Skip to main content

KH. Abdul Haris Jember | Pembelajaran Nahwu Shorof 25 | Pengamalan Isim Sifat

 

Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokatuh
Bismillah
Alhamdulillah


Washsholatu wassalamu ‘ala Rosulillah sayyidinaa Muhammadin wa’ala alihi wa shohbihi wa man wa laahu.

Robbisy rohlii shodri, wa yassirly amri, wahlul uqdatan min lisaani, yafqohuu qouli..



Amma ba’du

 


Pada kesempatan malam hari ini, kita akan melanjutkan kajian rutin kita tentang materi2 ilmu nahwu. Yang pada kesempatan malam hari ini kita akan mencoba menjelaskan tentang al asma’ al ‘amilah ‘amalal fi’ili.

الاسماء العملة عمل الفعل

Itu maksudnya adalah

  • Al asma (isim2)
  • Al amilah (yang beramal)
  • Amalal fi’li ( sebagaimana pengamalanya fi’il)

 

Asumsi dasarnya
Pada dasarnya, 

  • yang punya fa’il itu fi’il,
  • yang punya naibul fa’il itu adalah fi’il,
  • yang punya maf’ul bih itu adalah fi’il.

Jadi kalau seandainya kita bertanya, 
  • Ini fa’il dari fi’il yang mana ustadz? Pertanyaan itu benar.
  • Ini naibul fa’il dari fi’il yang mana ini ustadz? Pertanyaan itu benar.
  • Ini maf’ul bih dari fi’il yang mana ustadz? Pertanyaan itu benar.



Karena memang pada dasarnya 
  • yang punya fa’il itu adalah fi’il,
  • yang punya naibul fa’il itu adalah fi’il,
  • yang punya maf’ul bih itu adalah fi’il.

Ternyata dalam perkembangan selanjutnya

  • ada isim punya fa’il, 
  • ada isim punya naibul fa’il, 
  • ada isim punya maf’ul bih. 


Padahal yang punya fa’il, punya naibul fa’il, punya maf’ul bihi itu adalah fi’il. Ketika realitasnya, ada isim punya fa’il, ada isim punya naibul fa’il, ada isim punya maf’ul bih maka  isim2 itu disebut sebagai isim2 yang berpengamalan sebagaimana fi’ilnya. Jadi asumsi dasarnya begitu.

 

Isim2 yang punya fa’il, yang punya naibul fa’il, yang punya maf’ul bih itu biasa disebut sebagai isim2 yang berpengalaman sebagaimana fi’ilnya (al asma al amilah amalal fi’li). Kenapa kok disebut berpengamalan sebagaimana pengamalanya fi’il? Karena dia punya fa’il, karena dia punya naibul fa’il, karena dia punya maf’ul bih. Berarti sama dong, dengan fi’il? Itulah yang kita sebut sebagai al asma’ al amilah amalal fi’li.

 

Ini dibagi menjadi dua,

  • Ada yang termasuk dalam kategori isim sifat
  • Ada yang termasuk dalam kategori mashdar

Kenapa? Kok kemudian perlu dibedakan? Ini kan sama2 isimnya ustadz? Kok perlu dibedakan?

Perlu dibedakan, lebih disebabkan karena ternyata persyaratan keduanya itu berbeda. Isim sifat, itu bisa beramal sebagaimana fi’ilnya itu persyaratanya abcd, nah begitu. Mashdar ternyata beda, tidak sama dengan persyaratan yang ditawarkan dalam konteks isim sifat. Oleh sebab itu dibedakan dalam kategori isim sifat ini. Oleh sebab itu dibedakan menjadi dua, ada yang masuk dalam kategori isim sifat, ada yang masuk dalam kategori mashdar.

 

Isim Sifat - Al Asma Al Amilah amalal fi'li
Isim sifat itu yang umum beramal sebagaimana fi’ilnya itu adalah isim fa’il, kemudian sifatun musyabahah bismil fa’il, isim maf’ul, isim manshub, ini yang umu, ini yang kemudian seringkali muncul. Isim sifat musyabahah bismil fa’il Ketika beramal disamakan dengan fi’il ma’lum, berarti dia butuh fa’il. Isim maf’ul dan isim mansub (isim yang ada ya nisbahnya, missal arobiyun asalnya arobun) Ketika beramal disamakan dengan fi’il majhul. Berarti dia butuh naibul fa’il.

 

Secara umum al asma al amilah amalal fi’li diklasifikasikan menjadi dua. 

  • Ada yang masuk dalam kategori isim sifat, 
  • ada yang masuk dalam kategori mashdar. 

Kenapa kok ini kemudian perlu dibedakan? Ini perlu dibedakan karena persyaratan antara keduanya, antara isim sifat dan mashdar itu ternyata berbeda.  Apa isim sifat itu?

  • Isim fa’il
  • Sifat musyabahah bismil fa’il
  • Isim maf’ul
  • Isim mansub

Itu terkenal, Ketika bisa berpengalaman sebagaimana fi’ilnya, Ketika memenuhi syarat seperti nadzom ap aitu?

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Mempunyai persyaratan sebagaimana nadzom di atas. Kalau seandainya isim sifat itu didahului oleh istifham, nida, nafi, menjadi na’at, dan menjadi musnad (Khobar), maka bisa berpengamalan sebagaimana fi’ilnya.

 

جاء رجل ماهر استاذه

جاء
Ja-a (wis teko)

Sopo?
رجل
rojulun (wong lanang)

ماهر
Mahirun (kang mahir, pinter)

Sopo?
استاذه
Ustadzuhu (ustadznya rojul)

 

Loh ustadzuhu ini jadi fa’ilnya siapa ini? Mahirun. Loh mahirun ini kan isim, kok punya fa’il? Padahal biasanya yang punya fa’il itu adalah fi’il. Ini mahirun ini ada tanwinya lho ya.. berarti ini isim. Kok punya fa’il? Oh iya… karena mahirun ini termasuk al asma al amilah amalal fi’li (isim2 yang beramal sebagaimana fi’ilnya). Termasuk dalam kategori apa ini? Termasuk dalam kategori isim fa’il. Kok disebut sebagai isim fa’il kenapa ini? Oh iya.. ini disebut sebagai isim fa’il karena mengikuti wazan fa’ilun. Karena maahirun mengikuti wazan fa’ilun maka disebut sebagai isim fa’il. Isim fa’il, kalau dalam kategori isim sifat ini termasuk dalam kategori yang memungkinkan Ketika memenuhi persyaratan

 

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Untuk bisa beramal sebagaimana fi’ilnya.

 

 

جاء رجل ماهر استاذه

 

Karena isim fa’il maahirun ini kebetulan menjadi na’at. Rojulun disini adalah man’utnya. Berarti rojulun mahirun disini memenuhi persyaratan sebagaimana fi’ilnya. Saya ulangi lagi…

 

جاء رجل ماهر استاذه

Mahirun disini adalah isim, kenapa kok isim? Karena ada tanwin. Ustadzuhu kenapa kok ustadzuhu? Kenapa ini? Jadi fa’il. Fa’il darimana ini? Dari mahirun.. loh.. mahirun kan merupakan isim? Dia kok bisa punya fa’il? Padahal yang punya fa’il itu biasanya fi’il. Kebetulan mahirun ini termasuk dalam kategori isim yang beramal sebagaimana fi’ilnya. Yang termasuk dalam kategori isim sifat. Karena maahirun disini menjadi isim fa’il, maka ketika memenuhi persyaratan

 

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Disamakan dengan fi’il ma’lum. Dalam arti lain, dia butuh fa’il. Sehingga lafadz ustadzuhu dibaca rofa’ karena menjadi fa’il. Jadi al asma al amilah amalal fi'li itu secara umum dibagi menjadi dua. Ada yang masuk dalam kategori isim sifat, ada yang masuk dalam kategori mashdar. Kenapa ini kok dibedakan? padahal sama2 ber'amal sebagaimana fi'ilnya. Ini perlu dibedakan karena lebih disebabkan karena persyaratan antara keduanya itu memang beda. Persyaratan untuk isim sifat (isim fa'il, sifat musyabahah bismil fa'il, isim maf'ul, isim mansub) ini bisa beramal sebagaimana fi'ilnya ketika memenuhi persyaratan

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Ketika isim fa'il, sifat musyabahab bismil fail, isim maf'ul dan isim mansub itu didahului oleh

  • istifham
  • nida
  • nafi
  • atau menjadi na'at
  • dan menjadi musnad (bisa khobar)
maka dia bisa beramal sebagaimana fi'ilnya. 

جاء رجل ماهر استاذه

Ini ustadzuhu kok dibaca sopo? ustadz? kok jadi fa'il, kok dibaca rofa' kok dibaca dhommah kenapa? Jadi fa'il yang mana? mahirun. Loh yang punya fa'il itu biasanya fi'il ustadz? Ini kok isim punya fa'il? Ini namanya isim beramal sebagaimana fi'ilnya. Ini isim beramal sebagaimana fi'ilnya namanya. Kenapa ini kok bisa beramal sebagaimana fi'ilnya? karena memenuhi persyaratan. Kebetulan disini mahirun termasuk isim fa'il.

Ketika kita bertemu dengan

  • isim fa'il
  • sifat musyabahah bismil fa'il
  • isim maf'ul
  • isim mansub

kok kemudian memenuhi persyaratan

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

maka pada saat itu dia bisa beramal sebagaimana fi'ilnya. Karena demikian, dia bisa punya fa'il, dia bisa punya naibul fa'il, dia juga bisa punya maf'ul bih. 

 



Saya contohkan lagi

أكرم الرجل المحمود فعله


أكرم
Ukrima (den mulyaaken)

Sopo?

الرجل
Ar rojulu (wong lanang)

المحمود
Al mahmudu (kang den puji)

Opo?

فعله
Fi’luhu (perbuatanya rojul)

 

Fi’luhu ini naibul fa’iI. Naibul fa’il darimana ini ustadz? Naibul fail dari al mahmud. Loh al mahmud kan isim? Kenapa ustadz kok fi'luhu punya naibul fail? Kan yang biasanya punya naibul fail itu adalah fi’il. Al Mahmud ini jelas isim… oh iya.. ini termasuk dalam kategori al asma al amilah amalal fi’li (isim2 yang berpengamalan sebagaimana fi'ilnya).

Karena kebetulan al mahmud ini mengikuti wazan maf’ulun, berarti ini disebut sebagai isim maf’ul. Ketika isim maf’ul ketika memiliki persyaratan beramal sebagaimana fi’ilnya dan dia disamakan dengan fi’il majhul. Karena demikian dia butuh naibul fail. Kenapa isim maf’ul ini kok bisa beramal sebagaimana fi’ilnya? Iya… karena disini menjadi na’at. Ini menjadi na’at (ja-a sifatan). 

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Karena al mahmudu adalah isim maf'ul, ketika beramal disamakan dengan fi'il majhul.  Karena fi'il majhul, maka dia butuh naibul fa'il. Karena demikian fi'luhu disini dibaca rofa karena menjadi naibul fail.



Contoh yang lain,

 يحب الله الرجل المتقن عمله


يحب
Yuhibbu (demen)

Sinten?

الله
Allohu (Gusti Alloh)

الرجل
Ar rojulu (ing wong lanang)

المتقن
Al Mutqina ( kang nyempurnaaken sopo? Rojul)

Ing

عمله

‘amalahu (ing amalnya)

Karena mutqin disini merupakan isim fa'il, maka disebut sebagai isim sifat. Karena isim sifat. Karena isim sifat maka harus dicurigai sebagai na'at. Apakah kecurigaan itu dinaik tingkatkan menjadi sebuah keputusa, tergantung pada apakah ada kesesuaian dengan calon mat'utnya atau tidak? Kesesuaian itu ada dua

  • Kesesuaian dalam konteks na'at haqiqi. 
  • Kesesuaian dalam konteks na'at sababi
Nopo seh? sing dimaksud dengan na'at haqiqi itu? Sudah jelas itu, na'at haqiqi itu adalah na'at yang merofa'kan isim dhomir. Nopo seh? na'at sababi itu? Na'at sababi adalah na'at yang merofa'kan isim dzohir. Karena al mutqina ini termasuk dalam kategori isim fa'il, maka dia dicurigai sebagai na'at. Dan ternyata....

 يحب الله الرجل المتقن عمله

Calon man'utnya itu cocok, 

  •  الرجل المتقن - sama2 ma'rifah
  •  الرجل المتقن - sama2 mudzakar
  •  الرجل المتقن - sama2 mufrod

Ternyata ar rojul dari segi

  • ma'rifah nakiroh nya
  • mudzakar muanatsnya
  • mufrod tatsniyah jamaknya 
itu cocok, karena demikian ini menjadi na'at. 

Jadi.. ada isim fa'il ( المتقن ) berarti mutqin ini adalah isim fa'il. Ada isim fa'il menjadi na'at, maka dia berhak untuk beramal sebagaimana fi'ilnya. 

 يحب الله الرجل المتقن عمله


يحب
Yuhibbu (demen)

Sinten?

الله
Allohu (Gusti Alloh)

الرجل
Ar rojulu (ing wong lanang)

المتقن
Al Mutqina ( kang nyempurnaake sopo? Rojul)

Ing

عمله

‘amalahu (ing amalnya)

 

'amalahu ini jadi maf'ul bih, maf'ul bih darimana ini? maf'ul bih dari al mutqin. Loh.. al mutqin itu kan merupakan isim? kok punya maf'ul bih? iya.. ini isim, yang bisa beramal sebagaimana fi'ilnya. Kenapa kok beramal sebagaimana fi'ilnya? karena memenuhi persyaratan. Karena al mutqin ini berasal dari fi'il muta'addi, maka ketika beramal membutuhkan maf'ul bih. Sehingga 'amalahu disini menjadi maf'ul bih. 

Jadi yang namanya isim fa'il, isim maf'ul, sifat musyabahah bismil fa'il, isim mansub yang termasuk dalam kategori isim sifat, bisa beramal sebagaimana fi'ilnya ketika memenuhi persyaratan 

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا


Contoh lain
أضارب محمد 

onoto 
dhoribun (utawi wong kang nggepuk)
sopo?
Muhammadun (muhammad)

Ono utawi? tapi pakai sopo ?
lek utawi kan biasanya iku? kok gak pakai iku ini? Inilah kemudian sampeyan harus baca disini, bahwa yang namanya mubtada itu  ada dua
lahu khobarun
lahu marfu'un (sadda masaddal khobar)

Mubtada itu ada yang memiliki khobar, ada yang memiliki isim yang dibaca rofa' yang menempati posisi khobar. 

أضارب محمد

a (onoto)
dhoribun (utawi wong kang nggepuk)
sopo?
muhammadun

kok dibaca sopo? ustadz? fa'il darimana? dari dhoribun. Loh dhoribun kan ditanwin ustadz? loh opo -o lak ditanwin? berarti isim. Ini berarti isim, tapi kok punya fa'il? oh iya.. karena ini termasuk dalam kategori isim2 yang bisa beramal sebagaimana fi'ilnya. Kenapa kok dianggap bisa beramal sebagaimana fi'ilnya? karena memenuhi persyaratan. Kebetulan didahului oleh istifham. 

وولي استفهما او حرف ندا – أو نفيا أو جاصفة أو مسندا

Oke... jadi penting untuk diperhatikan itu. Bahwa kalau seandainya kita berfikir tentang al asma al amilah amal fi'li (isim2 yang beramal sebagaimana pengamalan fi'ilnya. Itu logika dasarnya seperti itu. 

  • yang punya fa'il itu adalah fi'il
  • yang punya naibul fa'il itu adalah fi'il
  • yang punya maf'ul bih itu adalah fi'il

Ternyata dalam perkembangan selanjutnya, ada isim punya fa'il.  Padahal yang biasanya punya fa'il itu adalah fi'il. Ini ada isim punya fa'il. 

ada isim punya naibul fa'il, padahal yang punya naibul fa'il itu adalah fi'il. 

ada isim punya maf'ul bih, padahal yang punya maf'ul bih itu adalah fi'il. 

Isim2 itu lah yang kemudian kita sebut sebagai, Al Asma al Amilah amalal fi'li. Isim2 yang berpengamalan sebagaimana fi'ilnya. Yang secara umum diklasifikasikan menjadi dua. Yang termasuk dalam kategori isim sifat, biasanya yang sering muncul itu empat. Apa saja itu? isim fa'il, sifat musyabahah bismil fa'il, isim maf'ul, isim mansub. 

Isim fa'il dan sifat musyabahah bismil fa'il ketika beramal sebagaimana fi'ilnya dia disamakan dengan fi'il ma'lum. Berarti dia butuh fa'il. Kecuali fi'ilnya muta'addi, maka dia disamping butuh fa'il juga butuh maf'ul bih. 

Ada juga yang termasuk dalam kategori masdar, Insyaalloh untuk mashdarnya ini kita jelaskan untuk episode yang berikutnya. Jadi yang harus diingat adalah cara berfikir logisnya itu seperti itu. 

  • yang punya fa'il itu adalah fi'il
  • yang punya naibul fa'il itu adalah fi'il
  • yang punya maf'ul bih itu adalah fi'il

ketika ada isim punya fa'il, atau naibul fa'il, atau maf'ul bih, berarti isim ini sedang beramal sebagaimana fi'ilnya. Ada isim2 yang memang bisa beramal sebagaimana fi'ilnya. Dan itu dikategorikan menjadi dua, ada yang masuk dalam kategori isim sifat, dan ada yang masuk dalam kategori mashdar. Pengklasifikasian ini dianggap penting, lebih disebabkan karena persyaratanya memang beda. 


Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. 
Wabillahittaufiq wal hidayah, 
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh

Comments