Skip to main content

Ilmu Ushul Fiqh | Catatan Ngaji Gus Baha


Assalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh
Bismillahirrohmanirrohim Tabarokalladzi nazzalal furqona liyakuuna lil 'alamiina nadziro.
Allohumma sholli wa sallim wa baarik 'ala sayyidinaa muhammadin, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'iin ammaa ba'du


Yang sangat saya hormati kyai haji syukron makmun, sebagai sesepuh nu, juga sebagai pengasuh ponpes darurrohman. 

Yang saya hormati Rois Amm Nu Kyai H Miftahul Akhyar. Ketua PBNU Kyai Haji Yahya Cholil Staquf, Bapak menteri bapenas H.Sunarso Muharfa. Dan beberapa habib, semunya yang rawuh, engkang sya hormati. Ada habib Hud Al Atas, ada Habib Ali bin Abdurrohman Al Habsyi, ada Habib Nabil, semua yang saya hormati. 

Sekjen NU dan semua jajaranya yang saya hormati. Katib, dan semua yang saya hormati. Alhamdulillah, tadi Kyai H. Syukron Makmun yang juga temen bapak saya, Saya masih ingat ketika beliau rawuh di rembang, di rumah bapak saya. Saya mohon maaf, gak bisa datang, tapi mungkin sebaiknya gak datang. 

Karena memang saya masih ngaji pasanan, ngaji kilatan, ngaji.... Saya sering bilang ke orang2, kalau ada orang rapat ketahanan pangan, itu yang rapat ya baik, karena ngatur ketahanan pangan. Tapi yang gak juga baik, karena itu yang real mempertahankan pangan. 


Variasi

Jadi kalau semuanya rapat, yang nanam padi siapa? kalau semuanya nanam padi yang ngoordinasi supaya dikirim kemana? diatur bagaimana itu butuh rapat. Tapi real kebutuhan padi itu butuh penanam. Ini yang saya kagum dari penguris PBNU, jadi ada beberapa Kyai itu yang gak pati rapat di kantor, seperti saya. Tapi saya ini selalu mengajarkan kitab risalahnya Mbah Hasyim As'ariy tentang Ahlis Sunnah wal Jama'ah. Sehingga anggep saja, saya ini nanam padi tapi tidak ikut ketahanan pangan. Dan itu harus dianggap lazim saja dalam perbedaan2 itu.

Saya neruskan cerita ushul fiqh yang diceritakan gus yahya. Juga tadi diperjelas oleh Kyai Haji Syukron Makmun. Ushul Fiqh itu satu disiplin ilmu yang penting sekali, untuk nganalisis teks. Kenapa itu penting sekali? karena beberapa teks itu jelas berbahasa arab. Dan bahasa itu ya umumnya bahasa ada ruang dan waktu. Sehingga ada beberapa cerita termasuk yang disebut terkenal sekali oleh sayyid Muhammad. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Jika semua bid'ah itu jelek, karena Rosululloh tidak mengajarkan atau belum mengajarkan maka cerita seperti ini gak terjadi.  Suatu saat itu ada sahabat, entah saking kangenya Alloh, entah gimana. Ketika I'tidal itu baca Robbanaa lakal hamdu hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fihi. Itu tidak lazim, karena selama ini Nabi ngajarkan, Robbana lakal hamdul mil-a assamaawayi wa mil-al ardhi wa mil-a maa syikta min syai-in ba'du. Atau yang terkenal dibaca rofa' Robbana lakal hamdul mil-u assamaawayi wa mil-ul ardhi wa mil-u maa syikta min syai-in ba'du. Lalu, karena itu gak lazim, setelah sholat Nabi tanya, Aiyukumul Qoil, dari semua kalian ini yang melafadzkan kalimat itu siapa? semuanya diam, karena takut disalahkan Rosululloh Saw. 

Semuanya diam, akhirnya Nabi ngendikan, fa inni roaitu isnatai asyaro malakan yabtadiruuna aiyuhum yaktunu awwalun. Saya tadi melihat 12 malaikat, mereka berebut sekali untuk mencatat kalat itu.. Kalimat itu begitu indah, sehingga 12 malaikat tadi berebut ingin mencatat. Terus pemuda tadi, atau orang tadi bilang, tadi yang nglafadzkan itu saya. Itu tidak ada sabqut ta'lim, tidak ada pengajaran dahulu dari Rosululloh Saw. Tapi itu direspon oleh Malaikat. Dan tentu disetujui oleh Rosululloh Saw. Maka ini suatu kepastian, bahwa gak semua bid'ah itu gak semua hal yang baru itu dholalah/sayyi-ah. 


Begitu juga ada sahabat, dan ini yang ditiru NU seluruh Indonesia


Comments