Mental itu pada dasarnya adalah bagaimana manusia itu memetakan lingkungannya, otaknya itu melihat pola lingkunganya dan merespon pola itu.
Ekspresi merespon pola lingkungan, itu yang namanya mental.
Tujuanya apa?
Kita bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien.
Mental saya itu jauh dari sehat, dulu. Sekarang lumayan sehat. Karena semua orang marah, berarti mental saya gak sehat. Jadi meskipun saya tidak skisoprenia, tidak cemas, tetapi mental saya gak sehat.
Kenapa??
Itu tadi, saya gagal mengekspresikan sehingga kita itu bisa bekerja sama dengan bagus.
Kesehatan mental itu akhirnya berbeda dari masa ke masa. Pada suatu zaman, kalau ada orang yang gak percaya Zeus, ini gila orang ini.
Sekarang, kalau ada orang yang percaya Zeus, ini orang gila, terbalik.
Pada suatu zaman yang gak percaya Zeus itu penguasa olympus, dianggap orang gila, itu.
Sekarang, kalau ada orang yang percaya itu, ya kamu orang gila. Itu adalah kesehatan mental, (yang berbeda dari masa ke masa).
Mentality is essentially how humans map their environment—How the brain recognizes patterns and responds to them.
The way we respond to these patterns is what we call mentality.
What’s the purpose?
So we can communicate effectively and efficiently.
I used to have poor mental health. Now, it's fairly stable. If everyone around me is angry, that means my mentality isn’t healthy. So even if I don’t have schizophrenia or anxiety, my mental state is still not healthy.
Why?
Because I failed to express myself in a way that allows us to work well together.
Mental health changes over time. In the past, if someone didn’t believe in Zeus, people thought they were insane.
Now, if someone does believe in Zeus, they’re considered crazy.
There was a time when not believing in Zeus as the ruler of Olympus made you seem insane.
Today, believing in that would make people think you’re crazy.
That’s mental health—it shifts with time.
Comments
Post a Comment