Skip to main content

Kitab Nashoid Diniyah | Kh. Abdul Haris | Part 1



Ini adalah kajian Kitab Nashoihud Diniyah, yang ditinjau dari sisi Nahwu dan Shorof oleh Kh. Abdul Haris dari Jember. Semoga bisa melengkapi materi kita dan memperkaya pengetahuan kita semua tentang bahasa Arab. Terimakasih banyak untuk Kh. Abdul Haris bersama team Al Bidayah yang terus memberikan support bagi para pemula untuk bisa mengenal tentang teks2 arab. Selamat menikmati



وقوله
Wa qouluhu (lan utawi firmane Gusti Alloh) 
تعالى
Ta’ala (hale Moho Luhur sopo? Gusti Alloh) 

قول
Qoulun diucapkan, atau ditulis dalam bentuk mashdar, maka mesti kita menemukan badal. Rupane Firman? (itu pakai badal) 
Rupane Qoul? 

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا 
Wa’tashimu bi hablillahi jami’an wa laa tafarroquu 

واعتصموا
Wa’tashimu (lan berpegang teguhlah, sopo? Siro Kabeh) 
بحبل الله
bi hablillahi (kelawan taline Gusti Alloh)

جميعا
Jami’an, kalau seandainya tertulis seperti itu, 
Jami’an kalau seandainya tertulis tanpa dimudhofkan dan ditanwin seperti itu, itu memang diperuntukkan untuk berkedudukan hal. 
Mujtami’iinan itu seperti itu kalau seandainya ditakwil. 




Hamzah Washol

واعتصموا
Kalau kita menemukan huruf hamzah dalam sebuah kalimat, maka itu memungkinkan hamzah fashol, memungkinkan juga hamzah itu adalah hamzah qotho’. Kira2 disini hamzah washol apa hamzah qotho’? 

Apakah kemudian disebut sebagai hamzah washol atau hamzah qotho’, itu masing2 memiliki tempat. Karena I’tashoma itu kalau seandainya dihitung itu ada lima huruf, 

واعتصموا
hamzah (1) ‘ain(2) ta’ itu(3) shod itu adalah (4) mim itu adalah (5) 

Berarti I’tashoma niki termasuk dalam kategori? Khumasi. Karena khumasi, hamzah yang ada pada fiil khumasi, baik pada 
  • fiil madhinya, 
  • maupun kepada mashdarnya, 
  • atau pada bentuk amarnya, 

itu semuanya disebut sebagai? Hamzah washol. 
Oleh karena demikian, bacanya disambung wa’tashimu. Bukan wa I’tashimu


Fi'il Amar
Seperti yang sering kita tegaskan, I’tashim itu adalah fi’il amar. Fi’il amar niku mesti diproses dari fi’il mudhore’ yang ma’lum. Karena diproses dari fi’il mudhore yang ma’lum, Ketika kita menemukan fi’il amar niku, pasti memiliki fail, tidak mungkin memiliki naibul fail. Wa’tashimu mana failnya itu? Fail dari I’tashimu itu adalah merupakan wawu, wawunya adalah isim dhomir, Alif yang ada di dalam I’tashimu itu disebut sebagai alif fariqoh. 




واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا 
(Surat Ali Imron 103)

Wa’tashimu bi hablillahi jami’an wa laa tafarroquu 
 واعتصموا
Wa’tashimu (lan berpegang teguhlah, sopo? Siro kabeh) 
 
بحبل الله
bi habillahi (kelawan tali Gusti Alloh)
 
جميعا
jami’an (hale sekabehane) 
 
ولا تفرقوا
wa laa tafarroquu (lan ojok bercerai berai, Sopo? Siro kabeh) 



Pembuangan Ta’ Mudhoroah 
Kalau seandainya kita lihat, ini penting. Opo keanehane? Disini sebenarnya berasal dari tafarroqo ya tafarroqu, Jadi asalnya wa laa tafarroqu ini adalah wa laa tatafarroquu 

kalau tafarroqo, tafarroqoo tafarroquu itu fi’il madhi berarti. Kalau seandainya disitu dipaksakan fiil madhi, maka disitu menunjukkan jama’ sing mudzakkar. Jadi ta’ mudhoroah di dalam kasus fi’il mudhore’ itu dibuang. Diperhatikan, ini konsepnya ta’ mudhoroahnya dibuang. Jadi Ketika baca wa laa tafarroqu itu konsepnya ta’ mudhoroah yang ada pada fiil mudhore’ yang dibuang. 

Asalnya apa itu? Wa laa tatafarroquu. Karena kalau seandainya dipaksakan wa la tatafarroqu itu tidak ada pembuangan, maka tidak bisa berarti kamu semua. 

Wa’tashimuu dan berpegang teguhlah, kamu semua (ada kamu semua). 
Wa laa tafarroquu dan jangan bercerai berai, sopo? Siro kabeh. 

Kudu ono antum barang neng kono, lak neng kene tidak dianggap sebagai fiil mudhore’, yang membuang ta’ mudhoro'ah, maka disitu tidak bisa antum. 

Mesti disini itu 
huwa humaa hum, 
tafarroqo tafarroqoo tafarroquu

Jadi walaa tatafarroqu ta' e dibuang disitu. Kalau seandainya tidak dianggap membuang ta’ itu tidak bisa berbunyi kamu. Tidak bisa diterjemahkan kamu (semua) disitu. 

Contohe maneh.. 
 
وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان 
ta’aawanuu (tolong menolonglah sopo? Siro kabeh), 
alal birri wat taqwa
Terusane?? 
walaa ta’aawanuu
Itu berasal dari ta’awana yata’aawanu

ta’aawana ta’aawanaa ta’aawanuu (madhi) 
yata’aawanu ya ta’aawanaani ya ta’aawanuuna (mudhore) 

Jadi kalau seandainya saya melihat di dalam al quran itu, itu banyak kata2 begitu. 



ولا تيمموا الخبيث
Wal aa tayammamuu al khobitsa
itu aslinya 
 
ولا تتيمموا الخبيث
walaa tatayammamu al khobitsa
Ta’nya dibuang disitu. 
 

ولا تولوا عنه وأنتم تسمعون
wa laa tawallau
walaa tatawallau asalnya


Saya berhenti disini, agar saya bisa menjelaskan. Agar ngerti, khusus tulisan Al Quran, memungkinkan kalau seandainya ada dua ta dalam fi’il mudhore, ta yang pertama, ta mudhoroah nya itu dibuang. Itu memungkinkan. Itu ditulis kaidah itu. Khusus dalam konteks Al Quran, apabila ada dua ta’ berkumpul, maka tak mudhoroahnya memungkinkan dibuang. 
 
Contohnya adalah 
 
وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا
athi’ulloha wa athi’ur rosul wa laa tanaaza’u
asalnya wa laa tatanaaza’u
Kalau seandainya dianggap seperti itu, fiil madhi semua itu. Karena fi'il madhi semua, maka untuk bisa menunjukkan kamu semua. Lek fi'il madhi, itu pakai antum (ya tum). 

dhoroba dhorobaa dhorobuu 
lak onok wawu jama' itu hum iku, lak fi'il madhi. 
dhorobtum (baru kamu semua kalau pakai tum)

Kalau fi'il madhi, kalau bisa dhomirnya kamu semua, itu pakai tum. Jadi kalau tanaaza'tum ini baru kamu semua, berarti. Kalau tafarroqtum baru kamu semua. Tapi kalau walaa tafarroqu, kalau tafarroqo itu dianggap seperti shighot aslinya.


أفلا تذكرون
Afa laa tadzakkaruun,
Onok tha koyok ngono iku? sing bener??
seharusnya, bukan sing bener. Iki kudu bener, lek Al Quran kudu bener. Yang seharusnya? 
afalaa tatadzakkarun
Lek afalaa tadzakkarun, iku kurang iku sik an. Lek afalaa tadzakkarun iku sik kurang, 

Tadzakkaro yatadzakkaru
lek Afalaa yatadzakkaruuna iku sik kurang. Ono pembuangan ta disitu. Jadi dalam konteks Al Quran, ini tidak berlaku dalam konteks kitab. Ini hanya berlaku untuk konteks Al Quran. Apabila ada 2 tak berkumpul pada fi'il mudhore' memungkinkan ta' yang pertama (ta' mudhoroah itu) itu di buang. Dalam konteks Al Quran saja tetapi. Lek nulis Skripsi sampeyan, lek moco kitab sampeyan, pasti duduk fi'il mudhore' seperti itu. 


Banyak contoh lainya,

يوم يأت لا تكلم نفس إلا بإذنه فمنهم شقي وسعيد
yaumaa yakti yatakallamu nafsun
lek didelok ning quran iku, 
laa takallamu nafsun, illa bi idznih faminhum saqiyyun wa sa'idun

يوم يأت لا تكلم نفس إلا بإذنه فمنهم شقي وسعيد
Surat Hud 105


Kata2 takallamu itu mesti, takallama, yatakallamu. Nafsun jadi fail, dan nafsun itu dianggap sebagai muannats? 

يا أيتها النفس المطمئنة
muthma'inatu itu menyifati nafsun, berarti nafsun itu muannats. 


يوم يأت لا تكلم نفس
Laa takallamu nafsun, ini aneh?? seharusnya??
Apabila dua ta' berkumpul, yang satu ta' mudhoroah, dan yang satu ta' asli fi'il, di dalam Al Quran tapi, kasus ini sedang menjelaskan realitas yang terdapat di dalam Al Quran. Tidak pernah terjadi di dalam (kitab) tidak pernah terjadi di dalam selain Al Quran.  

لا تكلم نفس
Lak takallamu iku opo? 
seharuse takallama 
lek umpamane bade dimuannatskan
jadi takallamats
Karena sampeyan iki ndok kene iki diajari nahwu, cek rodok kritis, khusus untuk Al Quran, apabila ada dua ta' berkumpul, maka ta' yang pertama (ta' mudhoroahnya itu) memungkinkan untuk dibuang. 


أفلا تذكرون
Surat Ash Shofat 155
Afalaa tadzakkaruna
Apakah kamu semua tidak berfikir? (tidak ingat? )

Aneh iki rek, iki aneh iki, karena berasal dari tadzakkaro. Lek umpamane ditashrif jadi tadzakkaro - yatadzakkaru

تذكر -- يتذكر
Iki lek berarti kamu semua, mestinya 

أفلا تذكرتم 

Lek umpamane yang dimaksud disini fi'il madhi, untuk bisa berarti kamu semua, bukan afalaa tadzakkaruna, tetapi afalaa tadzakkartum

أفلا تذكرون

Loh disini kok tadzakkaruna? iya ini dianggap fi'il mudhore'. Loh lak fi'il mudhore' teko opo? shighote ustadz? asale

تذكر -- يتذكر
تذكر -- تتذكر - karena disini memiliki fungsi mukhothob, menjadi tatadzakkaru
Dalam konteks Al Quran, kasus banyak terjadi. Ta' yang pertama, ta' mudhoroah, itu dibuang. 


Silahkan nanti diklarifikasi, ditulis
  • Surat Al Baqoroh 267
  • Surat Al Maidah 2
  • Ali 'Imron 103
  • Al Anfal 20
  • Al Anfal 46
  • Hud 24
  • Hud 105

يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض ولا تيمموا الخبيث منه تنفقون ولستم بآخذيه إلا أن تغمضوا فيه واعلموا أن الله غني حميد

يا أيها الذين آمنوا لا تحلوا شعآئر الله ولا الشهر الحرام ولا الهدي ولا القلآئد ولا آمين البيت الحرام يبتغون فضلا من ربهم ورضوانا وإذا حللتم فاصطادوا ولا يجرمنكم شنآن قوم أن صدوكم عن المسجد الحرام أن تعتدوا وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان واتقوا الله إن الله شديد العقاب

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا نعمت الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا وكنتم على شفا حفرة من النار فأنقذكم منها كذلك يبين الله لكم آياته لعلكم تهتدون

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله ورسوله ولا تولوا عنه وأنتم تسمعون

وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا إن الله مع الصابرين

مثل الفريقين كالأعمى والأصم والبصير والسميع هل يستويان مثلا أفلا تذكرون

يوم يأت لا تكلم نفس إلا بإذنه فمنهم شقي وسعيد

Disitu ada pembuangan ta'. Ngene iki informasi penting rek. Meskipun mungkin sampeyan saiki kurang faham. Tapi pemahaman seperti ini, kalau seandainya tidak melalui transfer dari ustadz, itu lama itu. Bisa jadi baru sadar sampeyan. Tafarroqu iku lek ndelok shighote koyok fi'il madhi yo...? 



واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا
Tafarroqo tafarroqoo tafarroquu
Tapi kok berarti kamu?
lek umpamane antum wa laa tafarroqtum (misalnya begitu)
Kok iso (diterjemahkan) kamu semua yaa? disitu? bisa jadi sampeyan jek tas faham, sek tas sadar. Nah itu pentinge, belajar itu disitu. Oleh sebab itu jangan berhenti belajar, membaca. Saiki mungkin sampeyan gak faham. Opoooo maksude?? tapi sing paling penting, informasi awal, sekilas infonya adalah Oo... apabila ada dua ta' dalam satu kata, o.. ternyata memungkinkan ta' mudhoroahnya itu dibuang. Tulisane koyok tidak fi'il mudhore', tapi fi'il mudhore nduk kono. Coba sampeyan nanti, khusus Surat Hud 105 itu, opo iku?? 


يوم يأت لا تكلم نفس
laa takallamu nafsun. 
Takallama - yatakallamu
takallama, loh tapi ini takallamu ini... (aneh)
dianggep fi'il opo iki? loh jare fi'il madhi iku baru di dhommah kalau ada wawu jama'? Fi'il madhi iku lak umpamane gak onok wawu jama' gak oleh dijamak. Iki gak onok wawu jama' tapi di dhommah, lek dianggap fi'il madhi. Ini bukan fi'il madhi, ini fi'il mudhore', asalnya apa?

takallama - yatakallamu
karena kebetulan failnya itu adalah muannats, nafsun. Tadi kan sudah saya katakan, nafsun itu termasuk muannats majazi, orang arab menganggapnya muannats, buktine lek umpamane na'at, dina'ati dengan muannats. 

يا أيتها النفس المطمئنة

Itu nafsun dianggap sebagai muannats, itu quran mengatakan itu. Tidak Yaa aiyahaa, tapi yaa aiyatuhaa. Itu sudah menunjukkan muannats itu. Al muthmainnu (tidak begitu), tapi al muthmainatu. Kapan sebuah kata itu dianggap muannats, apabila 
kalau dhomir pakai yang muannats
kalau isim isyaroh, pakai yang muannats
isim maushul, pakai yang muannats
diantaranya kalau diberi na'at, na'at yang muannats. 
Ternyata di dalam Al Quran nafsun itu dianggap muannats, buktinya? 

يا أيتها النفس المطمئنة
Yaa aiyatuhannafsul muthmainnatu

Menjadi tidak aneh konsep disitu kalau ada pembuangan ta' marbuthoh, akhirnya Laa takallamu itu asale? laa tatakallamu. Penting itu. Loh kok iso yo....?? kok iso yo...? dadi sampeyan maleh faham. Wooo.. lek sampeyan nggolek dewe kangelan, bisa jadi gak sadar. 
 
وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان

Tolong menolonglah sampeyan semuanya, 
alal birri (atas kebaikan) 
wat taqwa (dan ketakwaan)
wa laa ta'aawanuu (dan janganlah kamu semua)
kan begitu.. bukan janganlah mereka semua. Loh kok tahu lak kamu semua? kalau seandainya ditashrif. 
ta'awana  
ta'awanaa
ta'awanuu (hum)

iku sik teko huwa huma hum iku. Tapi menjadi antum kalau disitu dianggap sebagai fi'il mudhore'. 

yata'aawanu
yata'awanani
yata'awanuuna

tata'awaanu
tata'awaanani
yata'awan na

tata'awanu
tata'awaanaani
tata'awanuuna (antum)

Paham maksudnya? yah pokok e sekilas info disek to. Nah perkoro nanti kurang paham, kan terus ngaji sik an. 





wa qouluhu (lan utawi firmane Gusti Alloh)
ta'alaa (hale moho luhur, sopo? Alloh)
rupane firman 
wa'tashimuuu ( lan berpegang teguhlah, sopo? siro kabeh )
bi hablillahi (kelawan taline Gusti Alloh)
Jami'an (hale sekabehane) 
wa laa tafarroquu (ai walaa tatafarrquu)
lan ojok bercerai berai, sopo? siro kabeh. 

wa qouluhu (lan utawi) - sudah menyebutkan mubtada, itu mesti butuh khobar, belum diberi khobar. 
wa qouluhu ( lan utawi, firmane Gusti Alloh)
Ta'ala (hale moho luhur, sopo? Alloh)
rupane firman... sik badal, durung khobar, 
wa'tashimu bi hablillahi jami'an 
wa laa tafarroqu,
iku...
amrun (perintah)
Jadi khobar nduk kono, 
wa qouluhu lan utawi firmane Gusti Alloh 
ta'ala (hale moho luhur, sopo? Alloh)
khobar saking mubtada' qouluhu
iku amrun, merupakan perintah
bil i'tishomi, kelawan berpegang teguh,
bi dinillahi , kelawan agomone Gusti Alloh. 

opo seh? sing dimaksud al i'tishom bid dinillahi
wa huwa (lan utawi i'tishom biddinillahi)
iku at tamassuku (berpegang teguh)
wal akhdzu (lan ngalap)
bihi (kelawan dinillahi)
wal istiqomatu (lan istiqomah, jumeneng, konsisten)
alaihi (ing ngatase dinillahi)
wal ijtima'u (lan ngumpul)
ala dzalika (ing ngatase dinillahi)

wa huwa 
huwa disitu termsuk mubtada, opo o sebabe, karena huwa disitu termasuk dalam kategori isim dhomir. Isim dhomir termasuk kategori isim ma'rifat. Jatuh di awal jumlah, maka disebut sebagai mubtada. Karena mubtada butuh khobar, khobar niku nopo? khobar niku adalah mutimmul faidah, kalau seandainya diberi kata2 iku dalam bahasa jawa, kalau seandainya diberi kata2 adalah dalam bahasa indonesia, itu cocok, itu pantes. Wa huwa lan utawi Al i'tishom biddinillah, iku attamassuku, kok mboten diwoco at tamassaka ustadz? itu hasil tashrif, bareng2...
iku at tamassuku berpegang teguh, wal akhdzu, kok diwaos akhdzu ustadz? wawune teng mriki termasuk dalam kategori wawu athof. 

Pokok e diwasi nggih, meskipun mboten saget. Insyaalloh barokah. Nguwasi kitab niku wes barokah, nopok o sebab e kok nguwasi kitab niku barokah? karena yang ngarang kitab niku wali, yang ngarang kitab niku kekasihne Gusti Alloh. Gak mungkin, sing ngarang niku duduk kekasihne Gusti Alloh, itu sampai diwoco beribu2 tahun, beratus ratus tahun, itu gak mungkin, buku iku biasae diwoco setahun rong tahun, bar ngono ditinggal wes. Koyok jurumiyah, iku wes pirangatus tahun iku, taqrib iku wes mulai kapan iku, terus dipakai. Itu menunjukkan yang ngarang kitab itu orang yang dekat dengan Gusti Alloh. Oleh sebab itu, meskipun gak paham, dipandeng ae kitabe. Dipandeng mawon, ojok ngantuk... kan jek jam 8. Dirungokno, mawon... dirungokno diwasi... ngoten mawon. 


Wawune teng mriki disebut sebagai wawu athof, yang 
jatuh setelah huruf athof itu adalah ma'thuf. Ma'thuf itu disesuaikan dengan ma'thuf alaih. Al Akhdzu niku adalah mashdar, oleh sebab itu kita cari mashdar yang dijadikan sebagai ma'thuf alaih. At tamassuk niku adalah merupakan bentuk mashdar. 
dari tamassaka ya tamassaku tamassukan. Karena ma'thuf alaihnya itu adalah khobar dan dibaca rofa', inilah alasan kenapa kok dibaca al akhdzu, bukan al akhdza, bukan al akhdzi. 

wa huwa (lan utawi al i'tishomu biddinillahi)
iku Attamassuku (berpegang teguh)
wal akhdzu (lan ngalap)
bihi kelawan dinillahi 
wal istiqomatu (sama... wawune termsuk dalam kategori wawu athof)
yang jatuh setelah huruf athof disebut sebagai ma'thuf. Bagaimana cara mbacanya ma'thuf? disesuaikan dengan ma'thuf, alaih. ma'thuf alaihe pundi? tetep attamassuku. Dados nopo niku? dados khobar, khobar harus dibaca apa? Rofa'. Oleh sebab itu al istiqomatu harus dibaca al istiqomatu. Tidak boleh dibaca al istiqomata. Tidak boleh dibaca al istiqomati. Istiqomah niku adalah bentuk mashdar dari istaqoma... bareng2...
wal ijtima'u niku nggih bentuk mashdar dari ijtama'a... bareng2....
wawune teng mriku disebut dengan huruf athof, yang jatuh setelah huruf athof disebut dengan ma'thuf, ma'thuf cara bacanya disesuaikan dengan ma'thuf alaih. Pundi ma'thuf alaihnya? ma'thuf alaihnya itu adalah attamassuku, dados nopo niku? dados khobar, khobar harus dibaca apa? khobarnya mubtada niku harus dibaca rofa'. Oleh sebab itu teng mriki harus dibaca wal ijtima'u. tidak boleh dibaca wal ijtima'a, tidak boleh dibaca wal ijtima'i. 

Ala dzalika itu adalah susunan jarun wal majrurun, ala itu adalah huruf jar, dzalika itu adalah majrur, karena majrur harus dibaca jar, tanda jarnya disini termasuk dalam kategori mahalli, karena dzalika termasuk dalam al asma' al mabniyah, yang merupakan isim isyaroh. (33.30)







Comments