Skip to main content

Kajian Kitab Siroh Ramadhan Al Buthi - Abdul Ghofur Maimoen (1)


Ini merupakan transkrip dari video kajian beliau tentang kitab siroh ramadhan al buthi. Penulisan transkrip ini merupakan usaha agar dapat kita gunakan untuk memetakan apa yang beliau sampaikan, dan membantu penulis mudah untuk mengingatnya kembali, apa yang pernah kami dengar dari Gus Ghofur Maimoen. Semoga bermanfaat untuk kita semuanya. 

 

Ya mungkin banyak yang belum kenal, nama saya Abdul Ghofur Maimoen, kalau ayah saya sangat terkenal, mbah maimoen zubair dari sarang. Saya putra nomor lima, saya dulu sekolah di mesir kakak kelasnya Pak Aziz. Pak Fakhrudin Aziz. Saya sekolah mulai dari S1, S2, sampai dengan S3 di Mesir. Alhamdulillah, kita ngaji tentang fiqhu as siroh. Saya ini seneng ngaji, pekerjaan saya ya ngaji, baik di pondok atau dengan orang2 kampung. Biasanya saya ngaji dengan orang2 kampung, saya punya rutinan2 dengan orang2 kampung. 

  • Kalau malam ahad, di langgar samping rumah saya, saya gilir ganti2. Pokoknya kalau malam ahad, samping rumah itu langgarnya untuk ngaji. 
  • Terus kalau pagi, juga ngaji setiap ahad, ya di masjid2 samping rumah.
  • Tapi kalau ahad wage, biasanya ngaji di masjid juwana. 
  • Begitu juga kalau jum'at, jum'at legi itu ngaji di ngemplak di pati. Ya ngaji2 kitab gitu. 


Kemudian kalau jum'atnya dimana lagi.. pokoknya seneng ngaji. Tapi biasanya di desa. Ya jadi ngaji dimaknani, diapa gitu. Pokoknya dengan orang2 desa. Nah kebetulan, gus silah ini silaturohmi ke sarang, rasan2 pingin ngaji. Terus saya kok ingat, terus saya telfon. Mas...Gmn rencananya ngaji, kalau saya ngaji disana gmn? Karena gus silah cerita tentang ngaji2 di semarang. Karena ahad pagi wage di juwana, malamnya ngaji di semarang asal manfaat, asal menyenangkan, bisa berbagi. 


Ngaji Kitab
Tapi jangan mau'idzoh hasanah, saya bilang. Ngaji itu ada kitabnya, wurud gitu dari awal sampai.... pokoknya wurud. Kalau mau'idzoh hasanah itu momen2. Biasanya yang diambil itu fragmentasi2 yang menyenangkan. Misalnya cerita tentang maulud, pokoknya yang kira2 membikin orang senang. Tapi kalau ngaji kitab itu kan, dari awal sampai akhir. Kadang2 menyenangkan, kadang2 tidak menyenangkan. Kadang2 tidak sesuai dengan keinginan kita, kadang2 sesuai dengan keinginan kita, itu.... karena mempelajari dengan utuh. Mbaca riyadhus sholihin, saya juga ngajar riyadhus sholihin di masjid gitu... itu mulai dari bab sabar, sampai bab marah, sampai bab ... itu nanti kebaca semuanya.  Bersedekah, apa saja pokoknya ada disana, jadinya lengkap. Kadang2 kan kita kepinginya yang sepotong2. Kalau ngaji ini, lengkap. Momen2 kalau kita belajar siroh, itu berarti momen2 Rosululloh itu nanti semuanya keangkut.

 

Ada hal yang membikin kita senang, ada hal yang membikin kita gini, waduh.. kok gitu ya? Tidak seperti yang saya bayangkan, misalnya. Itu kalau kita ngajinya utuh. Nah kita akan mempelajari siroh an nabawiyah, kalau diijinkan Alloh Swt, misalnya kita ngaji siroh setiap malam ahad wage? karena diusulkan mbacanya siroh, saya dikontak sama pak aziz, untuk mengaji siroh, dari awal sampai akhir. Dan kebetulan mungkin buku yang kita usulkan itu fiqhus siroh an nabawiyah, karya dari Syaikh Romadhon Al Buthi.  Ngaji ya paling satu jam, satu jam setengah, setelah itu selesai terus kembali beraktivitas. Karena saya percaya dengan hadits Nabi Muhammad Saw. Dunia seisinya itu yang baik satu, dzikrulloh, jadi


ألا إن الدنيا مَلعُونة، مَلعُونٌ ما فيها، إلا ذكرَ الله تعالى، وما وَالاهُ، وعالما ومُتَعَلِّمَا

ad dunya mal'unatun, wa mal'unun maa fiiha, illa dzikrulloh wa maa waalahu wa 'alimun au muta'allimunkata kanjeng Nabi.

Dunia itu yang baik, satu dzikir Alloh,
yang kedua itu sesuatu yang disenangi Alloh, tapi secara khusus Alloh menyebut dzikir. 

Kemudian kanjeng Nabi menyebut lagi, 'aaliman au muta'alliman. yang baik lagi itu adalah orang yang mengerti, dan orang yang mau belajar. Makanya, kalau saya itu makanya prinsipnya, kalau tidak mengajar ya belajar. Maka saya kegiatan belajar mengajar ngaji dengan orang kampung dengan masyarakat itu, sudah saya mulai sejak syawal. Di tengah2 pandemi, tapi tidak salaman, tidak apa.. tapi ngaji jangan berhenti. Karena hidup tanpa ngaji itu rasanya menjadi aneh. Jadi monotone, gitu... ada selingan ngajinya itu, mengingatkan kembali. 

Ada momen2 dalam ilmu, dalam ngaji itu kemudian sangat2 bermanfaat bagi kehidupan kita. Satu minggu sekali ngaji, satu minggu sekali ngaji. Kalau satu minggu itu tujuh hari, ada misalnya satu hari yang digunakan untuk ngaji, insyaalloh satu hari itu bermanfaat untuk enam hari ke depanya. Tidak hanya ngaji melalui google ya.. tapi ngaji tatap muka. Karena ngaji tatap muka ini manfaatnya luar biasa. Ketemu dengan sesama orang yang mengaji, ketemu dengan guru, guru ketemu dengan murid. Ini bermanfaat sekali, saya merasakan sendiri. Ternyata ngaji di masjid, ngaji bersama masyarakat, itu bagi saya itu spirit, apapun yang dibaca lah... 



Spirit Ngaji
Saya ini ternyata manusia yang ngaji, terlepas dari segala profesi yang saya lakukan, saya ngaji ini, satu hari ngaji dalam seminggu itu merasa satu hari itu menjadi spirit enam hari kedepan. Kalau misalnya setiap malam ahad saya ngaji, nunggu ahad lagi, ahad lagi, ahad lagi itu semacam spirit. Makanya gerakan ngaji ini saya kira perlu disemarakkan dimana2. Saya yakin bahwa kita semuanya ini profesinya macem2 ya. Tapi kalau ada ngajinya, tatap muka seperti ini itu momen2 yang menyenangkan, terutama bagi saya secara pribadi, saya merasakan sendiri. Makanya saya senang, malam ini di mana? di masjid Jami' Jatisari, seharusnya pagi besuk itu ada di Juwana, tapi karena Juwana sekarang covidnya lagi naik, bapak bupatinya melarang ada pengajian, ya gak papa. Nanti pulang, besuk jam setengah sebelas, ngaji lagi dengan masyarakat. Ngaji lagi tafsir jalalain. Tapi itu ngajinya penuh sekali di pondok, tapi itu yang hadir orang2 masyarakat, besuk ngaji lagi. Baik, itu yang bisa saya sampaikan di muqoddimah ini, semoga bermanfaat, amin ya robbal alamin. 


Buku Fiqhus Siroh An Nabawiyah
Bapak2 ibu yang saya hormati, di depan saya ini ada buku. Saya nyari buku2 saya juga gak ketemu, hilang. Karena saya tadi nyari di jalan ketemu dengan kawan yang punya buku fiqhus siroh an nabawiyah. Saya ambil dari kawan saya, ketemu di demak tadi, di pom bensin. Saya ambil kitabnya, ini gak tahu akadnya kayak apa? apa mungkin dikasihkan. Dibeto mawon, sudah banyak catatan2nya karena buku milik kawan. Nanti bapak2 ibu2 bisa memiliki, koordinir, koordinasi dengan panitia, dengan pak aziz, dengan mas heru. Dengan pak silah, atau dengan pak yai masyrukan atau dengan yang lainya. Buku di depan saya ini namanya fiqhu as siroh an nabawiyah, siroh itu artinya biografi. 

Tapi kita tidak sedang mempelajari sekedar biografi, tidak hanya mempelajari catatan2 kejadian2. Nabi lahir tahun gajah, hari senin. Umur 25 lalu menikah, umur 40 lalu menerima wahyu. Kemudian perang badar, diikuti dengan perang uhud. Buku ini tidak menjelaskan tentang tahun2, tidak sedang menjelaskan tentang kejadian2. Tapi sedang mempelajari aspek penting di dalam islam. Karena islam itu adalah ide2. Ide2 yang ada itu, kita bisa melihat dengan baik, itu dalam perilaku Rosululloh Saw. Jadi mempelajari sejarah Nabi, itu sebetulnya sedang mempelajari islam itu sendiri. Islam dalam bentuk perilaku itu seperti apa, nah buku ini itu sedang mempelajari itu. Makanya bukan sedang mempelajari catatan2 sejarah saja. Tahun ini tahun ini tidak, tapi sedang mempelajari islam dalam bentuk yang paling ideal, yang dilakukan oleh manusia. Kita tidak mempelajari islam dalam bentuk ide2, tapi dalam bentuk perilaku. 

Maka mempelajari siroh ini, memahami syakhsyiyatur rosul, jati diri Rosululloh Saw. Rosululloh itu sepertinya apa gitu ya, 

  • Rosululloh sebagai suami
  • Rosululloh sebagai manusia biasa
  • Rosululloh sebagai pemimpin
  • Rosululloh sebagai pedagang
  • Rosululloh sebagai pemimpin agama

Nah kita mempelajari bentuk riil, nyata, dari ide2 islam. Kita sering mendengar, laki2 itu harus baik sama perempuan, perempuan harus baik sama laki2. Tapi kenyataanya seperti apa? cara pandang terbaik adalah dengan cara melihat Rosululloh Saw. Itu yang disebut di dalam al quran, 


Laqod kaana lakum, fi rosulillahi uswatun hasanah

Rosululloh itu benar2 menjadi contoh terbaik sebagai manusia, dalam kemanusiaan dalam berbagai aspeknya. Mempelajari Rosululloh, itu juga mempelajari spirit Al Quran, dan juga spirit Hadits. Kita mempelajari al quran, dalam bentuk ide2. Kita mempelajari hadits juga seringkali juga dalam bentuk ide2. Kadang2 antara satu dengan yang lainya tampak bertentangan. Tapi kalau kita melihat perilaku Rosululloh, spirit Al Quran, spirit hadits itu masuk di dalam hati. 

Kalau di pondok pesantren itu ya, pondok pesantren itu arahnya mau kemana sih? sebelum mempelajari... (ini kalau hidup di pesantren) hidup di pesantren itu ada banyak kitab2 tentang akhlak, ada kitab namanya ta'lim muta'allim. Mengajari orang yang sedang belajar. Namanya ta'lim muta'allim, itu (misalnya) sejumlah santri tidak mengenal kitab ta'lim muta'allim, bahkan tidak pernah mempelajari kitab muta'allim. 

Tapi karena melihat kehidupan sehari2 kyainya, melihat kehidupan sehari2 para seniornya, dia akhirnya bisa mengerti moral pesantren. Sebelum dia belajar tentang ide2 pesantren. Kenapa? karena spirit pesantren itu ada di kyainya, ada di guru2 senior itu. Mempelajari biografi kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wa sallam, itu sebetulnya juga mempelajari spirit2 itu. Banyak orang tidak mempunyai kesempatan untuk mempelajari seluruh al quran, seluruh hadits, tapi karena dia mempelajari sejarah nabi dengan baik, maka dia itu seakan2 telah mempelajari spirit al quran, dan mempelajari spirit hadits. Itu salah satu keberuntungan para sahabat. Salah satu keberuntungan para sahabat itu, meski tidak semuanya mempelajari al quran, tidak mempelajari hadits secara utuh, tapi karena setiap hari bertemu dengan Rosululloh, perilakunya Rosululloh, dia punya kepahaman yang lebih. Al Quran dan hadits itu ya, Rosululloh itu. Dan itu yang disimpulkan oleh sayyidah a'isyah, ketika ditanya Rosululloh itu akhlaknya seperti apa? 

Kaana khuluquhu al quran.
Akhlaqnya Rosululloh itu ya.. Al Quran itu sendiri. 


Maka kata Romdhon al Buthi
Kita mempelajari siroh ini, buku ini saya tulis, mempelajari siroh itu berarti...sedang mempelajari aspek terpenting di dalam islam. Spirit Al Quran, spirit Hadits, bisa kita tangkap dengan baik, dengan mempelajari biografi Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam. Itu barangkali kenapa pilihan kita ini mempelajari as siroh. Kemudian yang keempat, yang disampaikan oleh syaikh romdhon al buthi. Dengan mempelajari sejarah kanjeng nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, seorang muslim, tergambar baginya, kadar yang cukup besar mengenai pengetahuan2 islam, baik dalam segi aqidah, syari'ah, moral, itu kalau kita mempelajari biografi kanjeng Nabi, hal2 yang semacam ini akan masuk ke dalam diri kita. Aqidah kanjeng Nabi itu seperti apa? moralnya kanjeng Nabi juga seperti apa? syari'at, hukum2 yang dilakukan / diajarkan oleh Kanjeng Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam itu seperti apa? Dengan mengetahui itu semuanya, secara otomatis maka kita telah mengetahui kadar yang luar biasa dari islam kita ini. 

Karena ternyata, sejarah dari kanjeng Nabi itu jika dipelajari dengan baik, ada aspek aqidahnya juga masuk, ada aspek syari'atnya juga masuk, aspek moralnya, juga nanti akan masuk, dan hal2 yang positif ketika kita mempelajari tentang biografi kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wa sallam. Kemudian yang kelima kata syaikh romdhon al buthy, Nanti bapak2 ibu2 yang punya kesempatan, bukunya ada, bisa dibaca kembali. Dengan pelan2. Dengan mempelajari siroh nabi... (karena semua kita adalah pendidik). Semua kita adalah murid kalau kita belajar ilmu pendidikan itu, (orang) yang berkecimpung di dunia pendidikan, semua kita adalah murid. semua kita adalah pendidik. Dengan mempelajari siroh kanjeng Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam, kita memiliki model yang hidup. Tidak model dalam arti ide2, tapi model yang hidup, tentang bagaimana cara mendidik. Luar biasa, karena setiap kita itu adalah murid, setiap kita itu adalah pendidik. Orang yang bertemu dengan kita, itu sekaligus murid kita, sekaligus merupakan guru kita. Cara kita berperilaku, itu sekaligus menjadi pendidikan bagi setiap orang yang mengawasi perilaku kita. Rosululloh adalah pendidik terbaik, dengan mempelajari sirohnya kanjeng Nabi Muhammad, maka kita mempunyai perspektif yang sangat baik untuk jadi pendidik, bagi siapa pun. 


Itu kanjeng nabi, makanya ada cerita tentang anak seorang yahudi. Yang biasanya ikut membantu Rosululloh Saw. Suatu saat, anak ini sakit. Lalu dikunjungi oleh Rosululloh Saw. Kekuatan pendidikan, Kanjeng Nabi mengunjungi, anak ini yang sakit. Lalu dalam keadaan sakit, dia diajak oleh nabi untuk masuk islam. Saya tidak tahu kekuatan Rosululloh itu seperti apa? secara persis. Tapi kita bisa membayangkan peristiwa ini mengenai kekuatan Rosululloh. Anak itu kemudian minta izin kepada ayahnya. Anaknya yang Yahudi, dan bapaknya juga Yahudi, anaknya biasa membantu Rosululloh. 

Anak itu minta izin kepada ayahnya, ayah... saya diajak masuk islam oleh Muhammad. Saya tidak tahu ya, ayahnya itu kok tiba2 bilangnya ikuti saja abal qosim. Ayah yang membiarkan anaknya dalam keadaan sakit, justru ketika minta izin, biasanya orang yang punya pendidikan agama ya, misalnya mohon maaf, agama apapun, misalnya ada seorang ayah, anaknya kristen bapaknya kristen, detik2 paling menentukan itu kan detik2 mau mati kan. Kalau misalkan ada orang lain berdakwah kepada anaknya yang mau mati, yang sakit. Jangankan berdakwah, mengunjungi saja, mungkin tidak boleh. Jangan sampai anak saya terpengaruh oleh orang lain, soalnya dia mau mati. Bahkan yang sudah mati pun diperebutkan, ini mau dikuburkan secara islam atau secara kristen? Itu saking pentingnya mau mati dan setelah mati. Tapi anak ini, mau mati apa tidak, tapi dalam keadaan sakit. Rosululloh berkunjung, mengajak islam, anaknya itu minta izin kepada bapaknya. Saya mau diajak masuk islam, itu bapaknya yang Yahudi, itu gak tahu pengaruh Rosululloh dalam bentuk apa? sehingga bapaknya itu bilangnya ikuti abal qosim. Itu kalau bukan pendidik yang luar biasa, dengan kekuatan magnet yang luar biasa, itu jangankan mengajak, mengunjungi saja seringkali tidak diperbolehkan. 

Itu kenapa, kyai2 itu kalau di rumah sakit, itu kalau menjelang wafat itu seringkali minta pulang, untuk ditemukan dengan santri2nya. Karena lebih nyaman, ketika wafat itu ditengah para santri2nya. Keimananya itu tumbuh besar. Tapi ini orang yahudi, mau mati minta izin kepada bapaknya, saya mau masuk islam, boleh apa tidak? ikuti abal qosim. Hal2 yang menunjukkan aspek pendidikan yang menunjukkan seorang pendidik yang sedang dimainkan oleh Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam. Tentu ceritanya tidak hanya tentang ini, yaitu mengenai bab pendidikan. Nah dengan mempelajari langkah demi langkah, demi langkah perjalanan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa sallam, akan banyak kita temui aspek2 pendidikan, yang sedang diperankan oleh Rosululloh Saw. Tentu banyak aspek2nya, nah salah satu aspeknya ketika kita mempelajari siroh adalah? kita mempelajari aspek pendidikan yang sedang diperankan oleh Rosululloh Saw. 


Nah yang menarik lagi, kita mempelajari biografi Rosululloh itu. Rosululloh itu sedang memerankan kehidupan yang macem2. Pengalaman hidup Rosululloh itu bisa kemana2. Kita bisa mengambil (teladan) Rosululloh sebagai seorang suami. Kita bisa mengenal Rosululloh dengan dua madzhabnya, madzhabnya dengan Sayyidah Khodijah, dengan satu istri. Atau madzhabnya Rosululloh ketika ditinggal Sayyidah khodijah dengan banyak istri. Gak tahu, disini ini madzhab khodijah atau madzhab?
Jadi Rosululloh itu juga punya dua aspek, jadi yang punya satu istri itu madzhabnya Rosululloh ketika bersama Khodijah, tapi ketika Rosululloh ditinggal Khodijah, punya banyak istri. Kamu mau begini, atau begini tetap bisa mengikuti Rosululloh Saw. Jadi itu (contoh) aspek2 yang diperankan oleh Rosululloh Saw. 

Rosululloh juga pernah menjadi pedagang, Rosululloh juga ahli dibidang perdagangan. Rosululloh ketika di madinah, bertemu dengan para petani, karena mayoritas di madinah adalah para petani. Rosululloh juga menjadi pemimpin pasukan. Rosululloh juga menjadi pemimpin di bidang kenegaraan. Nah mengenal Rosululloh itu mengenal banyak aspek. Rosululloh juga punya tetangga2 yang tidak muslim. Rosululloh ketika berperang, membutuhkan senjata, dan yang menawarkan senjata itu non muslim, Rosululloh sikapnya seperti apa? Mempelajari sejarah ini kalau kita urut dari awal sampai akhir. Kita itu akan punya pengalaman islam yang macem2 (aspek). Maksudnya aspek2 yang seperti ini yang menarik dalam kehidupan Rosululloh, karena Rosululloh itu punya pengalaman kehidupan yang macem2. Nah kalau mau'idzoh hasanah itu biasanya diambil potongan2 dari islam. Potongan maulid, potongan isro', pokoknya potongan2 dimana Rosululloh hutang, dimana Rosululloh dimarahi sama istrinya, ada aspek2 dalam kehidupan Rosululloh itu yang perlu, kita kenal, mengikuti satu satu, sampai akhir itu membawa pengalaman yang luar biasa. 

Itu kenapa? kata Romdhon Al Buthi, begitu pentingnya setiap muslim punya perbendaharaan yang baik mengenai biografi Rosululloh Saw. Nah dengan mempelajari Rosululloh, kita jadi bisa mengerti contoh terbaik kemanusian dengan berbagai aspek. Kita bisa mengetahui dengan sebaik baiknya sepanjang atau sejauh yang bisa kita pelajari dari Rosululloh Saw. Kemudian, bapak2 ibu2 yang saya hormati. 

Siroh nabawiyah, biografi Rosululloh ini adalah asas yang paling penting di dalam sejarah umat islam secara umum. Ulama2 islam itu telah menulis buku2 sejarah banyak sekali. Orang islam itu kalau nulis sejarah itu masyaalloh, mulai dari zaman Nabi Adam, ada itu kisah dari Nabi Adam, sampai orangnya mati. Itu ada orang yang kayak gitu itu ada. Dan buku2 sejarah di dalam islam itu besar2. Ada ibnu katsir, ada ibnul atsir, ada imam thobari, ibnu kholdun, menulis sejarah itu (kitabnya) besar2. Tapi para sejarawan islam ini sepakat bahwa dasar pertama mereka menulis sejarah itu adalah biografinya Rosululloh Saw. Jadi yang ditulis pertama, pemantik pertama dalam penulisan sejarah itu adalah biografi Rosululloh Saw. Kalau umat islam pada saat itu menulis sejarah sebelum Rosululloh itu sebagai muqoddimah sebelum Rosululloh itu seperti apa. Kalau menulis sejarah setelah Rosululloh itu pertanyaanya juga sama, setelah Rosululloh seperti apa??

Jadi dasar pertama orang islam menulis sejarah, orang islam memiliki metode dalam penulisan sejarah. Umat islam memiliki kritik, yang luarbiasa terhadap kebenaran fakta2 sejarah itu dimulai mereka mempelajari sejarah dari Rosululloh Saw. Ini salah satu yang ditekankan oleh Syaikh Romdhon Al Buthi. Ketika mereka mempelajari sejarah kanjeng Nabi, menggunakan metode yang sangat2 ketat. Sumbernya siapa? lalu bunyi fakta sejarahnya seperti apa? Itu diteliti dengan sebaik baiknya. Maka barangkali biografi paling shohih yang dimiliki manusia, itu barangkali, adalah biografinya Rosululloh Saw. Karena sejak dari awal semua orang matanya pandanganya tertuju kepada Rosululloh Saw. Lalu dicatat, mulai dari kulitnya Rosululloh, lalu diteruskan oleh orang2 selanjutnya. Itu telah melalui verifikasi yang luar biasa mengenai sejarah Rosululloh Saw. Jadi fakta sejarah, itu harus diteliti dengan sebaik baiknya. Dan itu telah dilakukan oleh para sejarawan muslim. Sejak muridnya Rosululloh, smpai murid2nya, murid2nya lagi... hingga dibukukan dalam berbagai kitab. Telah diverifikasi dengan sebaik2nya. Menggunakan sanad yang jelas, menggunakan standar periwayatan yang jelas. Itu fakta sejarahnya. '


Kemudian yang kedua, tidak saja mempelajari sirohnya, tetapi mempelajari fikih. Jadi sejarah itu satu ilmu, fikih sejarah itu juga ilmu yang lain. Nah yang ditulis oleh Romdhon Al Buthi itu bukan aspek sejarahnya, tidak hanya fakta sejarahnya, tetapi (juga) apa yang bisa dipelajari dari fakta sejarah. Rosululloh berada di mekkah selama 13 tahun, menurut banyak  versi, lalu berada di madinah selama 10 tahun. Sudah diblokade tahun sekian, lalu Rosululloh pergi ke thoif. Rosululloh berdakwah, tidak bisa ke mekah, Rosululloh berdakwah ke orang yang datang ke mekah. Datang ke thoif, sebelum akhirnya benar2 pindah ke madinah. Kalau denger fakta sejarah semacam itu, lalu apa yang bisa diambil dari fakta sejarah semacam itu? Itu kira2 isi buku yang ditulis oleh Syaikh Romdhon Al Buthi. Jadi tidak hanya berbicara tentang sejarah, tetapi apa yang bisa diambil dari fakta sejarahnya. Mulai dari Rosululloh berada di mekah, lalu Rosululloh berada di madinah, fokus yang kemudian diambil Syaikh Romdhon Al Buthi adalah tidak hanya sekedar faktanya tapi apa yang bisa diambil dari fakta sejarah. Sehingga sejarah Rosululloh tidak hanya sekedar catatan tentang tahun. Sehingga menjadi sebuah nilai, sebuah hal yang patut diresapi oleh setiap Umat Islam.


 

Comments