Skip to main content

Kajian Alfiyah 108 | Metode Al Bidayah | Kh. Abdul Haris Jember | Bait 343-347

Pembahasan Alfiyyah Ibnu Malik ke 108 oleh Kh. Abdul Haris Jember, dengan Metode Al Bidayah. Semoga catatan ini bisa memberikan bekas terhadap tersebarnya apa yang pak kyai sampaikan lewat video2 beliau mengenai materi2 bahasa arab. Tulisan ini merupakan transkrip dari video beliau, semoga bermanfaat juga, untuk kita semua. 



 Pada pembahasan kali ini termasuk pada pembahasan HAL. 


 والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا 

 فجائز تقديمه: كـمسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا

 وعامل ضمن معنى الفعل لا ... حروفه مؤخرا لن يعملا 

 كـ"تلك، ليت، وكأن" وندر ... نحو: "سعيد مستقرا في هجر" 

 ونحو: "زيد مفردا أنفع من ... عمرو معانا" مستجاز لن يهن




Bait Alfiyyah 343


والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا 
wal haalu (dan bermula hal) - MUBTADA
khobar dari al halu
adalah
inyunshob (apabila dinashobkan, apa? hal) -KHOBAR
dinashobkan
bi fi'lin  (dengan fi'il mutashorrif)
shurrifaa
au shifatin (atau dengan sifat)
asybahatil ( yang menyerupai apa? sifat) - Na'at
al Mushorrofa (akan fi'il mutashorrif) -Maf'ul dari isim fa'il, yang beramal sebagaimana fi'ilnya. 


In Yunshob itu adalah adat syarat, belum dikasih jawab syarat. Jawab syaratnya adalah jumlah ismiyah yang jatuh setelah ini. 


فجائز تقديمه: كـمسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا
Faja-izu (Maka adalah boleh) - KHOBAR muqoddam
tadimuhu (bermula mendahulukan, apa? hal) - MUBTADA Muakhor

كـمسرعا ... ذا راحل
musri'an (bermula cepat)
hadza (ini)
adalah rohilun (orang yang bepergian)
musri'an (dalam keadaan cepat)

مخلصا زيد دعا
Wa mukhlishon (dan dalam keadaan ikhlash)
zaidun (bermula zaid)
da'aa (berdo'a siapa? Zaid)



Fi'il JAMID dan Fi'il Mutashorrif

Perhatikan Jadi apakah memungkinkan hal didahulukan dari shohibul hal nya. Ini diantaranya yang menashobkan itu apakah fi'il yang Mutashorrif atau bukan? diantaranya itu. 

Contohnya...
Yang asli

ذا راحل مسرعا
Hadza Rohilun Musri'an 

زيد دعا مخلصا 
Zaidun Da'a Mukhlishon 
Ini adalah susunan wajar, normal, memang hal itu diakhirkan (muakhoron). Ini susunan yang wajar. Apakah boleh diawal seperti ini? 

ذا مسرعا راحل 
Muqoddaman boleh gak? 
Apakah Boleh taqdim (didahulukan) atau tidak... Ternyata tergantung yang menashobkan itu sendiri. 
  • Apakah fi'il atau yang 
  • diserupakan dengan fi'il. 

ذا راحل مسرعا
زيد دعا مخلصا 

راحل - Isim Sifat
دعا - Fi'il 
disebut ناصب - yang menashobkan hal. 

Yang menashobkan hal itu (yang menjadi 'amil dari hal itu) adalah fi'il atau sesuatu yang diserupakan dengan fi'il. Ketika yang menashobkan hal itu adalah berupa fi'il, yang mutashorrif. 



متصرف - جامد
Mutashorrif itu lawanya adalah jamid (tidak mengalami perubahan). Misalnya hanya dalam bentuk madhi saja. Atau hanya dalam bentuk Mudhore' saja. Misalnya begitu. Contoh.

ما احسن زيد ضاحكا

Ini fi'il, dalam konteks shighot ta'ajjub. Fi'il dalam konteks ta'ajjub itu tidak memungkinkan 
  • berubah menjadi fi'il mudhore'. 
  • Atau kemudian berubah menjadi fi'il amar. 
Tetep dalam kondisi ahsana. Ini satu shighot, ini namanya JAMID.

Dalam konteks hal, apakah fi'ilnya mutashorrif atau tidak, salah satu contoh yang menashobkan itu berupa fi'il jamid, itu adalah diantaranya adalah shighot ta'ajjub. 
Ta'ajjub itu memang tidak ada perubahanya. 
Ya tetep...

ما احسن زيد ضاحكا

Ahsana memang fi'il, fi'il madhi dia. Tapi tidak bisa diubah menjadi yahsinu. Beda misalnya da'aa bisa yad'uu mukhlishon

زيد دعا مخلصا 
زيد يدعوا مخلصا 

Itu seperti itu, nggih, diperhatikan. Jadi apakah pada akhirnya yang namanya hal itu ditaqdim (didahulukan) atau tetep dia di ta-khir? dalam artian jatuh setelah 'amil, tidak boleh mendahului 'amil. 

Kalau contoh ini dinadzom ada. 

مسرعا هذا راحل
Nashibnya adalah Roohilun
Musri'an adalah hal nya
Berarti hal mendahului 'amilnya. 
Jadi yang normal...
هذا راحل مسرعا
Muakhoron.
Apakah memungkinkan diubah menjadi? 
مسرعا هذا راحل
Memungkinkan gak? ditaqdim? Memungkinkan atau tidak, tergantung pada...
Apakah fi'ilnya itu mutashorrif? atau Jamid?
Kalau kebetulan yang menashobkan itu adalah isim sifat, apakah yang menashobkan 
Asybahat al mushorrofa atau tidak? 

 والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا 


Sifat yang Asybahats Al Mushorrofa

Apa yang dimaksud dengan? sifat yang asybahats al mushorrofa??

والمرا د بالصفات التي تشبه الفعل المتصرف 
ما تضمن معنى الفعل و حروفه و قبل التأنيث
و التثنية و الجمع

wal muroodu (dan bermula yang dimaksud)
bish shifati
allati tusybihu
Alfi'la Al Muthashorrifa
adalah
Maa Tadhommana ma'nal fi'li wa hurufahu
wa qobila at ta-nitsa, wa at tatsniyata wal jam'a.

Memungkinkan atau tidak ditaqdim halnya. Fi'ilnya Mutashorrif atau tidak? atau Shifatnya Asybahat 'an mushorrofah atau tidak. Jadi ada pemaknaan khusus disini. Yang dinamakan shifat yang menyerupai fi'il mutashorrif, itu adalah sesuatu / sifat yang mengandung/ menyimpan ma'na fi'il dan hurufnya. Tetapi ada catatan, dan juga bisa menerima 
  • pemuanatsan - bisa muanatskan
  • pentatsniyahan - bisa ditantsniyahkan
  • penjamak an - bisa dijamakkan

Ada sifat yang tidak memungkinkan untuk di ta'nitskan, di tatsniyahkan, atau dijamakkan. Itu tidak termasuk dalam kategori ini, misalnya adalah isim tafdhil. Yaa... jadi kalau ini... (shifat mutashorrif)
  • Isim Fa'il
  • isim Maf'ul
  • shifat musyabahah bismil fa'il
Kalau kata2 Afhdolu - Isim Tafdhil
افضل
Kalau isim tafdhil, tidak memungkinkan di ta-niskan, ditatsniyahkan (afdholaani, misalnya) atau dijamakkan (afdholuuna, misalnya). Dalam konteks isim tafdhil, yang memiliki arti lebih/paling itu, tidak memungkinkan untuk kemudian ditatsniyahkan, atau untuk dijamakkan. Itu juga termasuk dalam kategori 

 والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا 

Shifatun Asybahat Al Mushorrofa

Kalau yang menjadi 'amilnya hal itu berupa ISIM TAFDHIL, maka TAQDIM hal itu menjadi tidak boleh. Intinya begitu. 


Sifat yang tidak memungkinkan untuk
  • diberi ta' marbuthoh
  • ditatsniyahkan
  • dijamakkan 
tidak disebut sebagai asybahat al mushorrofa. Maka halnya tidak bisa didahulukan (TAQDIM). 



والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا 
wal haalu (dan bermula hal) - MUBTADA
khobar dari al halu
adalah
inyunshob (apabila dinashobkan, apa? hal) -KHOBAR
dinashobkan
bi fi'lin (dengan menggunakan fi'il
shurrifan  yang bisa ditashrif apa? fi'il, yang mutashorrif apa? fi'il (itu mengecualikan fi'il jamid). Misalnya fi'il jamid itu apa? Dalam konteks fi'il ta'ajub, maa ahsana zaidan dhohikan. 

ما احسن زيدا ضاحكا


au shifatin (atau dengan sifat)
asybahat ( yang menyerupai apa? sifat) - Na'at
al Mushorrofa (akan fi'il mutashorrif) (akan fi'il yang bisa ditashrif) -
Maf'ul dari isim fa'il, yang beramal sebagaimana fi'ilnya.  Ada pemaknaan tersendiri? iya.. 
Asybahat Al Mushorrofa itu adalah sifat, yang menyimpan maknanya fi'il dan juga hurufnya. Nanti ada sifat yang tidak memuat hurufnya fi'il. 

Kalau seandainya kasusnya seperti itu, 

فجائز تقديمه: كـمسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا

Maka boleh untuk mendahulukan hal itu, ka misri'aa, dzaa rohilun. 
مسرعا  ذا راحل
مسرعا  هذا راحل
هذا راحل مسرعا
Kenapa kok memungkinkan? karena nashibnya/ 'amilnya yang menashobkan adalah shifat, yang yang asybahat al mushorrofa. Kenapa? kok kemudian Roohilun disebut sebagai asybahat al mushorrofa? Karena memungkinkan kemudian...
karena Roohilun
  • memungkinkan untuk dimasukin ta' marbuthoh
  • memungkinkan untuk ditatsniyahkan
  • memungkinkan untuk dijamakkan
Roohilun adalah yang menyerupai fi'il mutashorrif, kenapa? karena BUKAN termasuk isim Tafdhil. Sehingga kalau seandainya yang menashobkan adalah sifat yang seperti itu, tidak bisa dimasuki tanda muannats, tidak bisa ditatsniyahkan atau dijamakkan, maka itu tidak memungkinkan untuk dilakukan taqdim. 



فجائز تقديمه: كـمسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا

Contoh lagi,

مخلصا زيد دعا
Kenapa kok mukhlishon didahulukan? karena 'amilnya berupa da'a. Da'a itu termasuk dalam kategori fi'il mutashorrif. Sehingga memungkinkan zaidun da'a mukhlishon, memungkinkan mukhlishon zaidun da'a. Sehingga halnya memungkinkan diakhirkan atau ditaqdimkan. 
  • Nashibnya adalah Da'aa
  • Mukhlishon adalah hal nya
Da'aa merupakan fi'il yang mutashorrif. Memungkinkan diganti ke madhi mudhore' atau amr (misalnya). 

مسرعا  هذا راحل
هذا راحل مسرعا

Kenapa kok boleh diawalkan dan juga boleh diakhirkan? KARENA yang menashobkan hal disitu adalah Roohilun. Roohilun itu termasuk dalam kategori sifat yang menyerupai fi'il mutashorrif. Kok tahu kalau itu shifat yang menyerupai mutashorrif? karena bukan isim tafdhil. 
  • karena memungkinkan untuk diberi ta- marbuthoh
  • memungkinkan untuk ditatsniyahkan
  • memungkinkan untuk dijamakkan






BAIT ALFIYYAH 345

 وعامل ضمن معنى الفعل لا ... حروفه مؤخرا لن يعملا 
wa'aamilun (dan bermula 'amil)
dhummina 
ضمن
Diperhatikan kata2 dhummina. Saya kadang harus bercerita proses belajar saya kepada sampeyan. Dhummina ini bermasalah, tapi saya tidak menemukan jawabanya. Karena ini dibaca majhul. Cuma dalam banyak terjemahan itu diartikan menyimpan. 

ضمن
majhul 
Cuma semua terjemahan itu mengartikanya " MENYIMPAN "

Yang biasanya terjemahan yang standar itu dari seorang Kyai yang 'alim. Kyai Bisri Musthofa, Kyai Misbah Musthofa itu saya sangat percaya, beliau 'alim memang. Diterjemahkan menyimpan tapi pakai dhummina (majhul) bukan Dhommana (ma'lum)

Kalau seandainya dhommana, 

وعامل ضمن معنى الفعل لا
wa'aamilun (dan bermula 'amil)
dhommana (yang menyimpan, apa? )
ma'nal fi'li 

gampang langsung bisa difahami...

Dan bermula 'amil yang menyimpan ma'na fi'il. Tapi tidak menyimpan hurufnya fi'il, misalnya. Gitu ya.... 'Amil yang memuat makna fi'il tidak memuat hurufnya fi'il, itu kan enak (pakai ma'lum). Langsung dhommana. 

Tapi dimana2 dibaca dhummina tapi artinya ma'lum. Bahkan di i'rob tamrinut thullab, misalnya, di Qodhil Qudhot...Ibnu 'AQIL,  syarahnya  itu kan ada qodhil qudhot itu pakai i'robnya alfiyah itu... itu juga begitu mabniyun lil majhul. Ini pada akhirnya, menempati posisi maf'ul bih. Jadi Dhommana dianggap punya dua maf'ul, maf'ul bih pertamanya itu bergeser karena ini dimajhulkan. Bergeser menjadi naibul fa'il. Fa'ilnya dibuang, maf'ul bih pertama digeser, Semuanya, di semua kitab2 itu pakai majhul. INi proses belajarnya saya, saya informasikan kepada panjenengan. 

Karena demikian, kalau kita misalnya berhadapan dengan peserta didik pemula, Itu diupayakan bagaimana dhommana ini pada akhirnya  memang bener2 dua maf'ul, misalnya
 
وعامل ضمن معنى الفعل لا
wa'amilun (dan bermula 'amil)
Dhummina (yang dimuati) - yang disimpani, itu memungkinkan. 
Jadi konsisten, karena disitu fi'il majhul,  jadi secara arti diartikan pasif. Kalau kemudian dhummina itu diterjemahkan menyimpan, dan banyak terjemahanya otomatis yang bahasa indonesia. itu seperti itu. 

Terjemahan pas dalam konteks bahasa Indonesia untuk bisa dipasifkan pakai majhul beneran, itu apa? Bahkan kalau panjenengan mengkonfirmasi, terjemahan yang pakai pegon sekalipun, itu nyimpen. 


وعامل ضمن معنى الفعل لا
wa'aamilun (dan bermula 'amil) - lan utawi 'amil
dhummina (kang nyimpen, opo? 'amil )
ma'nal fi'li 

Penjelasanya seperti apa? itu yang kemudian... (38.24)
Jadi begitu, ada problem disitu. Kalau seandainya dianggep muta'addi ila maf'ulin wahidin, selesai, dan pakai, langsung pakai dhommana. Tapi tidak ada yang seperti itu, (semuanya) pakai majhul. Ma'nal fi'li itu adalah maf'ul bihnya. Dhommana itu muta'addinya dengan dua maf'ul. Dhommana itu pakai majhul, ternyata di kamus itu kesulitan untuk menempatkan ini muta'addi kepada dua maf'ul. Karena demikian secara arti disimpani, dimuati. 


 وعامل ضمن معنى الفعل لا ... حروفه مؤخرا لن يعملا 
wa'amilun (dan bermula 'amil)
Dhummina (yang disimpani, apa? 'amil)
ma'na fi'li (akan maknanya fi'il)
Laa hurufahu (bukan / tidak ditadhwin hurufnya)
muakhoron (dalam keadaan diakhirkan)
Khobar dari 'amil (mubtada) 
adalah
lan Ya'malaa ( maka dia tidak akan beramal, apa? 'amil)



'AMIL MAKNAWI
Memang alfiyyah itu dikatakan standar ya, jadi istilah2 yang akan muncul pada akhirnya kita faham gitu lho. Misalnya, ini 'amil maknawi. 
العامل المعنوى
Al mutabadir, yang terlintas di dalam benak kita, kalau kita tidak pernah baca alfiyah dan syarah2nya, yang namanya 'amil maknawi itu adalah 

sesuatu yang berlawanan dengan 'amil lafdziyah. Berarti ini dalam konteks mubtada, dan dalam konteks fi'il mudhore', tajarrud anin nawashibi wal jawazim. Ini ditulis oleh para ulama. 

قد يطلق ويراد به ما يقابل اللفظية
Dan ini berarti terjadinya dalam konteks mubtada, dalam konteks fi'il mudhore' yang tajarrud 'anin nawaashibi wal jawaazim. Biasanya ketika 'amil maknawi itu diucapkan, al mutabadir, yang terlintas di dalam benak kita, itu adalah mubtada yang secara realitas tidak ada 'amilnya, tapi kok kemudian dibaca rofa'??
Katanya sebuah isim itu dibaca rofa' dibaca nashob, atau dibaca jar itu lebih disebabkan karena tuntutan 'amil. Mubtada tidak ada 'amilnya. Kenapa kok kemudian dibaca rofa'? muncullah konsep 'amil maknawi. 

Pun juga demikian dalam fi'il yang tajarrud 'anin nawaashibi wal jawaazim. Kalimah yang mu'rob itu apakah fi'il atau isim, untuk kemudian dibaca rofa' nashob atau jazm, itu karena ada tuntutan 'amil. Kenyataanya mubtada itu tidak ada 'amil. 
yadhribu misalnya... 
muncullah istilah 'amil maknawi sebagai sebuah konsistensi untuk mempertahankan bahwa rumusan awalnya sebuah kalimat yang mu'rob itu harus disebabkan karena tuntutan 'amil. 


Nah.... Dalam bab hal, ternyata istilah 'amil maknawi itu muncul. Jadi kalau misalnya panjenengan bertemu dengan istilah 'amil maknawi dalam bab hal, itu yang dimaksud adalah...

اللفظ الذي يعمل بسبب ما يتضمنه من معنى الفعل

Istilah amil maknawi itu tidak hanya muncul  dalam konteks mubtada dan fi'il mudhore' yang tajarrud anin nawashibi wal jawaazim. Dan itu bisa berarti lawan dari amil lafdzi. 

Amil maknawi itu lafadz, ketok moto, jelas kelihatan, yang bisa beramal karena sebab secara arti mengandung arti fi'il. Seperti apa?
tilka, 
hadza, itu kan isim isyaroh? 
itu memiliki arti, petunjuk. 

tilka itu adalah lafadz, yang yatadhommanuhu ma'nal fi'li. Dia itu bisa disamakan dengan usyiru, asyaaro yusyiru.. 
contoh lagi
kaannaa itu adalah lafadz yang yatadhommanu ma'nal fi'li. Karena ini sama dengan kata2 usyabbihu atau usybihu. 
laita itu sama dengan tamanna yatamanna - atamanna

Jadi yang dimaksud....

وعامل ضمن معنى الفعل لا ... حروفه مؤخرا لن يعملا 

'aamilun ma'nal fi'li laa huruufahu
Ada lafadz2 yang disitu mengandung makna fi'il, tapi tidak ada kalimat fi'ilnya itu. Huruf fi'ilnya itu tidak ada. 
Tilka itu bukan asyaro, fi'ilnya itu kan asyaro yusyiru isyarotan. 
Laita itu bukan tamannaya ya tamanna tamaaniyan. Laita itu sama sekali tidak mengandung hurufnya tamanna. Tidak ada ta- tidak ada mim tidak ada nun tidak ada alif. Tapi mengandung arti tamanna disitu. 
Ka-anna itu tidak ada unsur syin ba dan ha disitu. Tapi serupa dengan fi'il syabbaha... Coba itu diperhatikan. Ada kalimat yang disitu mengandung arti fi'il. Kata2 ka-anna misalnya

كان زيدا اسد
berarti saya menyerupakan zaid dengan harimau. Saya menyerupakan. Kaanna itu sama dengan syabbaha yusyabbihu. 
Berarti kaanna itu yatadhommanu ma'nal fi'li. 
Laita itu adalah yatadhommanu ma'nal fi'li
hadza itu adalah yatadhommanu ma'nal fi'li
tapi tidak yatadhommanu hurufal fi'li. 




Bait Alfiyah 346

كـ"تلك، ليت، وكأن" وندر ... نحو: "سعيد مستقرا في هجر" 

Disitu ada tilka ada laita ada ka-anna
Yang menjadi khobar adalah lan ya'mala (maka dia tidak beramal, apa? amil). 
Tilka itu sama dengan asyaro - yusyiru
Laita itu sama dengan tamanna yatamanna
Ka-anna itu sama dengan syabbaha yusyabbihu
Sama (artinya) memiliki arti itu. Kata2...

"seakan2 zaid itu adalah harimau"
itu sama dengan saya menyerupakan zaid dengan harimau. Misalnya begitu...

Laitazamanii ya'uudu
itu sama dengan tamanna atamanna 
"saya berharap, masa muda itu kembali"

Laita sama dengan atamanna..
ka-anna sama dengan syabbaha
hadza sama dengan asyaro usyiru

Perhatikan, dalam konsep hal, ada istilah 'amil maknawi. Karena demikian, amil maknawi itu terjemahanya ada dua. Apa itu???

Ada yang diterjemahkan dalam konteks yang umum, dalam konteks fi'il mudhore' yang tajarrud 'anin nawaashibi wal jawaazimi. Dalam konteks Mubtada yang dibaca Rofa', yang secara lafadz disebut tidak ada 'amilnya, berarti 'amil maknawi disitu adalah
MAA YUQOBILU AL LAFDZIYAH. Yang berlawanan dengan 'amil lafdzi yang (ketok moto). Tapi ada juga, 'amil maknawi dalam bab hal, itu yang dimaksud dengan al lafdzulladzi, lafadz... ada lafadznya. Alladzi ya-malu, yang beramal, yang bisababi maa yatadhommanuhu ma'nal fi'li. Karena dia mengandung arti fi'il. Lafadz itu, coba diperhatikan. Ketika kita mendengar kata2 'amil maknawi itu jangan kemudian arah dan pandangan kita, hanya terbatas di orientasikan kepada mubtada dan juga yang tajarrud 'anin nawaashibi wal jawaazim. Yang itu berarti yang berlawanan dengan 'amil lafdzi misalnya. Dalam bab hal, itu tidak diterjemahkan seperti itu. Lafadz, yang bisa beramal, karena mengandung arti fi'il, karena mengira2kan, karena menyimpan arti fi'il, 'amil itu disebut 'amil maknawi dalam konteks hal. Al Lafdzulladzi, ya'malu bisababi maa yatadhommanuhu fi ma'nal fi'li. Seperti apa? seperti tilka... 

كـتلك، ليت، وكأن وندر ... نحو:سعيد مستقرا في هجر

Pokoknya yang paling penting, ada tambahan fikiran kita, ada tambahan teori dalam otak kita, bahwa yang dimaksud 'amil maknawi itu tidak hanya terbatas pada sesuatu yang berlawanan dengan 'amil lafdzi. Berarti 'amil ini dianggap ada 'amil, tapi tidak ada 'amilnya, tidak ada lafadznya, itu berarti 'amil maknawi. 

TAPI 'amil maknawi dalam konteks hal, itu diterjemahkan dengan justru lafadz.. yang bisa menjadi 'amil, yang bisa beramal, karena dia mengandung arti fi'il. Seperti lafadz isim isyaroh. Seperti misalnya laita huruf tamanni. Ka-anna huruf tasybih. Jadi Al 'awaamil misalnya, al maknawiyah dalam konteks hal, itu memungkinkan disini

  • Isim Isyaroh
  • Dzorof
  • Jar Majrur. 
  • Huruf tamanni
  • Huruf Tasybih
  • Huruf tanbih
  • Huruf nidah. 


Jar majrur, itu kan punya muta'allaq. Muta'allaq itu pasti memiliki arti fi'il, baik itu muta'allaqnya dengan fi'il, atau dengan sesuatu atau dengan isim sifat, baik istaqorro maupun mustaqirrun, itu sama2, yatadhommanu ma'nal fi'li. Ini adalah 'AMIL MAKNAWI dalam Konteks HAL. Jadi ada kata2... misalnya

تلك هند مجردة
itu tidak boleh diletakkan sebelum tilka. Kalau seandainya demikian tidak bisa beramal. Sehingga tidak memungkinkan ditulis, mujarrodatan, tilka hindun. Ini gak boleh, ini maksudnya seperti itu. Jadi kalau seandainya 'amilnya itu adalah 'amil maknawi. Amil maknawi itu apa? sebuah LAFADZ yang bisa menjadi 'amil, karena dia mengandung makna fi'il. Apa saja itu? isim isyaroh, apalagi dzorof, apalagi ??
  • Isim Isyaroh
  • Dzorof
  • Jar Majrur. 
  • Huruf tamanni
  • Huruf Tasybih
  • Huruf tanbih
  • Huruf nida. 

Wa Nadzaro dan langka, Apa??? 

نحو:سعيد مستقرا في هجر

ini kalau seandainya (dijabarkan)
sa'idun kaa-inun fii hajarin, mustaqiron. Mustaqiron disini menjadi hal, dari sa'id. 

Comments