si ibu ini dengan anaknya. Wo itu sahabat seneng semua, karena kalau seorang ibu saja gak tega, anaknya di neraka, apalagi  Alloh yang lebih arham. Tetapi faktinya banyak yang masuk neraka, illa man abba. Kalau ada orang yang masuk neraka, itu salahe dewe, wes dicekeli kanjeng Nabi, jek mbrusut ae. Karena selalu itu tadi, di dunia ini ada contoh sekian hewan, yang dia memang nyari api. Nah kita jangan seperti hewan yang goblok itu, wong api kok dicari. Jadi sebetulnya nabi ini sudah megangin kita, supaya gak jatuh ke api. Tapi sebagian kita ngawur sekali, tetep menuju api. 


Jadi ini pesan saya, supaya ilmu dari beliau, kita semua minta restu beliau, minta doa beliau dari Prof. Said,  suapaya barokah. Saya sebagai yang muda, membantu lah, bahwa itu mudah. Karena tadi, walaqod yassarnal qurana lidz dzikri fahal min muddakir. Jadi misalkan fail itu definisikan al fail huwa al ismulladzi al marfu' yang dirofa'kan oleh fiilnya, atau oleh isim sifat atau oleh isim fail. Itu kan kayaknya susah, tapi orang arab ya sudah bilang jaa zaidun. Jadi misale al ismu al mafu' al madzkuru qoblahu fi'luhu, kalau di dalam jurumiyah. Tapi kalau di alfiyah tidak harus fiil, tapi termasuk isim fail. Kelihatanya kan susah, tapi kalau kita ngaji ya, orang arab tetep bilang jaa zaidun, roaitu zaidan. Tapi kan ketika menerjemhkan al ismu al marfu'u al madzkuru qoblahu fi'luhu. Itu kan kalau maknani wes bingung, isim yang dibaca rofa'yang sebelumnya disebutkan fiil. Itu kan kayak mbulet, jadi yasudah, lama2 prakteknya ya gampang. Makanya orang arab terus pakai masu'ah, mausu'ah itu pokoke ngono. Timbang latihan bahasa arab kesuwen, kon kerjo ning arab saudi sak tahun, muleh wes bahasa arab. Karek ndandani sitik2 nahwu shorofe, tapi kan pintere bahasa arab kan mudah.  Ya karena tadi, wa laqod yassarnal qurana lidz dzikri fa hal min muddakkir.  Ya saya kira demikian, terimakasih, Assalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh. 

  

---------

Artinya gini lho ya, kalau ada seseorang yang ingin bersedekah dengan uang, nggih monggo. Tapi tidak perlu diistilahkan pengganti? qurban. Yang qurban nggih monggo, mungkin sebagian mereka kalau makan ya biasa, kalau beli pecel ya biasa, mungkin yang luar biasa itu makan daging. Jadi ya sudahlah, jadi fekih ini luas, jadi seperti ada seseorang yang mau berangkat haji, pas mau haji, dibayarkan ibuknya sakit. Daripada dipakai haji, yang kewajibanya alat taroki ya mending dibuat ibuknya yang kewajibanya sekarang karena ibuknya sedang sakit kritis. Agama ini mulai dari awal kan menyarankan, mensyaratkan ya terserahlah istilahnya al ahm fal aham, istilahnya prioritas kemudian prioritas. Yasudah, tidak perlu diistilahkan pengganti pengganti. Ya sudah, kalau melihat maslahatnya shodaqoh uang, ya shodaqoh saja. Tapi gak usah dikatakan itu pengganti qurban. Nanti ada fekih baru, namanya fekih salatigo, ribet lagi nanti. Jadi yang rileks saja lah, jadi shodaqoh itu kan pilihanya banyak. Uang ya shodaqoh, pakai beras ya shodaqoh, mgkin pakai pulsa ya shodaqoh. Ada orang itu yang sering ngaji pakai streaming gini, mintanya gak shodaqoh uang, tapi shodaqoh quota.




 

Comments