Bismillahirrohmanirrohim
Bismillah
Alhamdulillah
Washsholatu wassalamu ‘ala Rosulillah sayyidinaa Muhammadin wa’ala alihi wa shohbihi wa man wa laahu.
Robbisy rohlii shodri, wa yassirly amri, wahlul uqdatan min lisaani, yafqohuu qouli..
Amma ba’du
Pada kesempatan malam hari ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang materi ilmu nahwu. Yang dalam kesempatan malam hari ini, kita akan mencoba untuk mengkaji tentang bab Al Haal.
الحال
Hal ini termasuk dalam kategori manshubatul asma'. Bagian dari isim2 yang harus dibaca nashob. Seperti yang seringkali saya tegaskan bahwa ketika kita mengkaji konsep tertentu dalam bidang atau dalam bab ilmu nahwu, maka minimalnya kita harus ngerti apa definisinya. Minimal itu.
Ta'rifnya itu apa?
Setelah kita ngerti ta'rif, kira2 ada Aqsamnya gak? ada pembagianya gak? Setelah itu kita pertajam dulu, karena ini adalah bab nahwu, maka mesti ada contoh. Amtsilahnya bagaimana? Jadi pokoknya begitu, ketika kita membahas dan mengkaji sebuah bab, sebuah materi dalam bidang ilmu nahwu. Jangan lupa apa definisi dari bab yang sedang kita kaji itu.
- Ta'rif
- Aqsam
- Amtsilah
Kira2 ada pembagianya apa tidak? Selanjutnya, contoh dari masing2 pembagian itu? seperti apa? Itu adalah pemahaman yang minimalis yang memungkinkan untuk kita bawa ketika mengkaji dan menganalisis teks arab. Jadi definisinya apa? Pembagianya seperti apa? Dan contoh2 dari masing2 pembagian itu? seperti apa?
Ta'rif / Definisi
Kita masuk pada ta'rif, definisi, apa yang dimaksud dengan haal? Hal adalah isim yang dibaca nashob yang menjelaskan tentang keadaan shohibul hal. Hal itu sendiri memang secara arti harfiyahnya itu artinya adalah keadaan. Dalam bab ilmu nahwu (hal itu adalah) Isim yang dibaca nashob yang menjelaskan tentang keadaan dari shohibul hal. Kalau dalam bahasa Jurumiyahnya...
المفسر لما انبهم من الهيئات
Jadi yang dijelaskan itu adalah keadaan dari shohibul hal. Sehingga kalau seandainya kita berbicara tentang hal, maka ada yang disebut sebagai shohibul hal, ada yang disebut sebagai hal. Kalau seandainya saya contohkan
جاء محمد راكبا
الحال
صاحب الحال
عامل الحال
Rookiban disebut sebagai hal nya
Muhammadun disebut sebagai Shohibul Hal nya
Ja-a disebut sebagai 'amilul hal. Meskipun 'amilul hal disini tidak biada menjadi (bahan ) kajian. Jadi unsur2 yang harus kita pahami ketika kita berbicara tentang hal, kita akan berkenalan dengan shohibul hal, hal, dan 'amilul hal. 'Amil itu apa? 'amil itu ya sama, sesuatu yang memaksa yang menjadikan hal itu dibaca nashob ya ini, 'amilul hal namanya. Kalau seandainya kita berpijak dari contoh ini, yang mana
جاء محمد راكبا
ja-a muhammadun rokiban
kita analisis, Rookiban sebagai hal, Muhammadun sebagai Shohibul Hal, Ja-a sebagai 'amilul hal. Sejak awal saya tegaskan bahwa 'amilul hal ini tidak biasa menjadi kajian. Yang biasa menjadi kajian adalah hal dan shohibul hal. Dari contoh ini bisa kita simpulkan bahwa...
Shohibul hal harus isim ma'rifat, yang dalam contoh ini adalah isim 'alam. Rookiban disini tertulis tanpa al, berarti ini merupakan isim nakiroh. Oleh sebab itu penting untuk ditegaskan, prasyarat untuk masuk pada pembahasan tentang hal, adalah konsep nakiroh ma'rifat. Kenapa? karena shohibul hal, pemilik keadaan, (atau) yang sedang dijelaskan keadaanya yang kemudian kita sebut sebagai shohibul hal, harus terbuat dari isim ma'rifat. Rookiban yang disini kita anggap sebagai hal, yang merupakan keadaan dari shohibul hal, adalah berupa isim nakiroh. Menjadi bermasalah, kalau seandainya kita berbicara tentang konsep hal, sementara peserta didik kita, sementara kita tidak faham, apa itu isim ma'rifat, apa itu isim nakiroh. Nah niku kudu diwoco disek.
Menjadi mustahil untuk kemudian menguasai tentang konsep hal ini, kalau seandainya peserta didik kita, atau kita yang sedang belajar tentang hal itu tidak ngerti apa itu isim ma'rifat, apa itu isim nakiroh. Itu dituntaskan dulu. Apa itu isim nakiroh itu? isim yang pengertianya masih bersifat umum. Isim ma'rifat? isim yang pengertianya sudah jelas/khusus. Yang termasuk dalam kategori isim ma'rifat itu apa saja?
- Isim Dhomir
- Isim Isyaroh
- Isim Maushul
- Isim AL
- Isim 'alam
- Al Mudhof ilal Ma'rifah.
Jadi itu menjadi dasar, jangan kita masuk tentang konsep hal, apa mau membahas tentang konsep hal, akan tetapi konsep nakiroh ma'rifat yang sebenarnya merupakan dasar dari pembahasan tentang hal, belum kita fahami. Kenapa kok itu kita anggap sebagai dasar? karena lebih disebabkan karena persyaratan shohibul hal berupa isim ma'rifat, sedangkan hal sendiri harus berupa isim nakiroh. Gitu....
جاء محمد راكبا
Kalau seandainya kita lihat, rookiban itu mengikuti wazan faa'ilun
راكب
فاعل
Apa maknanya itu? hal itu memang harus terbuat dari isim sifat. Kalau tidak isim fa'il ya isim maf'ul. Mengikuti wazan fa'ilun kebetulan, ini adalah isim fa'il. Sehingga, tentang jenis kata, ini isim fa'il, ini isim maf'ul, itu juga menjadi materi prasyarat, untuk kita masuk kepada hal, kenapa?? karena hal itu sendiri harus terbuat dari isim sifat. Coba diperhatikan ini...
جاء محمد راكبا
Rookiban ini mengikuti wazan fa'ilun, kalau mengikuti wazan fa'ilun, maka rookiban ini adalah isim fa'il. Pertanyaanya... Ustadz?? apakah hal itu harus terbuat dari isim fa'il atau isim maf'ul? atau secara umum, isim shifat..? Iya... Sehingga kalau kita tidak faham isim shifat, maka kita akan sulit untuk mengidentifikasi/untuk menegaskan bahwa ini berkedudukan sebagai hal/ ini bukan hal.
- Yang dibaca nashob itu banyak,
- yang berupa isim nakiroh juga banyak.
اشتريت عشرين كتابا
kitaaban ini juga isim nakiroh, akan tetapi ini tidak disebut sebagai hal, kenapa? karena ini bukan isim shifat. Karena ini tidak mengikuti wazan fa'ilun atau tidak mengikuti wazan maf'ulun, atau bukan ISIM MAF'UL bukan ISIM FA'IL. Meskipun sama2 isim nakiroh. Jadi isim nakiroh, yang dibaca nashob itu banyak. Nah untuk nengeri, untuk niteni, untuk menandai bahwa ini kita sedang berhadapan dengan apa namanya? hal. Salah satunya adalah berupa isim fa'il, mengikuti wazan fa'ilun.
Mari lebih kita sistematisasikan.
Ya... mari kita lebih sistematisasikan.
Hal.. itu syaratnya
- berupa isim nakiroh, salah satu dari isim nakiroh adalah tidak ada AL nya.
- Ternyata yang kedua, hal itu terbuat dari isim sifat.
Jadi kalau seandainya ada isim nakiroh dan juga isim sifat, dalam hal ini isim fa'il dan isim maf'ul. Kecurigiaan kita harus kita kuatkan, bahwa yang sedang kita hadapi itu adalah merupakan? hal. Dengan mencocokkan kalimah sebelum dan sesudahnya.
جاء محمد راكبا
Kalau seandainya yang sebelumnya itu adalah berupa isim ma'rifat, woh.. ini sangat cocok, berarti ini jelas hal. Opok o? Inilah calon Shohibul hal harus berupa isim ma'rifat.
جاء محمد راكبا
Rokiban - hal harus berupa isim nakiroh, karena disini tertulis tanpa AL. Tidak hanya isim nakiroh, yang namanya hal itu harus berupa isim shifat, yang dalam konteks ini, yang akan kita hadapi adalah isim fa'il, karena kebetulan mengikuti wazan fa'ilun.
Muhammadun adalah isim mufrod - mudzakkar. Ternyata Rookiban itu juga mufrod mudzakkar juga. Berarti apa? antara shohibul hal dan hal nya itu harus ada kesesuaian. dari segi
- Mudzakkar Muannatsnya
- Mufrod Tatsniyah Jamak nya
جاء محمدان راكبين
- Mudzakkar Muannatsnya
- Mufrod Tatsniyah Jamak nya
- Hal harus terbuat dari Isim Nakiroh
- Hal harus terbuat dari Isim Shifat
- Antara Hal dan Shohibul Hal, harus ada kesesuaian, dari segi, mudzakkar muannatsnya, atau dari segi mufrod tatsniyah jamaknya.
Karena persyaratan hal itu adalah berupa isim nakiroh. Pada saat yang sama kita gak faham tentang isim nakiroh. Persyaratan dari shohibul hal adalah isim ma'rifat. Pada saat yang sama kita tidak faham tentang? isim ma'rifat. Persyaratan Shohibul hal adalah isim ma'rifat. Jadi penting untuk ditegaskan bahwa materi nahwu itu ada materi prasyaratnya. Materi prasyarat ini yang secara istiqomah harus terus kita evaluasi, kalau seandainya tidak maka akan kesulitan untuk kemudian bisa menguasai. Oleh sebab itu saya mengistilahkan teori dasar. Oke.. kita kembali ke.. (materi). Kita sudah ada gambaran sedikit.
Kalau seandainya ada aqsam, aqsamnya (pembagianya) seperti apa? Amtsilahnya, contoh dari masing2 aqsam itu seperti apa? Tadi sudah kita jelaskan, bahwa yang namanya hal itu definisinya adalah...
- berbicara tentang hal,
- ketika kita berbicara tentang khobar,
- ketika kita berbicara tentang na'at,
- Khobar
- HAL
- Na'at
Roaitu (ningali sopo? insun)
Ar Rojula (ing wong lanang)
Yaqro-u (hale bakal moco, sopo? ar rojula)
Al Qurana (ing al quran)
fi'il, huwa di dalam yaqro-u ini sebagai fa'ilnya. Al Qurana sebagai maf'ul bihnya. Berarti apa?
- Kapan lafdzi? apabila masuk dalam bukan termasuk pada wilayah taqdiri, dan mahalli.
- Kapan taqdiri? apabila yang sedang kita i'robi berupa isim manqush, isim maqsur, al mudhof ila ya-il mutakallim.
- Kapan Mahalli? apabila yang kita i'robi termasuk dalam kategori al asma' al mabniyah, al hikayah, al jumlah.
Ini perlu diperhatikan, mungkin sekilas gambaran umum tentang hal, itu saja. Kurang lebihnya mohon maaf, wa billahit taufiq wal hidayah,
Comments
Post a Comment