Skip to main content

Thingking like a lawyer - Adam Lange

 

I once had a law professor that offered to make the joke. That the entire reason why you go to law school is just so you can learn a handful of fancy Latin phrases to impress people at dinner parties.

Whether you're making small talk with a stranger at a bar, whether you're at a dinner party, it's pretty common to ask people "What do you do?" and talk about your profession. And when people find out that I'm a lawyer, it's pretty common that people want to ask me about their legal problems

something they've had before, something they think is around the corner, or better yet, their cousin's aunt's sister halfway across the country is in this mess. 

What can they do? 

And odds are, you know, for lawyers that face this type of situation, it might be that they ask you a very specific question about the type of work you do, 

and maybe you can help them a little, 

maybe you can point them in the right direction.

But if you think about it, odds are, whatever a lawyer gets asked in this type of situation, the most likely correct answer is 
"I don't know." People hate to say "I don't know." 
Grinnellians hate to say "I don't know." 
But if you think about it, that's probably true.
Laws are changing all the time. If you become a lawyer, you probably become specialized. You don't really go to law school to learn everything in every situation and not just to impress that person at the bar. So what you do instead is you learn in law school how to think like a lawyer. That way you can kind of be a professional chameleon. Whatever situation you end up in, wherever you practice, whatever you decide to do, however things evolve, you can do what you need to do to get up-to-date, to be adept, to be a professional.



---

Dulu saya pernah punya seorang dosen hukum yang suka bercanda, katanya: alasan utama orang masuk sekolah hukum hanyalah supaya mereka bisa belajar beberapa frasa Latin yang keren untuk memukau orang di acara makan malam.

Entah sedang mengobrol ringan dengan orang asing di bar, atau sedang menghadiri jamuan makan malam, hal yang cukup umum adalah saling bertanya, 

“Apa pekerjaanmu?” 

dan mulai membicarakan profesi masing-masing. Dan ketika orang tahu bahwa saya adalah seorang pengacara, biasanya mereka langsung ingin bertanya soal masalah hukum mereka — sesuatu yang pernah mereka alami, sesuatu yang mereka khawatirkan akan terjadi, atau lebih lucu lagi, masalah dari sepupunya tante dari kakaknya yang tinggal jauh di seberang negeri. 

“Kira-kira bisa dibantu bagaimana?”

Dan sering kali, bagi para pengacara yang menghadapi situasi seperti ini, mereka akan mendapat pertanyaan yang sangat spesifik, sesuai dengan bidang pekerjaan mereka. Mungkin kita bisa bantu sedikit, mungkin bisa mengarahkan mereka ke arah yang benar.

Tapi kalau dipikir-pikir, dalam situasi seperti ini, jawaban yang paling mungkin benar untuk seorang pengacara adalah: “Saya tidak tahu.”

Orang tidak suka mengatakan “Saya tidak tahu.”
Orang Grinnell (mahasiswa dari kampus saya dulu) sangat tidak suka mengatakan “Saya tidak tahu.”
Tapi kalau dipikirkan dengan jujur, ya memang begitu kenyataannya.
Sebaliknya, yang kamu pelajari di sekolah hukum adalah cara berpikir seperti seorang pengacara.

Hukum selalu berubah setiap saat. Jika kamu menjadi seorang pengacara, besar kemungkinan kamu akan menjadi seorang spesialis. Kamu tidak masuk sekolah hukum untuk mempelajari segala hal dalam semua situasi — dan tentu bukan hanya untuk membuat orang di bar terkesan.

Dengan cara itu, kamu bisa menjadi semacam “bunglon profesional.” Apa pun situasi yang kamu hadapi, di mana pun kamu bekerja, apa pun yang kamu pilih untuk lakukan, dan bagaimana pun keadaan berubah, kamu bisa melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mengikuti perkembangan, menjadi cakap, dan tetap profesional.

Comments