Skip to main content

Kh. Abdul Haris | Metode Al Bidayah | Isim 'Adad (45)

 

Tulisan ini, kami cuplik dari video beliau yang ada di channel Al Bidayah, yang langsung diajarkan oleh Dr. Abdul Haris, dengan Metode Al Bidayah, dari Al Bidayah Jember, Jawa Timur. Kami mohon ijin untuk menurunkanya dalam bentuk tulisan, apa yang sudah beliau sampaikan, agar bisa menjadi catatan tersendiri bagi kami khususnya, dan mungkin bisa bermanfaat bagi temen2 sekalian. Amin


Selamat menikmati



'adad Metode Al Bidayah Jember



  • Kemarin kita sudah menjelaskan pembagian dari isim adad, isim adad itu dibagi menjadi dua. Ada yang sifatnya tartibi, menunjukkan tingkatan yang pertama, yang kedua, yang ketiga, yang keempat yang kelima dan seterusnya. Itu kalau dalam bahasa arab disebut tartib, tingkatan. Itu seperti itu. 
  • ada yang sifatnya hisabi. Satu dua tiga empat dan seterusnya. 






Kapan kita tahu ini sedang tartibi atau hisabi? Tartibi selalu diikutkan wazan fa'ilun. Jadi kalau khomisun itu pasti terjemahanya adalah yang kelima, robi'un itu pasti terjemahanya yang keempat. Tsalitsun itu pasti terjemahanya adalah yang ketiga. Kalau tsalatsatun itu artinya tiga, kalau arba'atun itu artinya empat, khomsatun itu artinya lima, dan seterusnya. Konsep dalam isim adad, selain tartibi dan hisabi adalah mudzakkar dan muannats. Permainanya adalah mudzakkar muannats, mudzakkar muannats. Kemarin sudah saya jelaskan dari pertemuan yang lalu. Selanjutnya saya akan mengurai dari pembagian kedua dari isim adat. 


Isim adad memungkinkan dibagi dua juga, 
  • yang pertama adad mudhof
  • yang kedua itu adalah adad murokkab
  • yang ketiga itu adalah adad uqud
  • yang keempat itu adalah adad ma'thuf

Jadi, isim adad itu, disamping pembagian tartibi dan hisabi, adat itu juga dibagi menjadi empat bagian seperti di atas, adad mudhof, murokkab, uqud, ma'thuf




Adad Mudhof
Adad Mudhof itu dibagi dua 
yang pertama al mudhof ilal jam'i (3-10) 
yang kedua ilal mufrodi (100 200 1000 2000 3000 .... dst)
Saya kepingin menjelaskan tentang pengertian ini, adad mudhof, adad murokkab, ada uqud, adad ma'thuf. Yang penting untuk kemudian saya tegaskan, 

Yang dimaksud mudhof ini, bukan kemudian mudhof ini kemudian harus dimudhofkan. Ini penting untuk ditegaskan. Bilangan tiga sampai sepuluh, memungkinkan dimudhofkan, memungkinkan tidak dimudhofkan. 
  • Memungkinkan susunan idhofah 
  • memungkinkan susunan na'at man'ut, 
  • atau tidak idhofah atau tidak na'at man'ut. 

Kenapa kok kemudian namanya adad mudhof? namanya adad mudhof karena memang dari empat pembagian ini, yang memungkinkan untuk dimudhofkan adalah adad yang pertama ini. 
  • Tiga sampai sepuluh, memungkinkan untuk dimudhofkan. 
  • 100, 200, 1000, 2000 dan seterusnya memungkinkan untuk dimudhofkan. 

Tapi kalau adad murokkab, pasti TIDAK memungkinkan untuk dimudhofkan, adad uqud pasti tidak memungkinkan untuk dimudhofkan. Adad ma'thuf, pasti tidak memungkinkan untuk dimudhofkan. 

Jadi isim adad itu banyak pembagianya, adad mudhof itu banyak pembagianya, ada yang memilih istilah mufrod, tapi saya lebih memilih mudhof. Ini hanya untuk kita mudah begitu saja. Saya ulangi lagi, konsep mudhof disini, bukan berarti konsep tiga - sepuluh ini berarti harus dimudhofkan. 

Misal

الصلوات الخمس - ash sholawatul khomsu (memungkinkan na'at man'ut). Al Khomsu adalah na'atnya, man'utnya ash sholawaatu

خمس الصلوات - mudhof mudhof ilaihi. 

Jadi tiga sampai dengan sepuluh memungkinkan ditulis dengan cara na'at man'ut, memungkinkan juga ditulis dengan cara mudhof mudhofun ilaihi. Memungkinkan juga tidak dimudhofkan dan tidak na'at man'ut

Misalnya

رأيت خمسة من الرجال
khomsatan, memungkinkan juga tidak dimudhofkan, tidak menjadi na'at. 

Pembagian mudhof disini, lebih disebabkan karena disinilah yang memungkinkan kemudian untuk dimudhofkan. Tapi tidak harus dalam kondisi mudhof. Adad murokkab, selama2 nya tidak memungkinkan untuk dimudhofkan, adad uqud selama2nya tidak memungkinkan untuk dimudhofkan. Adat ma'thuf, selama2nya tidak memungkinkan untuk dimudhofkan. Yang memungkinkan untuk dimudhofkan adalah

  • 3 sampai 10
  • 100 200 1000 2000 dan seterusnya.

Jangan kemudian difahami, yang namanya pembagian mudhof ini, harus selalu dimudhofkan. 3 sampai 10 memungkinkan dipakai dengan cara susunan na'at man'ut. 

الصلوات الخمس - ash sholawatul khomsu ini bener, ini dibuat susunan na'at man'ut. Atau khomsu sholawatin, itu juga benar. 

خمس الصلوات - dibuat mudhof, mudhofun ilaihi


Atau tidak dibuat mudhof, tidak dibuat na'at man'ut juga boleh. 
Misalnya...

رأيت خمسة من الرجال - saya melihat 5 dari orang laki2. 

Jadi ini sekedar pembagian, perhatikan ya. Karena yang memungkinkan untuk dimudhofkan, itu hanya 

3 sampai 10
100 200 1000 2000 dan seterusnya.

Jadi ketiga contoh di atas tadi sama2 benarnya dalam gramatika bahasa arab. 

Apakah harus dimudhofkan? tidak. Lalu kenapa kok dikontraskan? Lebih disebabkan, pada pembagian lain tidak memungkinkan untuk dimudhofkan. (8.40)




Jadi untuk susunan angka 3-10, jika dimudhofkan harus dimudhofkan atau tidak dimudhofkan sekalipun, lawanya itu harus jamak. Misalnya

جاء ثلاثة تلاميذ

Telah datang tiga orang murid. Tsalatsatun ini jadi mudhof, maka mudhof ilaihnya harus dalam bentuk jamak. Talamidz itu adalah bentuk jamak dari tilmidzun. Karena talaamidz adalah dalam bentuk mudzakkar, maka harus pakai ta marbuthoh seperti yang kemarin kita jelaskan. Yang penting adalah, tiga sampai sepuluh, itu harus dimudhofkan kepada bentuk jamak. Misalnya lagi,

خمس الصلوات
tidak boleh menjadi khomsu sholaatin. Karena harus dalam bentuk jamak. Untuk tiga sampai sepuluh, kalau kita mau bikin bentuk ma'dudnya, harus selalu dalam kondisi jamak, tidak boleh dipakai dalam kondisi mufrod. 

pada 1000 100 200 itu harus pada bentuk mufrod. Alfu rubiyyatin Alfu dimudhofkan kepada bentuk mufrod. 

مائت درهام
harus dalam bentuk mufrod. 


Adad Murokkab

Adad yang kedua pembagianya adalah murokkab. Murokkab itu apa artinya? murokkab itu adalah tersusun, itu artinya. Gabungan. Ini adalah bilanganya mulai dari 11-19. Dan untuk adad murokkab ini kita mengenal ada shodrul murokkab (satuan), dan ajzul murokkab (puluhanya). Apakah shodrul murokkabnya, ataukah ajzul murokkabnya secara umum bisa kita katakan, mabniyyun alal fathi, kecuali angka 12, dua belas dimana untuk satuanya adalah mu'rob.

جاء أحدعشر تلميذا
Loh ustadz, kok ahada, kok gak ahadu? karena adad murokkab itu baik satuanya maupun puluhanya semua mabniyyun alal fathi. Jangan kemudian membaca ahadu asyaru karena asumsinya disini menjadi fail. Kenapa? karena dalam konteks dalam mabni mu'rob kita tegaskan bahwa disini harokatnya disebut sebagai harokatul bina. Fathah disini tidak menunjukkan bahwa dia nashob, kenapa? karena ini dihukumi mabni, harokat pada kalimat yang mabni itu adalah harokatul bina. Jadi fathah itu tidak menunjukkan bahwa dia itu nashob, jadi dhommah tidak menunjukkan bahwa dia itu rofa', dan kasroh tidak menunjukkan bahwa dia itu adalah jar. Untuk adad murokkab 11-19 itu secara umum adalah mabniyyun alal fathi, kecuali dua belas. Khusus untuk dua belas, satuanya untuk shodrul murokkabnya itu mu'rob, sebagaimana isim tatsniyyah. 

Jadi untuk adad murokkab ini, secara umum adalah mabniyyun alal fathi. 11 sampai 19 itu meskipun pada waktu rofa' dia, pada waktu nashob dia, pada waktu jar dia, selalu dalam kondisi fathah disini. Kecuali untuk 12 satuanya itu disamakan dengan isim tatsniyah. 

جاء إثنا عشر تلميذا
رأيت إثني عشر تلميذا

Jadi mudhof sudah kita jelaskan  3-10
Jadi murokkab sudah kita jelaskan 11-19 




Sekarang masalah tentang uqud, uqud itu 20 30 40 50 - 90
Uqud itu sama persis i'robnya dengan jamak mudzakkar salim. Oleh sebab itu karena ini tidak memenuhi persyaratan, dimulhaqkkan dengan jamak mudzakkar salim. 

عشرون  - ثلاثون - pada waktu rofa'
عشرين -  ثلاثين - pada waktu nashob dan jar. 



Adad Ma'thuf

Kalau adad ma'thuf bagaimana? ada wa nya nanti. Contoh, misalnya...
21 22 23..... dst
pokoknya setelah adad uqud ditambah satu dua tiga.... 9, ada wa nya nanti. Contoh kata2nya..

خمسةٌ وعشرون
خمسةًَ  و عشرين
خمسةٍ و عشرين

ini namanya 'adad ma'thuf, terjadi pengathofan. 


Pembagian adad secara umum



Adad uqud disamakan dengan jamak mudzakkar salim, kalau adad ma'thuf adalah adad uqud yang ada tambahan satu dua tiga empat lima dan seterusnya. Adad murokkab 11-19
Ini adalah pembagian isim adad secara umum seperti itu. 





Adad Mudhof
Saya ulangi lagi, untuk mudhof, jangan diterjemahkan itu harus dimudhofkan, ini hanya sekedar memudahkan pembagian. karena realitasnya adad murokkab tidak mungkin dimudhofkan. adad uqud tidak mungkin terjadi pemudhofan disini, adad ma'thuf tidak mungkin terjadi idhofah disitu. Dan yang mungkin terjadi idhofah itu adad mudhof, dan itu berarti tiga sampai sepuluh. 
100 200 300 400 500 dst. 
1000 2000 3000 4000 dst.

Apakah adad mudhof wajib dimudhofkan? TIDAK
boleh dimudhofkan, boleh dalam konsep na'at man'ut, boleh tidak mudhof dan tidak na'at man'ut (menggunakan huruf jar min)
Misal:
رأيت ثلاثة من الرجال

ini adalah termasuk dalam kategori tiga sampai sepuluh, akan tetapi disini tidak dimudhofkan dan tidak dibuat konsep na'at man'ut. Itulah yang penting untuk kemudian ditegaskan dalam pembagian seperti ini. 


Adad Murokkab 
Adad Murokkab itu pokoknya sebelah sampai 19, dan itu dimabnikan Alal Fathi, apakah itu shodrul murokkabnya (satuanya) apakah itu ajzul murokkabnya (puluhanya). Semuanya dimabnikan alal fathi, kecuali dua belas dimana satuanya itu dimu'robkan sebagaimana isim tastsniyah. Sehingga memungkinkan pakai alif, kemudian memungkinkan pakai ya. Pakai alif apabila rofa'. Pakai ya apabila nashob dan jar. 


Adad Uqud

Untuk adad uqud itu adalah 10 20 30 40 ---- 90 ini disamakan dengan jamak mudzakkar salim. Sehingga pasti diakhiri dengan wawu nun, atau ya nun. Wawu nun apabila rofa', ya- nun apabila nashob dan jar. 


Adad Ma'thuf
adalah adad uqud yang ada tambahan 1 2 3 4 5 6 ....9
misal 
11 12 13 14 15 16 17 18 19 
21 22 23 24 25 26 27 28 29
31.....
41....

Sehingga disini pasti terjadi pengathofan. 





PRAKTEK untuk ADAD HISABI
Sekarang saya akan mencoba untuk mengajak para pemirsa, untuk kemudian praktek tentang masalah ini. Karena ini agak pelik, saya sudah menyiapkan beberapa contoh yang akan saya tulis, 

جاء أحد عشر تلميذا
جائت إحدى عشرة تلميذة
رأيت واحدا و عشرين تلميذا
جاء إثنان و عشرون تلميذا

جائت خمس عشرة تلميذة
جاء خمسة عشر تلميذا
سافر تسعة و عشرون مسافرا

Ada catatan penting untuk adad ma'dud ini, untuk satu dan dua, ini SPESIAL. Ia harus selalu Muthobaqoh (istilah pak Ustadz). Jadi mudzakkar2 terus...

جاء أحد عشر تلميذا
ahada
asyaro
tilmidzan 
mudzakkar semua. 

جائت إحد عشرة تلميذة
ihda
asyrotan 
tilmidzatan
muannats semuanya

Apakah dalam konteks satu sebelas dua belas, duapuluh satu dua puluh dua
itu begitu, harus sama. 


TAPI kalau sudah tiga ke atas, sampai sembilan dalam konteks ini. Ini sudah menggunakan adad hisabi yang biasanya. Misalnya
جائت خمس عشرة تلميذة
Kenapa ini kok khomsa ustadz? kan ini fa'il. Ini adad murokkab. Karena ini masuk dalam kategori 11-19, dan 15 di antara itu. Jadi meskipun disini menjadi fa'il, tapi tetep harus fathah. Tapi kemudian disini kok tidak ada ta marbuthohnya? Karena disini yang sedang akan dijelaskan (tamyiz) adalah muannats. Kalau Tamyiznya adalah muannats, maka khomsa disitu adalah mudzakkar. Asyrotanya itu adalah muannats, dan tamyiznya muannats juga. Perhatikan itu. 

جاء خمسة عشر تلميذا
Kalau disini kenapa kok khomsata? Yang harus dijadikan pertentangan untuk adad dan ma'dudnya adalah satuanya. Perhatikan... Kalau sudah TIGA ke atas, antara adad dan ma'dudnya itu harus bertentangan. Yang harus dijadikan pertentangan itu adalah bentuk dari SATUANYA. 

سافر تسعة و عشرون مسافرا

kalau seandainya disini diubah menjadi musaafirotun maka menjadi tis'un. Kenapa di contoh di atas kok tis'atun? karena tamyiznya rencananya adalah laki2. Jadi tetep, adad dan ma'dud kalau seandainya itu adalah adad hisabi, secara umum memang harus berlawanan dari segi mudzakkar muannatsnya. 
KECUALI satu dan dua. Perhatikan, saya ulangi lagi, kalau itu adadnya adalah hisabi, secara umum itu bisa dikatakan adad dan ma'dud itu harus bertentangan. Kalau mudzakkar maka harus muannats, kalau muannats maka harus mudzakkar. KECUALI satu dan dua. Kalau satu dan dua apakah dalam konteks
satu, dua, sebelas, dua belas, dua puluh satu, dua puluh dua, tiga puluh satu, tiga puluh dua, pokok ada unsur satu dan duanya, sama2 mudzakkar semuanya atau sama2 muannats semuanya (harus muthobaqoh). 

جاء أحد عشر تلميذا - muzakkar semuanya
جائت إحدى عشرة تلميذة - muannats semuanya
رأيت واحدا و عشرين تلميذا - mudzakkar semuanya (jadi maf'ul bih)
جاء إثنان و عشرون تلميذا - mudzakkar semuanya (jadi fa'il)

إحدى
Ihda ini namanya muannats, ini namanya alif maqsuroh
Untuk 'isyriina dan isyruna itu mudzakkar dan muannats memang tidak ada bedanya, itu hanya berlaku beda hanya pada waktu rofa' dan nashob, jar saja. 

Jadi untuk masalah adad ini sudah tuntas, dengan cara seperti itu. Jadi Isim sifat, isim fa'il sudah kita selesaikan, isim maf'ul sudah kita selesaikan, sifat musyabahah bisymil fa'il sudah kita selesaikan, kemudian shighot mubalaghoh sudah kita selesaikan, isim mansub sudah kita selesaikan, Isim tafdhil sudah kita selesaikan Isim adad sudah kita selesaikan, Nanti ada klenik2nya itu ya sambil baca begitu saja. Kemudian isim isyaroh dan isim maushul sebetulnya yang ini sudah kita bahas. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf, wa billahit taufiq wal hidayah. Wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh. 



Comments