Skip to main content

Kh. Abdul Haris | Metode Al Bidayah | Bab Idhofah (35)

 

Alhamdulillah pada kesempatan malam hari ini, kita bisa melanjutkan kajian kita tentang teori dasar ilmu nahwu. Yang insyalloh pada malam hari ini, kita akan melanjutkan pembahasan yang kemarin, yang saya rasa belum tuntas, yaitu tentang idhofah. Namun, sebelum kita lebih banyak membahas tentang itu, marilah terlebih dahulu kita membaca Al Fatihah bersama2, dengan sebuah harapan, agar Alloh memberikan kemudahan dan kelancaran bagi kita semua. Al Fatihah...


Kemarin kita sudah memaparkan tentang, pembagian yang namanya idhofah. Secara umum, idhofah dibagi menjadi dua, ada yang disebut sebagai 

  • Idhofah Maknawiyah
  • Idhofah Lafdziyah

Apa itu? idhofah maknawiyah? idhofah maknawiyah adalah idhofah yang mengira2kan arti dari huruf jar. Bisa jadi yang dikira2kan adalah 

  • Li
  • Min 
  • Fi

Kalau idhofah lafdziyah itu tidak mengira2kan arti huruf jar. Dia tujuanya cuman sederhana, yaitu takhfiifun nuthqi (meringankan pembicaraan). Pertanyaanya adalah?? kapan idhofah itu disebut sebagai idhofah lafdziyah? bukan maknawiyah? Atau sebaliknya, disebut lafdziyah, bukan maknawiyah. Yang harus kita jadikan sebagai pegangan adalah persyaratan dari idhofah lafdziyah. 

Mudhof Idhofah Lafdziyah harus dari ISIM SIFAT
Sedang Mudhofun ilaihnya merupakan ma'mul Mudhof


Contoh idhofah lafdziyah. 
Pasti di benak kalian akan berfikir, lalu apa hubungan antara al asma' al 'amilah 'amalal fi'li? Nah pada contoh di bawah ini, akan dipaparkan hubungan antara al asma al 'amilah 'amalal fi'li dengan idhofah lafdziyah. 


IDHOFAH

Contoh2 di bawah ini merupakan contoh idhofah lafdziyah, baik dari sisi mudhofnya maupun dari sisi mudhofun ilaihnya

ٍهذا الرجل طالبُ علم

رأيت أميرا ناصرالمظلوم

أنصر تلميذا مهضوم الحق

القران قنون واجب الاتباع

قرأت سنة قطعية الدلالة


I'MAL
atau tidak dalam konteks idhofah. Kalau i'mal itu, mudhof itu menjadi 'amil, sedangkan mudhofun ilaihnya itu menjadi ma'mul. Bisa jadi ma'mulnya itu berupa fa'il, bisa jadi berupa naibul fa'il, bisa jadi berupa maf'ulun bihi. Kalian bisa tengok kembali kaidah al asma- al 'amilah 'amalal fi'li. Dalam konteks tidak dibuat susunan idhofah, di i'mal itu namanya, MUDHOFnya menjadi 'amil, MUDHOF ilaihnya menjadi ma'mul. 

Ma'mul itu bisa jadi berupa
  • fa'il
  • naibul fa'il
  • maf'ul bih

هذا الرجل طالبٌ علمًا - maf'ul bih

ًرأيت عمرا ناصرًالمظلوم - maf'ul bih

أنصر تلميذا مهضوم حقه - naibul fa'il

القران قنون واجب اتباعه - fa'il

قرأت سنة قطعية دلالةها -  naibul fa'il


Seperti yang saya katakan, idhofah lafdziyah termasuk susunan idhofah. Namanya idhofah pasti punya mudhof dan mudhofun ilaihi. Contoh idhofah di atas, semuanya adalah idhofah lafdziyah. 


Contoh Pertama

ٍهذا الرجل طالبُ علم

Tholibu 'ilmin ini disebut idhofah lafdziyah, karena memenuhi persyaratan. Mudhofnya adalah berupa isim sifat. Dalam Konteks Tholibu ilmin ini dia adalah termasuk isim fa'il. 

hadzar rojulu tholibu 'ilmin, kalau seandainya di i'mal, tidak dijadikan sebagai idhofah, akan menjadi hadzar rojulu tholibun 'ilman. (bisa di lihat di susunan i'mal di atas). 'Ilmin yang awalnya jadi mudhof ilaih (pada idhofah lafdziyah), 

هذا الرجل طالبٌ علمًا

setelah di i'mal menjadi 'ilman, karena menjadi maf'ul bihi dari nashir. Jadi kalau kalian mencari hubungan antara isim2 yang beramal sebagaimana fi'ilnya dengan idhofah lafdziyah, maka kalian bisa mempelajarinya dari sini. 


Contoh Kedua

رأيت عمرا ناصرالمظلوم

Nashirul madzlumi, mudhofnya terbuat dari isim fa'il juga, sama seperti tholibu 'ilmin di atas. 

أنصر تلميذا مهضوم الحق 

Mahdhumal haqqi, mudhofnya terbuat dari isim maf'ul. 

القران قنون واجب الاتباع


قرأت سنة قطعية الدلالة

Qoth'iyatu dilaalati terbuat dari isim mansub

Dari aspek mudhof, kesemuanya itu merupakan idhofah lafdziyah, kenapa? karena terbuat dari isim sifat. Dari aspek mudhofun ilaihnya... itu adalah ma'mulul mudhof. 

Tholibu 'ilmin, ilmin ini adalah ma'mulul mudhof. Apa ma'mulul mudhof itu, adalah mudhof ilaih, ketika tidak dalam konteks idhofah, 

JADI ketika kita menemukan idhofah lafdziyah, maka itu memungkinkan kita buat susunan idhofah, memungkinkan tidak kita buat sebagai susunan idhofah. Kalau sedang tidak kita buat susunan idhofah, itu namanya di i'malkan. ISIM fa'il itu diamalkan sebagaimana fi'ilnya (lihat bab al asma- al 'amilah 'amalal fi'li). Isim2 sifat itu diamalkan sebagaimana fi'ilnya. 

'ilmin, haqqi, ittiba'i, madzlumi, dilalati pada contoh susunan idhofah adalah mudhofun ilaih, sehingga dibaca jar semua. 


Ma'mulul Mudhof

Apa itu ma'mulul mudhof? sejatinya mudhofun ilaih, pada susunan idhofah ladziyah, itu 

  • merupakan fa'il
  • merupakan naibul fa'il
  • merupakan maf'ulun bihi 

dari mudhofnya. Apa yang dimaksud dengan ma'mulul mudhof itu? Adalah mudhof ilaih ketika tidak dalam konteks idhofah, (saat di i'mal) akan menjadi ma'mul dari mudhofnya. Ma'mul mudhof itu 
  • bisa jadi menjadi fa'il, 
  • bisa jadi menjadi naibul fa'il, 
  • bisa jadi menjadi maf'ulun bihi 
Coba kita urai, satu2...

Contoh Pertama

ٍهذا الرجل طالبُ علم
hadzar rojulu
(bermula ini, rupanya ar rojulu -orang laki2)
adalah
Tholibu 'ilmin (orang yang menuntut ilmu). 
Kalau seandainya susunan ini, diidhofahkan, ini disebut sebagai idhofah lafdziyah, karena mudhofnya adalah isim sifat, dalam hal ini tholib itu adalah isim fa'il. Ma'mulul mudhof. Kalau seandainya Tholibu 'ilmin tidak lagi di idhofahkan, tapi di i'mal, akan berubah menjadi? 


هذا الرجل طالبٌ علمًا
hadzar rojulu
(bermula ini, rupanya ar rojulu -orang laki2)
adalah
menuntut, siapa? rojul
'ilman akan ilmu 

'ilmin awalnya menjadi mudhofun ilaihi, ketika tidak diidhofahkan (dii'mal) menjadi maf'ulun bihi. Inilah kemudian yang disebut sebagai ma'mulul mudhof. 

Contoh Kedua

رأيت أميرا ناصرالمظلوم

Roaitu (saya melihat)
amiron (akan seorang pemimpin)
naashirol madzlumi (yang menolong orang yang didzolimi)

Naashirol madzlumi adalah idhofah lafdziyah, kenapa? karena sudah memenuhi persyaratan. Naashiro adalah isim sifat, karena disini mengikuti wazan fa'ilun (isim sifat - isim fa'il). Al Madzlum, ini adalah ma'mulul mudhof, Kok tahu kalau ini ma'mulul mudhof? kalau mudhof ilaih ini TIDAK dibuat susunan idhofah, akan berbunyi, 

ًرأيت عمرا ناصرًالمظلوم 
roaitu, saya melihat, aamiron (akan seorang pemimpin) 
naashiron (yang menolong)
al madzluma (akan orang yang di dzolimi)

Awalnya madzlum dijadikan mudhofun ilaih, kemudian ketika tidak diidhofahkan maka menjadi ma'mul dari mudhofnya. Naashiron dan Tholibun kebetulan berasal dari fi'il muta'addi. 

JADI ma'mulul mudhof itu maksudnya 
(bisa jadi ) menjadi 

  • fa'il
  • naibul fa'il
  • dan maf'ul bihi


Contoh ketiga

أنصر تلميذا مهضوم الحق 
Unshur, nulungo sopo? siro, tilmidzan (akan seorang murid)
mahdhumal haqqi, yang didzolimi haqqnya. Ini adalah susunan idhofah, idhofahnya adalah idhofah lafdziyah, Kalau seandainya dijadikan bukan menjadi susunan idhofah, tapi di i'mal, maka susunanya menjadi...

Unshur (tolonglah siapa? kamu)
tilmidzan (akan seorang murid)
mahdhumal (yang didzolimi)
apa? 
haqquhu (haknya) - jadi naibul fa'il

Kenapa? karena mahdhuma itu adalah isim maf'ul. Isim maf'ul kalau beramal akan menjadi fi'il majhul. 


Contoh Keempat

القران قنون واجب الاتباع

Al Quranu (bermula al quran)
adalah Qonuunun (undang2)
waajibul ittiba'i, yang wajib untuk diikuti. 

waajibul ittiba'i ini adalah idhofah lafdziyah, kenapa? karena mudhofnya adalah isim sifat, dalam hal ini adalah isim fa'il, mudhof ilaihnya merupakan ma'mulul mudhof. Kalau seandainya wajibul ittiba'i ini kemudian tidak di idhofahkan, maka akan berbunyi..

Al Quranu (bermula Al Quran)
adalah qonuunun (merupakan undang2)
wajibun (yang wajib)
apa??
ittiba'uhu (mengikutinya ) - ini awalnya mudhof ilaih, sekarang menjadi fa'il. Ma'mulul mudhof itu hakikatnya bisa menjadi fa'il, bisa menjadi naibul fa'il, bisa menjadi maf'ulun bihi. 

Contoh kelima
Qoro-tu (saya membaca)
sunnatan (akan sunnah)
qoth'iyatad dilalati (yang qoth'i dilalahnya)

Qoth'iiyataddilalati dalam hal ini adalah idhofah lafdziyah, kenapa? karena memenuhi persyaratan, dalam hal ini adalah isim mansub, pakai ya nisbah. Dilalah disini merupakan ma'mulul mudhof, Yang kalau seandainya ini ditakwil, di i'mal, tidak dijadikan susunan idhofah, itu akan menjadi
Qoro-tu (saya membaca)
sunnatan (akan sunnah)
qoth'iyatan ( yang qoth'i) - jadi naibul fa'il disini,
apa?
dilaalatuha ( dilalahnya) 


Jadi ini adalah contoh, yang namanya ma'mulul mudhof itu, bisa diketahui kalau dia ma'mulul mudhof, ketika sudah di'amalkan. Idhofah lafdziyah, dalam konteks diamalkan, maka mudhofnya menjadi 'amil, mudhof ilaihnya menjadi ma'mul. Ma'mul bisa jadi berupa fa'il, bisa jadi berupa naibul fa'il, bisa jadi berupa maf'ulun bihi. 
Dalam konteks ilman yang awalnya dia menjadi mudhof ilaih, dia menjadi maf'ul bihi (setelah di i'mal). Itu semacam itu..



Jadi penting untuk kemudian saya tegaskan, ini adalah contoh, saya coba untuk metenteng terlebih dahulu, memaksakan diri terlebih dahulu, agar panjenengan paham apa kemudian yang disebut sebagai ma'mulul mudhof. Ma'mulul mudhof itu hakikatnya bisa jadi 
fa'il 
naibul fa'il
maf'ul bihi
dari Mudhofnya. 

Contoh2 di atas bisa kita jadikan sebagai renungan, untuk kemudian bisa memahami, apa yang disebut sebagai ma'mulul mudhof. Nah.. dalam konteks idofah lafdziyah, ini penting kemudian untuk ditegaskan. Pemudhofan kepada isim ma'rifah itu tidak menjadikan yang namanya susunan idhofah itu adalah menjadi ISIM Ma'rifat. 


Perhatikan...

رأيت أميرا ناصرالمظلوم

naashirol madzlumi menjadi na'at disini. Ustadz, naashirol madzlumi kok jadi na'at? jadi na'at dari mana? dari Amiron. Amiron kan merupakan isim nakiroh ustadz? iya ini merupakan isim nakiroh. Nashirol madzlum kan dimudhofkan kepada isim ma'rifat? Mudhof, yang dimudhofkan kepada isim ma'rifat, al mudhof ilal ma'rifat itu menjadi ma'rifah dalam konteks Idhofah MAKNAWIYAH. Dalam konteks idhofah lafdziyah, al mudhof ilal ma'rifah itu tetep disebut sebagai nakiroh. Jadi kata2 naashirol madzlumi ini benar, ini boleh menjadi na'at dari aamiron yang merupakan isim nakiroh, kenapa? karena naashirol madzlumi ini adalah tetep menjadi isim nakiroh. Kenapa? ini kan dimudhofkan kepada isim ma'rifat ustadz? yang fungsinya adalah ta'rif? Meskipun diidhofahkan kepada isim ma'rifat, tapi disini idhofahnya idhofah lafdziyah, idhofah lafdziyah yang mudhof ilaihnya berupa isim ma'rifat, itu tetep dalam kondisi kenakirohanya. INI penting untuk kemudian ditegaskan. Jadi (contoh lain) kata2 mahdhumal haqqi, yang seakan2 secara kasat mata tidak cocok dengna tilmidzan, menjadi na'at man'ut. Tilmidzan itu adalah isim nakiroh, mahdhumal haqqi itu adalah seakan2 isim ma'rifat, itu pandangan awam itu semacam itu, Sekali lagi saya tegaskan (bahwa) mahdhumal haqqi disini tetep dalam kenakirohanya. Kenapa? karena mahdhumal haqqi disini tetep dalam kategori idhofah lafdziyah, Idhofah lafdziyah tetep dalam kondisi kenakirohanya, meskipun disini di mudhofkan kepada isim ma'rifat. Pun juga demikian, waajibul ittiba'i, ini menjadi na'at, darimana? dari qonuunun, qonuunun adalah isim nakiroh, iya.. ini isim nakiroh, wajibul ittiba'i kan dimudhofkan kepada isim ma'rifat? meskipun dimudhofkan kepada isim ma'rifat, tetep dalam kondisi kenakirohanya. Kenapa? karena ini adalah konteks idhofah lafdziyah. Yang dimaksud dengan al mudhof ilal ma'rifah, itu adalah ma'rifatun, itu adalah konteksnya idhofah ma'nawiyah. Berarti idhofah yang memenuhi persyaratan, mudhofnya bukan merupakan isim sifat, mudhof ilaihnya bukan merupakan ma'mulul mudhof. Ini penting untuk kemudian ditegaskan. Jadi saya ulangi lagi, al mudhof ilal ma'rifah, dalam konteks idhofah lafdziyah, tidak menjadikan susunan idhofah itu dianggap sebagai isim ma'rifah, karena demikian
aamiron nashiron madzlumi, itu benar. Ini kata2nya benar ini, jangan kemudian, loh ini kan isim ma'rifat ini. Ma'mulul mudhof itu maksudnya, mudhof ilaih itu tidak dalam konteks idhofah, jadi idhofah lafdziyah itu memungkinkan untuk tidak disusun dengan susunan idhofah, tetapi di i'mal (di 'amalkan) sehingga mudhofnya menjadi 'amil, mudhof ilaihnya menjadi ma'mul. Ketika menjadi ma'mul, maka mudhof ilaihnya itu memungkinkan berkedudukan sebagai fa'il, naibul fa'il, atau maf'ulun bihi. Saya fikir, menurut saya contoh ini sudah agak banyak, sehingga bisa dijadikan sebagai pegangan, untuk bisa memahami, apa yang dimaksud dengan idhofah lafdziyah itu. dan bagaimana konsekuensinya. 


Mudhof pakai AL
Dalam konteks idhofah lafdziyah, memungkinkan yang namanya mudhof itu untuk kemudian diberi AL. 
misalnya: 

الفعل المضارع الصحيح الاخر

shohihul akhiri ini adalah susunan idhofah, shohih ini jadi mudhof, dan 
dan al akhir menjadi mudhofun ilaihi. 

Ustadz? ini mudhof kok ada AL nya? 
Dalam konteks idhofah lafdziyah, yang namanya mudhof itu memungkinkan plus AL. Perhatikan, jadi kata2 as sayyiatul akhlaqi, itu adalah susunan idhofah. 

السيئة الاخلاق
As Sayyiatul adalah mudhof, 
dan Al Akhlaqi adalah mudhofun ilaihi. 

LOH mudhof kok ada AL nya ustadz? 
Yang secara MUTLAK yang namanya mudhof itu tidak bisa diberi AL adalah konteksnya idhofah ma'nawiyah. Kalau dalam konteks idhofah lafdziyah, yang namanya mudhof itu di plus AL. 

Dan itu banyak... misalnya 


As Shohihul Akhiri, 
Al Mu'talul akhiri, 
As Sayyiatul akhlaqi dan seterusnya, itu disebut sebagai idhofah lafdziyah. Darimana kita tahu kalau itu adalah idhofah lafdziyah? bukan na'at man'ut? 

السيئة الاخلاق
SEPERTI yang saya katakan tadi, perhatikan omongan saya... DUA susunan kata, kita anggap sebagai susunan idhofah, atau susunan na'at man'ut itu secara ekstrim bisa dilihat dari.. 
kalau kata yang kedua ini adalah isim sifat, maka pasti susunanya adalah na'at man'ut. TAPI kalau yang kedua ini bukan merupakan isim sifat, AL Akhlaqi itu bukan merupakan isim sifat, Al Akhlaq itu adalah bentuk jamak dari 
khuluqun
khuluqooni
akhlaaqun

DIPASTIKAN, ketika yang kedua bukan merupakan isim sifat, itu adalah bukan susunan idhofah. Apalagi.. kata yang depanya itu adalah isim sifat. Justru yang pertama... 

السيئة الاخلاق
itu adalah idhofatus sifat ilal maushuf. Asalnya itu adalah... 

الاخلاق السيئة 
akhlaq2 yang tercela. 

Jadi point penting yang ingin saya tegaskan adalah jadi saya buat contoh yang banyak itu lebih disebabkan saya kepingin bahwa... 
yang namanya idhofah lafdziyah itu cirinya seperti itu, yang namanya mudhof itu ekstrim terbuat dari isim sifat. Mudhof ilaihnya, itu harus merupakan ma'mulul mudhof. Apa ma'mulul mudhof? dalam contoh2 tadi memungkinkan panjenengan semuanya yang ada di rumah memungkinkan untuk memahami. Ma'mulul mudhof itu (hakikatnya) dia kadang menjadi 
  • Fa'il
  • Naibul Fa'il
  • Maf'ulun bihi 
dari mudhofnya. 

Mudhof dalam konteks idhofah lafdziyah memungkinkan ada AL nya. Yang mutlak, idhofah itu tidak boleh ada AL nya adalah idhofah ma'nawiyah. Nah.. itu tambahan. Diperhatikan, syarat idhofah lafdziyah itu dua2nya harus terpenuhi. Ketika hanya terpenuhi satu, maka tidak bisa disebut sebagai idhofah lafdziyah. MISALNYA

كاتب القاضى

Penulisnya pak hakim, sekretarisnya pak hakim. Namun demikian, qodhi ini BUKAN merupakan ma'mulul mudhof. Karena demikian, kaatibul qodhi, ini bukan merupakan idhofah lafdziyah, tetapi ini adalah idhofah ma'nawiyah. Jadi penting untuk kemudian ditegaskan, dua persyaratan idhofah lafdziyah, yang pertama mudhofnya harus berupa isim sifat, yang kedua mudhofun ilaihnya merupakan ma'mulul mudhof. Itu harus terpenuhi semuanya, ketika tidak dipenuhi, maka tidak bisa disebut sebagai idhofah lafdziyah. Saya fikir, penjelasan tentang idhofah yang penting2 itu sudah kita jelaskan. Semoga panjengan yang ada di rumah mampu memahaminya. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, 
wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuhu. 










Comments