Skip to main content

Rumus Urutan Singkat Mendidik Anak Usia Dini | Catatan Ngaji Ust Budi Ashari

 

Assalamu'alaikum Ustadz, Kalau kami lihat, anak itu kan masing2 punya potensi yang berbeda2 begitu. Sejak kapan orang tua itu harus mengenali potensi anaknya itu, dan bagaimana mcaranya mengembangkan agar anak itu berkembang sesuai potensinya masing2, dalam koridor sunnah nabawiyah. Terimakasih.


Iya..... Bicara soal potensi, itu juga ..... Ini ilmu sebenarnya tidak sulit, dan akan mudah melihatnya. Saya kasih panduan yang simple banget. Ini kalau yang belum telat ya. Tapi kalau yang sudah telat, tinggal nanti ngikutinya di tengah jalanya bagaimana. Lihat... Anak itu, dari mulai hamil, dari mulai ibunya mulai hamil, itu ada panduan. Panduan tentang hamil, saya pernah bercerita,buka ayat2 tentang kehamilan di dalam AL Quran. Iya buka saja, nanti ada panduan2nya. Tadi, seperti berdo'a itu luar biasa... itu panduanya. 


Usia 0-2tahun

Begitu lahir itu anak, usia nol sampai 2 tahun itu usia susuan. Tapi bagaimana menyusui yang terbaik dalam islam. Harus dikaji dengan detail. 


وَٱلۡوَ ٰ⁠لِدَ ٰ⁠تُ یُرۡضِعۡنَ أَوۡلَـٰدَهُنَّ حَوۡلَیۡنِ كَامِلَیۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن یُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ وَعَلَى ٱلۡمَوۡلُودِ لَهُۥ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ لَا تُكَلَّفُ نَفۡسٌ إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَا تُضَاۤرَّ وَ ٰ⁠لِدَةُۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوۡلُودࣱ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦۚ وَعَلَى ٱلۡوَارِثِ مِثۡلُ ذَ ٰ⁠لِكَۗ فَإِنۡ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضࣲ مِّنۡهُمَا وَتَشَاوُرࣲ فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡهِمَاۗ وَإِنۡ أَرَدتُّمۡ أَن تَسۡتَرۡضِعُوۤا۟ أَوۡلَـٰدَكُمۡ فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡكُمۡ إِذَا سَلَّمۡتُم مَّاۤ ءَاتَیۡتُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِیرࣱ

Itu panduan, di surat Al Baqoroh 233, itu panduan. Nah itu harus dikaji. Oke...  Nah selesai masa susuan (disapih). 

Sampai usia dua tahun, dari mulai si janin ada di rahim sampai umur dua tahun, itu adalah usia spesial bunda. Cuma bapaknya ngapain, ada panduanya di ayat. Gitu ya, begitu sudah selesai sapihan, anak mulai pisah dengan ibunya, masuk sang ayah. Ayahnya masuk (jatahnya) lebih banyak. Jadi ayah lebih banyak masuk, jadi tema pisah dengan ibundanya itu ada hikmahnya. Jadi artinya mulai pisah dari ibunya ayah mulai agak banyak masuk. Begitulah seterusnya, mulailah seimbang antara ayah dan bunda. Sampai usia tujuh tahun. 


Usia tujuh tahun

Usia tujuh tahun, Nabi sampaikan tentang sholat. Sholat itu,  selain temanya tema sholat, juga tema simbol besar tentang ibadah wajib. Simbol besar tentang ibadah wajib. Nabi sampaikan 


مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين، واضربوهم عليها وهم أبناء عشر سنين، وفرقوا بينهم في المضاجع


Perintahkan anakmu sholat umur tujuh tahun. Ini ada panduan sendiri. Bagaimana memaknai kenapa tujuh tahun, kenapa ?? dan apa saja dan seterusnya. Dan dijaga sholatnya, kalau laki2 sholat di masjid. Itu artinya tujuh tahun, tujuh tahun, harus mulai diajari. 


Usia 10 Tahun

Makin nanjak usianya, delapan, sembilan, masuk usia sepuluh, evaluasi besar2an tentang ibadahnya. Kalau masih meninggalkan... kata Nabi 

 واضربوهم عليها وهم أبناء عشر سنين

Pukul dia, boleh dipukul, dengan pukulan pendidikan. Pukulan pendidikan... tapi ditambahi tugasnya, 

وفرقوا بينهم في المضاجع

Pisahkan tempat tidurnya, antara laki2 perempuan. Mulai diajari tentang? kamu laki2 atau kamu perempuan. Maksudnya diperjelas, makin diperjelas. Walau dia kakak adik, tetapi tidak boleh tidur berdua. Karena salah satunya sudah sepuluh tahun. Temen2 itu semua kalau antum jalani panduan dengan ilmu. Anda akan mulai melihat, mulai melihat tentang kemana potensi anak ini? Nanti akan kelihatan. Ilmunya dikaitkan dengan usia, itu surat Al Jum'ah tadi diantaranya, bahwa perdengarkan banyak ayat, sampai dia hafal, mulai bisa membaca, mulai bisa menghafalnya satu jus, dua jus, tiga jus, dst. Mulailah dia belajar tentang panduan isi quran, (penjelasan sederhana) jus tiga puluh, isinya apa sebenarnya? Oke... begitu seterusnya. Dia mulai belajar berhitung, ilmu berhitung di dalam islam.

Bertahab begitu naik, gitu ya.. (gak seperti) sekarang, anak SD belajarnya 12 mata pelajaran. Itu bukan belajar, namanya (mbunuh) anak namanya. Anak kelas 1 SD, dua belas mata pelajaran? Laa haulaa walaa quwwata illa billah. Wong anda saja gak kuat, yang tua tua aja gak kuat, 12 mata pelajaran, betul? Anak kecil... kelas satu SD temen2, itu kadang2 ke kamar mandi saja gak sempet, ngompol di kelas. Anak kelas satu SD, namanya juga kelas satu SD. Ingusan kadang masih kemana2, diberi 12 mata pelajaran? saya gak ngerti professor yang buat itu sekolahnya dimana? Wallohi... coba antum fikirkan dengan logika, ini belum berbicara tentang islam. 

Ini panduan yang betul, bertahap tiap hari, dia kenali, yang pertama dia kenali adalah Tuhanya. Yang pertama dikenali adalah kitab sucinya. (Kemudian) tema kesucian, tazkiyatun nafs, penyucian jiwa. Itu temen2, begitu ilmu mulai masuk satu satu dalam dirinya, tentang kesucian jiwa itu, akan sangat terbaca, antum sudah bisa baca sendiri. Kemana anak ini? Makin usia makin besar, gak usah buru2. Begitu makin besar, makin besar, makin mulai kelihatan. O.... anak ini punya kecenderungan ini, punya keahlian disini, dan seterusnya. Insyaalloh terbaca.. tapi tadi, panduan ini urutanya diikuti. Anak begitu menjelang usia baligh. Tadi usia sepuluh tahun sudah menjelang usia baligh. Masuklah anak pada usia tamyiz, nah tamyiz, itu ada bab besar sendiri dalam islam (Usia Tamyiz). Setelah Tamyiz, baligh (juga) bab besar tersendiri dalam islam. Bahkan tesis disertasi dalam bab2 ini ditulis (sudah ada). Begitu besarnya ilmu ini, aneh kalau kemudian gak ada yang mau membacanya, kemudian membreakdown (menurunkanya) menjadi panduan. 


Nasab - Hasab

Gitu ya.. begitu terus, dan sampai akhirnya akan mudah terbaca. Dan saya sampaikan satu lagi, saya sering sampaikan. Satu lagi... Coba dicek tentang Nasab / Hasab anda. Coba dicek... Nasab itu adalah keturunan, saya anaknya fulan, anaknya fulan, anaknya fulan, terus ke atas itu nasab. Kemudian Hasab, hasab ini keluarga saya ke atas ini, karya besarnya apa? itu namanya hasab. Nasab dan Hasab, disampaikan Rosul dua2nya. Kenapa itu penting? karena kalau ini prestasi keluarga besar saya, maka itu berarti ada dalam diri saya. Karena saya keturunanya. 

Umpamanya, kalau saya punya nasab kepemimpinan, diduga sangat kuat, saya ini punya nasab kepemimpinan. Oh ini nasab ilmuan, diduga kuat, ini saya punya nasab bakat sebagai seorang ilmuwan. Oh ini seorang saudagar (misalnya). Tolong dicek, tolong dicek. 

فإن العرق دساس

Bahwa yang namanya nasab, itu sesuatu yang punya jejak, jejak yang kuat. Kayak orang nginjek tanah gitu, ada bekasnya dalam sekali. Segitulah dia ada di dalam diri kita sebenarnya. Gitu ya.. itu akan memudahkan kita insyaalloh, dan akan terbaca (potensi anak, kemana). Wallohu a'lam bish showaab


Temen2 bisa lihat dalam versi VIDEO disini ya...
Selamat menikmati...

Comments