Skip to main content

Kajian Alfiyah 109 | Metode Al Bidayah | Kh. Abdul Haris Jember | Bait 347-348

Pembahasan Alfiyyah Ibnu Malik ke 109 oleh Kh. Abdul Haris Jember, dengan Metode Al Bidayah. Semoga catatan ini bisa memberikan bekas terhadap tersebarnya apa yang pak kyai sampaikan lewat video2 beliau mengenai materi2 bahasa arab. Tulisan ini merupakan transkrip dari video beliau, semoga bermanfaat juga, untuk kita semua.

Pada pembahasan kali ini termasuk pada pembahasan HAL.


ونحو زيد مفردا أنفع من ... عمرو معانا مستجاز لن يهن

والحال قد يجيء ذا تعدد ... لمفرد -فاعلم- وغير مفرد

وعامل الحال بها قد أكدا ... في نحو: لا تعث في الأرض مفسدا

وإن تؤكد جملة فمضمر ... عاملها، ولفظها يؤخر

وموضع الحال تجيء جمله ... كـجاء زيد وهو ناو رحله



Bait Alfiyyah 347

ونحو زيد مفردا أنفع من ... عمرو معانا مستجاز لن يهن

wa nahwu (dan bermula umpamanya)
bermula contoh lafadz
zaidun mufrodan anfa'u min 'amrin mu'aanan
Zaidun (bermula zaid, hikayah disitu)
mufrodan (dalam keadaan sendirian) - Hal
khobar dari zaidun
adalah Anfa'u (lebih bermanfaat)
min 'amrin (dari 'umar)
mu'aanan (dalam keadaan ditolong, tidak sendirian maksudnya) - Hal

nahwu itu adalah mubtada, butuh khobar, khobarnya mana? 
adalah
mustajaazun (diperbolehkan)
lan yahin (serta tidak lemah, apa? nahwu..... (contoh))


Perhatikan...

زيد مفردا أنفع من عمرو معانا

Nadzom ini berkaitan dengan nadzom sebelumnya, dimana ada kata2 


nadzom ke 343 - 344

والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا

فجائز تقديمه: كـ"مسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا"

Bahwa kalau seandainya hal itu dinashobkan fi'il yang mutashorrif, yang menjadi 'amilul hal itu adalah fi'il yang mutashorrif, atau yang menjadi 'amil hal itu sifat yang asybahat al mushorrofaa, yang menyerupai fi'il yang mutashorrif. maka memungkinkan hal itu didahulukan, dibandingkan dengan 'amilul halnya. 


ISIM TAFDHIL

زيد مفردا أنفع من عمرو معانا
mufrodan ini adalah hal
anfa'u - adalah 'amilul hal

Padahal persyaratan untuk bisa taqdim, adalah kalau seandainya 'amilul hal itu fi'il yang mutashorrif, atau sifat yang mutashorrif. Sing paling penting, untuk sebuah sifat itu disebut sebagai mutashorrif, sehingga memungkinkan untuk fa ja-izun taqdimuhu adalah...
  • memungkinkan untuk dita-niskan qobila at ta-nis
  • memungkinkan untuk dijadikan tatsniyah
  • memungkinkan dijadikan jamak
kira2 begitu, nadzom ini kaitanya adalah begitu. 

Isim tafdhil itu tidak mungkin untuk ditatsniyahkan dan tidak memungkinkan untuk dijamakkan, seharusnya ketika af'alul hal itu berupa isim tafdhil, itu tidak boleh didahului oleh hal. Seharusnya begitu, tolong diperhatikan. Nadzom ....

ونحو زيد مفردا أنفع من ... عمرو معانا مستجاز لن يهن

Ini 'amilul halnya adalah isim tafdhil yang ghoiru mutashorrif, kenapa? karena untuk isim tafdhil itu tidak memungkinkan diberi 'alamat ta-nits. Apakah mudzakkar atau muannats tetep anfa'u- berarti dia tidak menerima pentatsniyahan dan penjamak an. Ketika bukan sifat mutashorrif, maka dia tidak boleh didahulukan dari hal nya. Harusnya seperti itu. Ada masalah disitu, opo masaleh? hale kok didahulukan dari anfa'u? 
Dan disitu bukan asybahatul mushorofa, untuk kemudian didahulukan dari 'amilul halnya itu. KENAPA ini kok? didahulukan? HAL nya?

Contoh ini dianggap bermasalah

زيد مفردا أنفع من عمرو معانا

Zaid, dalam keadaan sendirian, itu lebih bermanfaat ketimbang umar yang rombongan, ditolong oleh orang lain. Contoh seperti ini oleh IBNU MALIK dikatakan mustajazun, boleh. Lan yahin (juga tidak lemah) pendapat seperti ini juga tidak lemah. Meskipun bertentangan dengan yang diawal tadi. Kenapa itu tidak lemah? karena dalam konteks PEMBANDINGAN. Kalau seandainya dibandingkan memang begitu, sedang membandingkan antara zaid dan umar. 

CONTOH LAIN

زيد قائما أحسن من عمرو قائدا

Ada ulama yang tetep konsistens. Ini bukan berarti ada taqdim disini, kalau seandainya ini ditakwilkan (dipanjangkan). Pada contoh misalnya

زيد مفردا أنفع من عمرو معانا

زيد اذا كان مفردا أنفع من عمرواذا كان معانا

Ini adalah khobar kaana yang dibuang, dianggap bukan hal. Penakwilanya seperti itu. Jadi konsistensi yang kepingin dibangun oleh para ulama untuk menegaskan bahwa kalau seandainya kalau sifat itu ghoiru mutashorrif, tidak menyerupai fi'il yang mutashorrif, tetep didahulukan dari 'amilnya. Jadi 'amilul hal itu ada dua ada yang berupa fi'il ada yang berupa isim sifat. 

زيد اذا كان قائما أحسن من عمرو  اذا كان قائدا



ونحو زيد مفردا أنفع من ... عمرو معانا مستجاز لن يهن

mustajaazun disitu adalah khobar pertama dari nahwu - khobar mufrod
lan yahin disitu adalah khobar kedua dari nahwu - khobar jumlah


Itu saya pikir sudah pas, jadi ini ada kaitanya dengan nadzom sebelumnya. 

nadzom ke 343 - 344

والحال إن ينصب بفعل صرفا ... أو صفة أشبهت المصرفا

فجائز تقديمه: كـ"مسرعا ... ذا راحل، ومخلصا زيد دعا"



Bait Alfiyyah 348

والحال قد يجيء ذا تعدد ... لمفرد فاعلم وغير مفرد

wal haalu (dan bermula hal)
qod yaji-u (terkadang datang, apa hal)
perhatikan itu, hal itu kadang dianggap sebagai mudzakkar terkadang dianggap sebagai muannats. Itu lebih disebabkan karena hal itu adalah muannats majazi. 
dza ta'adudin (dalam keadaan berbilang). HAL nya banyak. (hal nya boleh banyak, boleh tidak)
li mufrodin (untuk shohibul hal yang satu)
wa ghoiru mufrodin (dan selain satu/ berarti banyak)
fa'lam  (maka ketahuilah siapa? kamu)

Boleh misalnya...
Hal itu boleh banyak (lebih dari satu). Perhatikan...


CONTOH Untuk Dza ta'addudin limufrodin (SATU UNTUK BANYAK)

جاء زيد راكبا ضاحكا

bisa jadi nanti hal kedua, hal ketiga, hal keempat. Boleh jadi seperti itu. Untuk shohibul hal yang satu (zaidun), itu boleh2 saja terdapat beberapa hal. 

laqitu (bertemu siapa saya? )

CONTOH untuk... Dza ta'addudin li ghoiri mufrodin. BANYAK untuk BANYAK


لقيت هندا مصعدا  منحدرة - hal nya ada dua, shohibul halnya juga ada dua

لقيت زيدا مصعدا  منحدرا - hal nya ada dua, shohibul halnya juga ada dua

laqitu (bertemu siapa saya? )


والحال قد يجيء ذا تعدد ... لمفرد فاعلم وغير مفرد

Untuk yang banyak, seandainya mampu dianalisis secara muthobaqoh, maka itu secara umum gampang sudah. Antara hal dan shohibul hal itu harus sama dari segi mu'anasnya. Maka...

لقيت هندا مصعدا  منحدرة
Hindun - munhadirotan (turun)
fa'il dari laqitu - mush'idan (turun)
Dianalisis dengan kaidah Muthobaqoh (kesesuaian antara hal dan shohibul hal)

لقيت زيدا مصعدا  منحدرا
sama2 mudzakarnya, padahal yang satu naik, yang satu turun. Kalau seandainya semacam ini maka hal yang pertama untuk shohibul hal yang kedua. Sedangkan hal yang kedua untuk shohibul hal yang kedua. 

zaidun - mush'idan
fa'il dari laqitu - munhadiron




Bait Alfiyyah 348

وعامل الحال بها قد أكدا ... في نحو: لا تعث في الأرض مفسدا

wa 'amilul haali (dan bermula 'amilul hal) - MUBTADA
khobar dari 'amilul hal
Qod ukidan (adalah sungguh telah ditaukidi, apa? dengan 'amilul hal) - KHOBAR
fi nahwi (di dalam contoh)
Laa ta'sa fil ardhi mufsidan

Kalau seandainya kita menemukan sebuah musykilah, kemudian ada konfirmasi itu senang. Kenapa wal haalu itu yunshob? wal halu qod yaji-u misalnya. Kadang2 al halu itu disikapi sebagai mudzakkar, kadang2 disikapi sebagai muannats. Kalau seandainya ditemukan konfirmasinya itu bagus. Analisis sederhananya begitu karena itu adalah muannats majazi. Tapi kalau ada konfirmasinya itu bagus. 

لا تعث في الأرض مفسدا
لا تعثوا في الأرض مفسدين

Hal disini didatangkan untuk menguatkan amilul hal. 

mufsidan - HAL
ta'sa - Amilul hal

Kalau seandainya dihilangkan itu tidak mempengaruhi amilul hal, karena didatangkan sebagai taukid. MENGUATKAN


لا تعث في الأرض مفسدا
kalau seandainya sampeyan melihat kamus, 
عثى - يعثى  - itu sama dengan 
افسد
afsada yufsidu ifsaadan, 
fahuwa MUFSIDUN 
ya'tsa itu sama dengan afsada. Jadi mufsid disini didatangkan untuk menguatkan, mana 'amilul halnya? ta'tsa. JADI nanti, hal itu ada yang berfungsi sebagai taukid, dan ada yang tidak. Ciri khas yang berfungsi sebagai taukid adalah KALAU SEANDAINYA itu kemudian dibuang. Kalau seandainya itu dihilangkan, itu tidak mempengaruhi hal. Karena itu didatangkan cuman sebagai taukid. Begitu...


ثُمَّ وَلَّیۡتُم مُّدۡبِرِینَ - Surat At Taubah 25
Kalau seandainya hal ini, kok secara arti sama dengan 'amilul hal (fi'ilnya) maka ini berfungsi sebagai taukid (menguatkan)

و ارسلناك للناس رسولا


Semoga bermanfaat.....

Comments