Bismillahirrohmanirrohim
Bismillah
Alhamdulillah
Washsholatu wassalamu ‘ala Rosulillah sayyidinaa Muhammadin wa’ala alihi wa shohbihi wa man wa laahu.
Robbisy rohlii shodri, wa yassirly amri, wahlul uqdatan min lisaani, yafqohuu qouli..
Amma ba’du
Pada kesempatan siang hari ini kita melanjutkan kajian kita tentang problematika pembelajaran kitab kuning, yang secara rutin kita laksanakan setiap jum'at siang. Berkali kali kami tegaskan, bahwa tujuan kegiatan ini salah satunya adalah untuk memberikan solusi alternatif, kepada teman2 di berbagai tempat yang kenyataanya menghadapi kesulitan dalam rangka belajar membaca kitab. Yang diakui atau tidak, membaca kitab itu memang sulit. Jadi panjenengan jangan sampai percaya, karena kenyataanya memang tidak seperti itu. Kalau seandainya, seseorang diberikan informasi, memberikan kesimpulan bahwa yang namanya membaca kitab itu mudah. Karena kenyataanya membaca kitab itu sulit. Membaca kitab itu tidak hanya sekedar nahwu shorof, membaca kitab itu banyak unsur kemudian kita analisis, setiap pertemuan, minimal ada tiga unsur.
- Qowa'id - Nahwu shorofnya kudu kuat.
- Mufrodat - Vocab harus banyak
- Tatbiq - Unsur penerapan
Yang ini masing2 butuh waktu, butuh pengawasan butuh koordinasi dan seterusnya, agar yang namanya peserta didik memiliki kemampuan qowaid, memiliki kemampuan mufrodat, dan memiliki kemampuan tatbiq. Sehingga saya tegaskan, kalau ada yang menginformasikan sekian bulan bisa baca kitab dan seterusnya, ngomongnya bisa baca kitab, itu jangan percaya. Karena kenyataanya tidak mungkin terjadi itu. Kalau sekian bulan bisa faham nahwu shorof, kita pun dengan metode yang kita tetapkan, anak kecil2 kenyataanya sudah faham nahwu shorof. Karena membaca kitab itu bukan hanya nahwu shorof, oleh karenanya kita tidak bisa mendeklarasikan diri metode kita yang secara cepat dalam hitungan bulan, mampu mengantarkan anak didik kita, peserta didik kita, pada kemampuan membaca kitab. Membaca kitab itu tidak sesederhana belajar nahwu shorof. Kemarin kita ke Studi komparatif ke Langitan, ke Sarang, ternyata mereka mematok 9 tahun untuk kemampuan membaca kitab, yang bener2 tahqiq itu. Sehingga ojok percoyo, lek onok wong belajar kitab, sekian bulan bisa. Gak mungkin, tashrifane ae sik bermasalah. Kenyataane gak gitu, kenyatanya sulit, membaca kitab itu sulit. Oleh sebab itu secara sitematis,secara berkala secara berkelanjutan, harus dilakukan kajian demi kajian, kajian demi kajian dan seterusnya.
Pada kesempatan ini kita akan melanjutkan kajian kita, pertemuan2 yang lalu tentang marfu'atul asma, kita sudah mencoba membahas tentang fa'il, tentang naibul fa'il, dan insyaalloh sekarang kita akan membahas tentang mubtada. Salah satu dari marfu'atul asma, itu disebut sebagai mubtada. Pokoknya begitu, kalau kita sedang membahas bab2 tertentu, minimal ta'rif itu harus dikuasai.
- Apa yang dimaksud dengan mubtada? Minimalnya itu harus tahu.
- Kemudian kalau ada pembagian, aqsamnya harus diketahui. Pembagian mubtada itu ada berapa.
- Kemudian amtsilah, masing2 contoh untuk aqsam yang satu, yang kedua, dan seterusnya itu apa? contohnya apa. Minimalnya itu, gak usah ribet.
- isim dhomir
- isim isyaroh
- isim maushul
- isim alam
- isim + AL
- AL Mudhof ilal ma'rifah
- apa itu isim dhomir,
- apa itu isim isyaroh,
- apa itu isim maushul,
- apa itu isim alam,
- apa itu isim + AL
- apa itu Al Mudhof ilal ma'rifah
- isim dhomir,
- isim isyaroh,
- isim maushul,
- isim alam,
- isim + AL
- Al Mudhof ilal ma'rifah
Ada berapa isim dhomir itu? ada dua
ada dua
ada dua,
Comments
Post a Comment