And he said "You girls go up around that huge sand escarpment and don't come back, and don't look back until this hand is here and that hand is there" So off we shuffled up the beach. We followed the instructions and we came back when we were told to. And my mother was entirely different. She's generally a bit of a battle. And she was right next to my father, they were both sitting on this tiny little towel and she was so charming. And I looked down to her and I said "Something's going on here".
Lalu dia berkata, “Kalian anak-anak perempuan jalanlah ke sana, ke balik bukit pasir besar itu, dan jangan kembali, juga jangan menoleh ke belakang sampai jarum jam ini berada di sini dan yang satu lagi di sana.” Jadi kami pun berjalan menjauh menyusuri pantai, mengikuti instruksi seperti yang dikatakan. Kami baru kembali ketika waktu yang dimaksud sudah tiba.
Dan saat kami kembali, ibuku tampak sangat berbeda. Biasanya dia agak keras dan tegas. Tapi saat itu dia duduk sangat dekat dengan ayahku, keduanya duduk di atas handuk kecil, dan dia tampak sangat manis dan ramah. Aku memandang ke arahnya dan berkata dalam hati, “Ada sesuatu yang terjadi di sini.”
Aku memang belum tahu apa itu, tapi aku tahu itu sesuatu yang baik untukku. Dan dari situlah semua dimulai.
Suatu Sabtu sore, aku dan saudara kembarku diberi tahu untuk tidak pernah berjalan di sisi rumah yang itu, karena dindingnya dari kaca dan bisa terlihat dari luar. Aku juga ingat, waktu aku masih sangat kecil, aku keluar dari sebuah restoran dan melihat ayah dan ibu berdiri menunggu mobil. Saat itu aku melihat ayah mengelus bagian belakang tubuh ibu. Hal-hal seperti itu seolah selalu ada di sekitarku.
Dan aku juga diberi tahu bahwa hal seperti itu merupakan bagian penting dalam hubungan suami istri.
Comments
Post a Comment